Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Koalisi Jokowi di Sulut Sambut Ma'ruf: Lomban-Gretty Incar Kemenangan

Eskalasi politik nasional begitu dinamis. Presiden Joko Widodo telah mengungkap nama calon wakil presiden. Jokowi menunjuk Ketua Majelis Ulama

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
ISt
Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Eskalasi politik nasional begitu dinamis. Presiden Joko Widodo telah mengungkap nama calon wakil presiden. Jokowi menunjuk Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Maruf Amin sebagai cawapres.

"Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujar Jokowi dalam konferensi pers usai bertemu ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik pendukungnya di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018).

Menurut Jokowi, keputusan ini telah ditandatangani oleh sembilan ketua umum dari partai politik pendukungnya. Sedangkan, pendaftaran baru akan dilakukan besok, Jumat (10/8/2018) ke Gedung KPU. Adapun tokoh partai politik yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Selain itu, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono.

Sedangkan sembilan sekjen yang hadir, yakni Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Platte, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding. Selain itu, Sekjen Partai Hanura Herry Lontung, Sekjen PPP Asrul Sani, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.

Deklarasi cawapres Jokowi itu disambut kader partai pendukung di Sulawesi Utara. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sulut, Max J Lomban,
menyambut baik pilihan cawapres Ma'ruf Amin.

"Saya siap mendukung dan memenangkan yang signifikan di Sulut untuk pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2019," kata Lomban kepada tribunmanado.co.id.

Ia berterima kasih kepada Jokowi dan partai pendukung karena capres yang diusung mendapat pasangan yang ideal. Nasdem Sulut siap memenangkan pilpres.

Wali Kota Bitung ini punya pandangan tersendiri terhadap pasangan petahana ini.

"Capres Jokowi dan Cawapres Ma’ruf Amin yang diusung Nasdem bersama parpol koalisi lainnya, adalah perpaduan nasionalis dan religis," kata dia.

Ketua DPW PKB Sulut, Gretty Tielman, mengaku senang Jokowi memilih Ma'ruf Amin. Alasannya, Ma'aruf adalah tokoh Nahdatul Ulama dan kader PKB. "Pak Ma'ruf tokoh NU dan dulu waktu PKB baru berdiri, Pak Ma'ruf menjadi anggota DPR, jadi kader PKB, tidak masalah buat kami," kata dia.

Ia juga tak menyesali meski Ketum PKB Muhaimin Iskandar tidak dipilih sebagai cawapres. Apalagi dalam pertemuan penentuan cawapres, Ketum PKB ikut hadir.
"Intinya kami siap amankan apapun keputusan DPP, kami yakin pasangan Jokowi-Ma'ruf akan memenangi pilpres," ujar Gretty.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf pasti menang. Demikian disampaikan Steven Kandouw, Wakil Ketua PDIP Sulut, Kamis (9/8/2018). "Pasangan ini paripurna nasional-religius, sangat ideal sulit ditandingi," kata dia.

Ia mengapresiasi langkah kolisi pendukung Jokowi yang sepakat mengusung Ma'ruf Amin sebagai cawapres. "PDIP Sulut siap mengamankan keputusan yang sudah disepakati bersama DPP PDIP," kata Wagub.

Ulama Sempat Khawatir Prabowo

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama tetap menginginkan cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dari kalangan ulama. Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak mengungkapkan, Uztaz Abdul Somad sudah tak bersedia menjadi cawapres karena lebih fokus menjadi pendakwah. Sementara, nama Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri juga tak muncul dalam pembahasan cawapres Prabowo belakangan ini.

"GNPF telah menyampaikan ke Pak Prabowo tadi, agar Pak Prabowo didampingi ulama," ujar Ketua GNPF Yusuf Martak, di kediaman Prabowo, kawasan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8/2018) malam.

GNPF menyodorkan nama Uztaz Arifin Ilham dan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym sebagai cawapres alternatif. "Calon alternatif Uztaz Arifin Ilham dan AA Gym," kata dia. Ia menilai, kombinasi figur nasionalis-religius potensial dalam memenuhi harapan masyarakat luas. Yusuf menyinggung upaya Presiden Jokowi yang telah memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.

"Ini yang kami harapkan pertimbangkan dengan baik jangan sampai mengalami kegagalan (lagi). Itu yang kami sampaikan," kata dia. Yusuf menegaskan, ulama bisa mengayomi, mengawal masyarakat dengan baik. Selain itu, ulama juga bisa mengawasi kinerja negara agar tidak sewenang-wenang.

Max J Lomban, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sulawesi Utara.
Max J Lomban, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sulawesi Utara. (ISTIMEWA)

Sandiaga Dampingi Prabowo

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto akhirnya menunjuk Wakil Gubernur DKI Jakarta, sandiaga Uno sebagai cawapres untuk mendampingi dirinya pada Pilpres 2019. Prabowo didampingi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Syuroh PKS Salim Segaf Aljufri, mengumumkan cawapresnya pada Jumat (10/8/2018) 00.30 Wita di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ada tiga parpol yang mendukung pasangan Prabowo-Sandi, yakni Partai Gerindra, PAN dan PKS. Partai Demokrat keluar dari koalisi. Mereka tidak setuju Sandiaga menjadi cawapres.
 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpelukan dengan Wakil Gubernur Sandiaga Uno di ruang kerja gubernur, Balai Kota DKI Jakarta ,Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018). Ajudan Sandiaga, Danang Pradana Putra, yang mengunggah video itu di WhatsApp memberi caption "sayonara". Siapa yang berpisah dengan siapa? Ketika ditanya itu, Anies tersenyum lebar. "Dari mana videonya? Di mana?" kata dia, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis. Anies kemudian mengatakan bahwa dia biasa berpelukan dengan Sandiaga.

"Pokoknya kalau kami ketemu biasa pelukan, normal," ujar Anies. Terkait Pemilihan Presiden 2019, nama Sandiaga digadang-gadang menjadi Cawapres Prabowo Subianto. Namun hingga saat ini, deklarasi itu belum juga terjadi.

Baru Joko Widodo yang sudah mengumumkan cawapresnya, Ma'ruf Amin. Nama Ma'ruf muncul pada detik-detik terakhir. Sebelumnya nama Mahfud MD justru terdengar lebih kencang. Anies kemudian ditanya kemungkinan hal itu terjadi juga pada kubu Prabowo.

Wagub Misalnya, tiba-tiba dia ditunjuk sebagai cawapres. Anies hanya tersenyum mendengar rentetan pertanyaan wartawan. "Nanti saja, ke Museum Tekstil sekarang," kata Anies seraya masuk ke dalam mobilnya. Anies dijadwalkan membuka pameran Wastra Asia dengan judul "Shared Roots, Divers Growth Celebrating Asia's Textile Traditions" di Museum Tekstil, Jalan KS Tubun, Jakarta Pusat.

Ferry Liando
Ferry Liando (TRIBUN MANADO/RYO NOOR)

Petahana Tiru Gaya SBY

Ferry Liando, Pengamat Politik dari Unsrat, mengatakan, ada empat kepentingan petahana Jokowi mengangkat Ketua MUI Ma'ruf Amin sebagai calon wakilnya di Pilpres 2019.

Pertama, Jokowi menjaga soliditas parpol koalisi. Sebab jika Jokowi memilih cawapres dari salah satu parpol koalisi kemungkinan besar bangunan koalisi akan guncang.

Ada faktor kecemburuan dari parpol lain yang kadernya tidak terpilih. Dan kecemburuan itu berpotensi keluarnya beberapa parpol dari koalisi.

Kedua, Jokowi mempertimbangkan popularitas dan elektabilitas figur untuk mendongkrak popularitasnya. Amin berasal dari ulama dan Jokowi butuh dukungan ulama.

Ketiga Jokowi memilih Amin agar jika mereka terpilih maka pemerintahnya aman tanpa gangguan dari wakil presiden. Kemungkinan pertimbangan itu sehingga Mahfud MD tidak dipilih. Sebab Mahfud punya kemampuan sempurna di tiga bidang pemerintahan yaitu di legislatif, elesekutif dan yudikatif.

Keunggulan pengalaman Mahfud itu bisa saja mengalahkan pengalaman Jokowi sehingga akan terjadi proses persaingan dalam merumuskan program pemerintahan atau dalam pengambilan keputusan lainnya.

Dibanding Pak Ma’ruf yang pengalaman pemerintahan masih sangat terbatas sehingga tidak mungkin menyaingi Jokowi.

Keempat, Amin bukan seorang politisi apalagi ketua parpol sehingga tidak dikhawatirkan akan menggangu kebijakan Jokowi yang membutuhkan dukungan di parlemen.

Pak Amin tidak punya power politik di DPR sehingga tidak dikhawatirkan mengganggu Jokowi dalam menjalankan pemerintahan. Jokowi meniru gaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memilih Budiono sebagai cawapres agar mudah dikendalikan. (Tribun/kpc/ryo/crz/fin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved