Buya Syafii Maarif dan Sumanto Al Qurtuby: Stop Politisasi Agama!
Senada dengan Buya, Sumanto menganggap, praktik politisasi agama hanya merendahkan martabat agama bahkan menghina Tuhan.

Katanya, “Jika Anda mengeluh tidak punya waktu, ingatlah pesan Dokter Bahder Djohan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Natsir dan Wilopo ini selalu mendorong para cerdik cendikia untuk meluaskan wawasan dengan membaca. Curi waktu tidurmu untuk membaca! Katanya selalu.”

Tidak hanya tekun membaca, Sumanto menambahkan, sebagai seorang intelektual, ia juga harus berani bersikap kritis.
Anggota Dewan Pendiri Nusantara Institute ini dengan tegas mengatakan, bahwa pendidikan tanpa kritisisme tidak ada artinya.
Pengetahuan tidak mungkin berkembangkan tanpa kritisisme.
Demikian pun di ranah politik. Semua harus diperjuangan.
Katanya, “Orang mengira saya pro Ahok, itu salah. Saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu Ahok. Ketika saya bersuara tentang Ahok, saya tidak dalam posisi membela Ahok. Karena bagi saya, sepanjang dia adalah WNI dari suku dan agama apa pun, jika dicurangi akan saya bela. Kita jangan menerapkan standar ganda. Giliran Cina, diserang sebagai non-pri; tapi begitu Arab, tidak dianggap non-pri. Proses politik yang demikian inilah yang saya lawan. Sekali lagi saya tidak membela orangnya. Yang saya bela adalah kualitas individunya. Karena itu, untuk NKRI yang berperadaban, kita harus sama-sama berjuang. Kita jangan takut berjuang, apa pun risikonya!”
Penulis: Basuki (Penulis bisa dihubungi di: basuki_cakbas@yahoo.com)
Buya Syafii Minta Masyarakat Menunggu Keputusan Resmi Pemilu dari KPU |
![]() |
---|
Fadli Zon Kritik Pernyataan Buya Ma'arif Soal Puisi Neno Warisman |
![]() |
---|
Soal Puisi Neno Warisman, Ahmad Syafii Maarif: Masa Tuhan Diajak Pemilu? |
![]() |
---|
Sambut Pemilu 2019, Hindari Ujaran Kebencian dan Politisasi Agama |
![]() |
---|
Ciptakan Demokrasi Sehat, Adriana Dondokambey Ajak Masyarakat Lawan Politisasi Agama |
![]() |
---|