Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PT MNS Terima Kopra Langsung dari Petani

Permintaan terhadap kopra di Sulawesi Utara masih termasuk tinggi, termasuk perusahaan pengolah kopra sebagai bahan baku di Kota Bitung.

Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS
PT Multi Nabati Sulawesi 

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID - Permintaan terhadap kopra di Sulawesi Utara masih termasuk tinggi, termasuk perusahaan pengolah kopra sebagai bahan baku di Kota Bitung.

Perusahaan pengolah kopra terbesar di Kota Bitung PT Multi Nabati Sulawesi masih membuat banyak sekali kopra.

"Kalau rata-rata perbulan yang diolah kami tidak bisa sebutkan, namun kami menerima setiap kopra yang masuk kepada kami," jelas Lolita Rombang Humas PT MNS, Jumat (27/7/2018).

Tak ada standar khusus untuk kopra yang bisa diterima, namun kualitasnya harus bagus, atau tidak kelebihan air, tidak rusak, juga tidak berjamur.

"Silahkan bawa saja ke perusahaan langsung, tidak perlu dari pengumpul, nanti kita negosiasi harganya," jelas dia.

Ia menjelaskan, penetapan harga bisa ditentukan dengan kualitas kopra, juga berdasarkan naik atau turunnya nilai tukar rupiah."Hari ini harga belinya Rp 6 ribu, besok bisa berbeda," jelas dia.

"Kalau ada petani yang mau kumpul kopra, silahkan bawa langsung, kami terima, standarnya 15 Koli atau satu kolinya itu sekitar 70 kilogram, dan saya pikir petani bisa hasilkan lebih dari itu," jelasnya.

Ia menjelaskan, sejauh ini bahan baku didatangkan dari daerah Maluku, Sangihe, dan Sulut.

"Kami hanya ambil kopra fufu saja, kalau kopra putih tidak karena harganya mahal," jelasnya.

Dijelaskan juga bahwa selama mesinnl bergerak terus otomatis permintaan terhadap kopra terus ada."Pernah kekurangan saat produksi kopra kurang, namun masih produksi terus," jelasnya.

Menurutnya olahan kopra berupa minyak tersebut tak hanya digunakan di dalam negeri saja namun diekspor juga ke luar negeri.

"Kami ekspor berdasarkan permintaan pasar, kebanyakan kalau NCO diminta dari Eropa, sementara untuk wilayah Asia ada India dan Cina," jelasnya.

Ia menjelaskan, NCO tidak hanya bisa diolah menjadi bahan untuk menggoreng saja, namun bisa menjadi bahan kosmetik, dan bahan makanan lainnya.

"Kalau permintaan NCO tidak terpengaruh dengan permintaan CPO,asing-masing kan memiliki peminat sendiri," jelasnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved