Pengamat Selebriti Meminta Iis Dahlia Agar Meminta Maaf Terkait Video Audisi KDI
Pengamat selebriti, Lutfi JW meminta Iis Dahlia untuk segera meminta maaf terkait video audisi KDi yang virak di media sosial
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa hari terakhir, masyarakat khususnya warganet sedang ramai membicarakan sosok Iis Dahlia.
Semua ini berawal dari komentar Iis Dahlia terhadap penampilan salah seorang peserta Audisi KDI bernama Waode Sofia (16).
Banyak warganet yang menilai bahwa komentar Iis Dahlia itu bisa menyinggung perasaan dan tidak tepat.
Alhasil, video yang menampilkan komentar Iis itu viral di media sosial.
Berbagai kecaman dan komentar negatif pun membanjiri kolom komentar akun Instagram Iis Dahlia.
Menanggapi hal ini, seorang pengamat perilaku selebriti bernama Lutfi JW ikutan angkat bicara.
Dilansir dari Tribunstyle dari Tribunnews, "Mimik Iis Dahlia dan Tri Utami memang sangat kurang mengenakkan saat menyampaikan kritikan dan saran pada peserta audisi itu. Sangat melukai perasaan. Bisa dibilang perbuatan tidak menyenangkan. Ini persoalan intinya, "ujar Lufti JW.
Selain itu, Lutfi juga menerangkan bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan sebagai seorang juri.
"Juri harus tegas dalam memegang kriteria peserta yang diloloskan. Memberikan penilaian dan masukan atau advise pada peserta secara elegan dan etis. Sebagai publik figur yang dipercaya menyaring bakat publik figur baru, sang juri harus memberi tauladan. " terang Lutfi yang juga menjadi co writernya Jedar.
"Tauladan dengan attitude dan cara komunikasi yang bagus dan berbobot karena Iis Dahlia dan para juri lain disorot jutaan mata dan diidolakan." imbuh Lutfi
Sebagai seorang pengamat, Lutfi juga mengatakan bahwa pengaruh seorang publik itu sangat kuat.
Karena itu, seharusnya mereka mampu menjadi agen penebar perdamaian, kebahagiaan, dan budi pekerti.
Lutfi juga ikut menanggapi komentar warganet yang menyebut kejadian itu hanya gimmick semata.
"Walaupun gimmick, bisa disiasati dengan lebih baik agar kesan menyedihkan tidak muncul. Salah satu cara menarik kalangan well educated agar mau menonton televisi adalah dengan program berkualitas dan bintang - bintang yang beretika. Agar gimmick tidak selalu bermakna kotor. Semakin elegan gimmick-nya, maka akan semakin laris acara. Karena akan Banyak yang salut dan appresiasi tinggi", papar Lutfi.
"Jika gimmick-nya ecek ecek dan ga etis, maka kalangan well educated akan makin memusuhi televisi dan ini akan merugikan untuk jangka panjang. Karena kita sudah sampai pada gelombang peradaban yang humanistis," imbuhnya.