Partai Berkaya Milik Cendana, 6 Anak Soeharto Kumpul Targetkan 80 Kursih di DPR RI Pileg 2019
Ini lantaran seluruh anak-anak Presiden RI ke2 Soeharto itu ada di partai no 7 peserta Pemilu 2019 mendatang itu.
TRIBUNMANADO.CO.ID-Partai Berkarya disebut-sebut sebagai Partai Keluarga Cendana.
Ini lantaran seluruh anak-anak Presiden RI ke2 Soeharto itu ada di partai no 7 peserta Pemilu 2019 mendatang itu.
Antara lain Sigit Harjojudanto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Harijadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).
Sebelumnya, partai bernuansa keluarga Soeharto yang pernah berpartisipasi pada pemilu adalah Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), yaitu pada 2004 dan 2009.
PKBP meraih dua kursi pada 2004, namun gagal menempatkan perwakilan di DPR pada 2009.
Tahun 2004, PKBP secara terang-terangan berniat mengusung putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, menjadi presiden.
Namun rencana itu gagal karena PKBP tak mencapai batas ambang pencalonan presiden.
Dua partai lain yang pernah didirikan anggota keluarga Cendana adalah Partai Karya Republik dan Partai Nasional Republik.
Dua partai itu tidak pernah mengikuti pemilu.
Target 80 Kursi
Partai Berkarya menargetkan meraih 80 kursi calon anggota legislatif di DPR RI pada Pemilu 2019.
Sejumlah publik figur akan diajak bergabung untuk mencapai target tersebut.
Ini merupakan target yang dicanangkan di perayaan Hari Ulang Tahun ke-2 Partai Berkarya pada 15 Juli 2018 yang digelar di Kantor DPP Partai Berkarya, Jakarta Selatan, Minggu (15/7/2018).
"Tidak ragu-ragu, kami ingin katakan mohon izin Partai Berkaryamenargetkan 80 kursi DPR RI," ujar Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, di Kantor DPP Partai Berkarya, Jakarta Selatan, Minggu (15/7/2018).
Untuk mencapai target itu, Partai Berkarya melakukan sejumlah cara. Salah satunya mengajak publik figur. Di antaranya, yaitu Dony Kusuma, Annisa Tri Hapsari, Paramitha Rusadi, Sultan Djorghi, Raslina Rasidin, dan Andi Arsyl.
"Sudah tentu bergabungnya tokoh, kami beruntung dan percaya diri bisa merebut 80," kata dia.
Sejauh ini, dia mengaku, pihaknya sudah memasukkan data calon legislatif melalui Sistem Informasi Pencalonan (Silon) yang dipergunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk memasukkan data caleg di berbagai tingkatan.
Priyo menjelaskan, proses pemasukan data ke Silon itu sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, sekitar 400 nama sudah dimasukkan ke sistem itu. Rencananya, pada pekan depan data caleg akan diserahkan langsung ke kantor KPU RI.
"Jadi Partai Berkarya akan mengajukan 575 dari semua dapil se-Indonesia. Dari 80 dapil yang ada dan tidak yang kosong satu pun," tambahnya.
Tak lolos
Partai Berkarya diprediksi takkan lolos dari ambang batas parlemen, senasib dengan tiga partai yang didirikan trah Cendana pada beberapa pemilu sebelumnya.
Ketua Umum Partai Berkarya, Neneng Tutty, menyebut Tommy Soeharto sebagai tokoh sentral organisasinya.
Ia mengatakan menjelang pemilu Tommy akan intensif mengkampanyekan program yang pernah dijalankan Soeharto.
"Dia adalah ketua dewan pembina partai kami. Jadi dia pasti akan mengikuti ayahnya. Trilogi pembangunan, ekonomi kerakyatan, swasembada pangan, akan kami teruskan," ujar Neneng kepada BBC Indonesia, Senin (19/02).
Trilogi pembangunan Orde Baru yang disebut Neneng terdiri dari stabilitas nasional dinamis, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan pemerataan pembangunan.
Merujuk data Komisi Pemilihan Umum, Partai Berkarya memiliki 409.022 anggota dengan tingkat keterwakilan perempuan mencapai 36,36%.
Jumlah anggota Partai Berkarya lebih tinggi dibandingkan sejumlah partai lama, antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang hanya beranggotakan 339.224 orang.
Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Kebangkitan Bangsa juga berada di bawah Partai Berkarya, masing-masing dengan 300.158 dan 375.254 anggota.
Meski demikian, pengajar ilmu politik di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Mada Sukmajati, menyebut Partai Berkarya hingga saat ini belum pernah memaparkan program politik secara gamblang ke publik.
Mada menilai partai itu hanya akan menggantungkan nasib mereka pada Tommy Soeharto sebagai simbol Orde Baru dan tidak menawarkan program nyata.
"Masih sumir, pernyataan Partai Berkarya akan menjual program Orde Baru. Masyarakat juga belum melihatnya. Mereka hanya menjual Orde Baru lewat Tommy dan simbol beringin dan warna kuning," kata Mada kepada BBC Indonesia.
Dalam situs resminya, Partai Berkarya menyatakan misi mereka adalah meningkatkan partisipasi politik dan memperjuangkan kepentingan masyarakat serta memperjuangkan ideologi partai.
Terkait ideologi partai, Mada menyebut diferensiasi partai di Indonesia hanya berbasis Pancasila dan agama.
Partai yang berideologi Pancasila, kata dia, termasuk Partai Berkarya, tidak memiliki perbedaan satu sama lain.
"Partai baru ini tidak menawarkan ideologi, visi, misi dan program baru. Yang mereka tawarkan adalah improvisasi program, hanya mood atau keinginan publik saat ini," tutur Mada.