Nilai Tukar Petani Pengaruhi Tingkat Kemiskinan di Sulut
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan periode September 2017 hingga Maret 2018.
"Selama periode September 2017-Maret 2018, inflasi umum relatif rendah yaitu sebesar 1,54 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2018 naik sebesar 1,96 Persen dibanding September 2017, yaitu dari 92,99 menjadi 94,81. Kondisi ini mengindikasikan pendapatan petani berangsur naik tapi pengeluaran konsumsinya masih lebih besar dibanding pendapatannya," ungkap Ateng Hartono, Kepala BPS Sulut, pada Kamis (19/7/2018).
Dikatakannya, pada periode September 2017 Maret 2018, laju pertumbuhan beberapa harga komoditas pangan cukup tinggi.
"Rata-rata harga beras per kg mengalami kenaikan 1,15 persen dari Rp 11.459 pada September 2017 menjadi Rp 11.591 Maret 2018. Untuk tongkol, tuna, cakalang per ekor naik 5,19 persen dari Rp 25.708 pada September 2017 menjadi Rp 27.042 Maret 2018," jelasnya.
Dia menmabahkan telur ayam ras per butir naik 8,75 persen dari Rp 1.474 September 2017 menjadi Rp 1.603 Maret 2018. Begitu pula harga cabe rawit per kg meningkat sebesar 9,41 persen dari Rp 49.894 September 2017 menjadi Rp 54.589 Maret 2018.
Katanya, kenaikan harga beberapa komoditas pokok tersebut memacu kenaikan garis kemiskinan.
"Berdasarkan data Susenas Maret 2018, selama Januari-Februari 2018 beras sejahtera (rastra) sudah disalurkan setiap bulan kepada sekitar 22 persen rumah tangga," jelasnya.