Keluarga Sehan Ramai-ramai ‘Nyaleg’: Vreeke Sindir Tetty, Anak Eman dan Lomban Maju Pileg
Politics of desire mengemuka di Pemilu 2019. Keluarga, anak, istri kepada daerah ramai-ramai menjadi calon legislatif.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Politics of desire mengemuka di Pemilu 2019. Keluarga, anak, istri kepada daerah ramai-ramai menjadi calon legislatif. Bahkan satu keluarga Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sehan Landjar ikut meramaikan bursa caleg dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPD), DPR RI, DPRD Sulawesi Utara dan DPRD Boltim.
Muhammad Salim Landjar yang maju calon senator, kakak dari Sehan. Rahma Landjar, putri Sehan incar kursi DPR RI. Istrinya, Nursiwin Dunggio, bidik DPRD Sulut. Kemudian Fuad Landjar menjajal caleg DPRD Boltim dari Daerah Pemilihan (Dapil) Boltim I.
Keluarga Landjar-Dunggio maju dari PAN. Eyang, sapaan akrab Bupati Boltim, mengaku kaget dengan keputusan Rahma yang maju ke DPR RI. Ia tidak pernah meminta atau
menyuruh.
"Saya bilang silahkan. Itu keputusannya," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Sulut ini, beberapa waktu lalu.
Meski tak selengkap Bupati Boltim, keluarga Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Paruntu juga tertarik dunia politik. Ibu Bupati, Jenny Tumbuan yang sekarang ini menjabat Ketua DPRD Minsel, masih maju caleg.
Cukup mengejutkan, putranya, Adrian Paruntu menjadi caleg DPR RI dari Partai Golkar. Begitu juga dengan Wali Kota Bitung Max Lomban dan Wali Kota Tomohon Jimmy Eman (lihat grafis).
Selain sekeluarga ‘nyaleg’, internal Partai Golkar Sulut jadi perhatian menyusul perpecahan pasca penetapan caleg. Mantan Ketua DPD I Golkar Sulut, Stevanus Vreeke Runtu (SVR), buka suara setelah gagal masuk daftar calon legislatif DPR RI.
Dihubungi tribunmanado.co.id, Rabu (18/7/2018), SVR malah tertawa. "Nda (tak) apa-apa (gagal nyaleg), kiapa so (kenapa)," ujar SVR lalu tertawa.
Kebijakan menjungkalkan ia dari daftar caleg, kata SVR, merupakan keputusan partai.
"Itu berarti pilihan Golkar paling tepat. Golkar yakin akan mendulang suara besar. Tentu Golkar sudah punya analisa sendiri, DPP Golkar mungkin sudah menghitung bisa mendulang suara," ujar mantan Bupati Minahasa ini.
Sebagai politisi, ia tetap tenang, dan memahami dunia yang digelutinya itu. "Kalau sikap saya keputusan harus hormati apapun keputusan DPP. Walau tidak semua keputusan itu baik. Mungkin juga baik, tapi tidak mampu dulang suara," katanya.
Di depak Golkar, SVR mengaku sudah banyak tawaran untuk pindah partai, tapi sampai hari ini ia belum memutuskan. "Belum memutuskan, tapi bisa saja politik itu dinamis. Ada saat nantinya mengambil keputusan dengan perhitungan apa akan mendapat dukungan dari masyarakat luas," ujar dia.
"Jika masyarakat meminta untuk jadi calon tentu saya akan mempertimbangkan di mana akan berkiprah," ujarnya. Tapi sebagai kader Golkar, ia masih mengharapkan partai membuka jalan untuknya."Masih ada waktu," ujarnya.
Nasib SVR juga tak jauh beda dengan anaknya Careigh Naichel Runtu (CNR) yang tak masuk daftar caleg DPRD Sulut dari Golkar. SVR mengatakan, harusnya penetapan caleg harus mempertimbangkan perolehan suara.
"Tidak boleh tetapkan calon karena dendam. Pemimpin seperti ini tidak pantas jadi pemimpin partai. Kita tetap harus ada langkah," kata dia. SVR masih enggan membocorkan apa langkah berikutnya setelah terhempas dari daftar caleg Golkar. "Kita tunggu saja, saya juga baru pulang dari Jakarta ini," kata SVR sembari tertawa lagi.
Anggota Tim Penjaringan Pemilu 2019, Rasky Mokodompit mengatakan, tak diakomodirnya SVR bukan keputusan DPD I Golkar Sulut. "Ini keputusan DPP Partai Golkar," ujar Wakil Ketua DPD I Golkar Sulut, Rabu kemarin.
Raski menjelaskan, mekanisme penjaringan, DPD I menjaring sembilan nama, mereka adalah Jerry Sambuaga, Hermin Katamsi, Aryanti Baramuli, Adrian Paruntu, Adrian Tapada, Stevanus Vreeke Runtu, Marhany Pua, Imelda Diana Rondonuwu dan Djelantik Mokodompit.
Dari sembilan nama ini kemudian keluar enam nama hasil keputusan DPP, yakni Jerry Sambuaga, Djelantik Mokodompit, Marhany Pua, Adrian Paruntu, Imelda Diana Rondonuwu, dan Hermin Katamsi. "Sudah ada namanya tapi belum tentu nomor urutnya," kata Anggota DPRD Sulut ini.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulut, Christiany Eugenia Paruntu sudah memasang target pada Pemilu 2019.
Bupati Minahasa Selatan ini menyampaikan partai berlambang pohon beringin ini optimistis akan meraih kursi lebih banyak dibanding Pemilu 2014. "Itu target kami dan itu sangat realistis," ujar dia, Rabu (18/7/2018).
Menurut Paruntu pada pemilu lalu untuk DPR RI Golkar meraih satu kursi sedang DPRD Sulut sembilan kursi. "Tentunya target kami di pemilu ini DPRD Sulut dan DPR-RI dapat melebihi perolahan kursi lalu," ujar dia.
Golkar Sulut, Selasa (17/7/2018) sudah menyerahkan berkas dari para caleg yang ada di 15 kabupaten kota. Ada di enam dapil berjumlah 45 caleg dan semua terpenuhi, sedangkan unsur perempuannya melebihi target 37 persen.
Bendahara Golkar Sulut, James Arthur Kojongian, mengatakan, kader-kader yang ditempatkan sebagai caleg sangat potensial meraih simpati di masyarakat. "Mereka sudah teruji dan ada juga anggota dewan di periode sekarang ini," ucap dia.
Dirly Idol-Sandy Najoan Ikut Bertarung
Kontestasi Pemilu 2019 ketat di Sulut. Parpol berlomba mengutus figur terbaik untuk bersaing merebut kursi DPR RI, DPRD Sulut dan DPRD kabupaten/kota.
Perindo Sulut mengajukan enam nama caleg untuk diusung ke DPR.
Hendrik Kawilarang Luntungan (HKL), Ketua DPD Perindo Sulut ketika diwawancarai usai mengajukan pendaftaran caleg, Rabu (18/7/2018) dini hari mengungkapkan, Perindo mengajukan 100 persen daftar nama ke DPR (lihat grafis).
Dari daftar itu ada nama Dirly Dave Sompie, artis jebolan Indonesian Idol asa Sulut. Dirly di urutan ke-3 daftar caleg DPR RI dari Perindo Dapil Sulut. "Caleg selebriti yang mendaftar ke kami, bukan kami yang merekrut," kata dia.
Meski tergolong baru di dunia politik, HKL yakin Dirly punya kapabilitas. "Tentunya artis punya kapabilitas dan pengetahuan politik untuk visi memajukan Indonesia sejahtera," kata HKL.
Selain runner up Indonesia Idol itu, HKL juga mengincar kursi DPR RI. Ia menargetkan Perindo bisa mengamankan dua kursi. "Saya kan dulu pernah ikut caleg, sudah dua kali sehingga punya pengalaman," kata bekas Politisi Hanura ini.
PKB juga doyan usung artis ikut nyaleg. Artis berdarah Manado, Sandy Najoan ternyata masuk dalam daftar caleg DPR RI dari dapil Sulut.
Hal itu disampaikan Ketua PKB Sulut, Gretty Tielman, Rabu dini hari. "Kalau caleg DPR RI, dari pusat yang urus, memang ada nama Sandy Najoan, satu lagi yang saya tahu Syahrul Poli," kata penyanyi top Sulut ini.
PKB mengajukan 36 caleg dari maksimal 45 nama. Mereka menargetkan meraih empat kursi di Gedung Cengkih.
Partai Hanura bersikap realistis. Ketua DPD Hanura Sulut, Jackson Kumaat menyapaikan, target Hanura satu fraksi utuh atau enam kursi.
"Saya politisi yang sudah terukur, ikut beberapa kontestasi. Kami wajar target satu fraksi. Target realiatis, tidak aneh aneh," ungkapnya.
Jacko, sapaan akrab Jackson, mengatakan, dua dari enam dapil di Sulut akan jadi fokus untuk pertarungan. "Dapil Bolmong itu basisnya bang Benny Rhamdani, dan Dapil Manado ada saya sendiri," kata mantan Ketua Asprov PSSI Sulut ini.
Lanjut Jakcko, Benny Rhamdani (Brani) merupakan figur Bolmong Raya yang akan jadi pendulang suara bagi Hanura. Brani merupakan caleg Hanura ke DPR RI. Sementera ia maju dari Dapil Manado ke DPRD Provinsi Sulut.
Semua persyaratan sudah dipenuhi misalnya kata Jacko soal keterwakilan peremouan, Hanura memenuhi 40 persen.
Begitu pun caleg bebas napi korupsi, narkoba dan pelecehan seksual anak. "Di Hanura bersih, tanpa koruptor dan narkoba," sebut mantan Kader Demokrat ini. Ia mengamui kesulitan memenuhi daftar caleg, tim harus memenuhi semua kriteria, baik keterwakilan perempuan, caleg bebas napi korupsi dan narkoba.
Parpol Asal Ambil Caleg Perempuan
Syarat 30 persen keterwakilan perempuan di daftar caleg menjadi wajib bagi parpol yang maju di Pemilu 2019.
Dimaksud keterwakilan 30 persen itu bukan perempuan semata-mata pada jenis kelamin, tetapi perempuan yang dianggap mampu memperjuangkan kepentingan perempuan di parlemen.
Terkesan di daftar caleg, para perempuan ini ditempatkan hanya sekadar untuk memenuhi syarat normatif yaitu setiap daftar caleg wajib keterwakilan perempuan.
Harusnya, penempatan wakil perempuan tidak bermotif bahwa parpol berpihak pada kepentingan perempuan. Para aktivis perempuan yang selama ini dikenal publik diabaikan oleh parpol.
Persoalannya parpol tak memberi kesempatan bagi figur yang memperjuangkan kepentingan perempuan. Walaupun ada, itu syaratnya kerap dipersulit.
Harusnya para perempuan ini sudah dipersiapkan. Bukan seperti sekarang, sebagian besar parpol seperinya asal comot saja, hanya sekedar kewajiban normatif.
Mantan Suami Angel Karamoy Perkuat Demokrat
Pesta demokrasi, Pemilu 2019 sudah di depan mata. Parpol berlomba mengusung kader terbaik undung mendulang suara.
Partai Demokrat Sulut menargetkan dua kursi di DPR RI.
Demikian disampaikan Ketua DPD Demokrat Sulut, GS Vicky Lumentut ketika mengajukan pendaf-
taran di KPU Sulut, Selasa (18/7/2018).
Dari enam kursi yang tersedia, GSVL menyebut lima nama yang akan maju di DPR RI. Evert Ernest Mangindaan, purnawiran TNI berpangkat letjen yang merupakan mantan Gubernur Sulut. James Karinda saat ini duduk sebagai Anggota DPRD Sulut dari dapil Manado. Ia menjabat Ketua Komisi IV.
Steven Rumangkang adalah sosok pengusaha muda sukses asal Minahasa. Pria asal Leilem ini merupakan mantan suami artis nasional Angel Karamoy.
Vivi Sumajouw, figur perempuan yang satu ini merupakan politisi wanita kader Demokrat Sulut dan Sasdawati, wanita ini juga merupakan kader Demokrat.
Meski tergolong baru, PSI mengincar kursi DPR RI.
Melky Pangemanan, Ketua PSI Sulut mengungkapkan, menargetkan satu kursi di DPR RI. "Kami ajukan caleg muda ke DPR RI, target satu kursi," ujar pemuda berkacamata ini.
Ada lima nama yang diusung, satu di antaranya yang cukup populer, yakni Komisioner KPU Sulut periode 2014-2018, Vivi George. Wanita yang aktif di LSM Swara Parampuang ini akan diusung bersama empat nama lainnya. Soal kans bersaing sebagai partai baru, PSI kata Melky sudah punya strategi menangkap suara generasi milenial. (ryo/dru)