Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Batu yang Ditemukan di China Ini Bisa Mengubah Sejarah Evolusi Manusia

Peralatan dari batu yang ditemukan di China mungkin akan mengubah sejarah evolusi manusia.

Editor: David_Kusuma
Zhaoyu Zhu, seorang profesor dari Institut Geokimia Guangzhou yang memimpin ekspedisi pemcarian artefak di China menunjukkan pecahan batu yang ditemukan di situs arkeologi Dataran Tinggi Loess di China pada 28 Februari 2018. Batu ini dipercaya sebagai peralatan yang dibawa manusia purba ke China 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JENA - Peralatan dari batu yang ditemukan di China mungkin akan mengubah sejarah evolusi manusia.

Sebab, benda itu diyakini dibawa oleh manusia purba saat bermigrasi keluar dari Afrika. Bukti ini menunjukkan, manusia bermigrasi lebih awal dari yang kita kira.

Hingga kini, bukti tertua manusia purba ke luar dari Afrika adalah temuan artefak berusia 1,8 juta tahun yang ditemukan di kota Georgia, Dmanisi.

Sedangkan peralatan batu yang ditemukan di China diprediksi berusia 250.000 tahun lebih tua dibanding bukti dari kota Georgia.

"Ini akan menjadi cerita baru. Artinya manusia purba meninggalkan Afrika lebih awal dari yang kita kira," kata arkeolog Michael Petraglia dari Institut Max Planck, di Jena, Jerman, yang tidak berpartisipasi dalam temuan tersebut dilansir Time, Kamis (12/7/2018).

Menurut para ahli, manusia purba yang pertama menetap di China adalah spesies sebelum Homo sapiens muncul. Peneliti percaya, alat-alat itu dibuat oleh kelompok evolusi Homo yang lain.

Adapun alat-alat yang ditemukan berupa batu yang retak, pecahan-pecahan, dan batu palu.

96 artefak ditemukan di sekitar kawasan Dataran Tinggi Loess, sebelah utara pegunungan Qinling yang memisahkan China Utara dan China Selatan.

Dalam penelitian yang terbit di jurnal Nature, Rabu (11/7/2018), beberapa batuan berusia sekitar 2,1 juta tahun.

"Kami sangat gembira dengan temuan ini. Salah satu rekan saya menemukan batu yang tertanam dalam tanah yang curam. Setelah itu satu per satu artefak lain ditemukan," ujar Zhaoyu Zhu, profesor di Institut Geokimia Guangzhou yang memimpin penelitian.

Alat-alat itu ditemukan di seluruh lapisan tanah, artinya keluarga manusia purba yang belum dikenali spesiesnya itu kerap kembali ke situs yang sama berulang kali, mungkin saat mereka berburu mengikuti hewan.

Selain bebatuan, peneliti juga menemukan tulang babi dan rusa.

Meski ada bukti tulang, peneliti belum dapat memastikan apakah peralatan tersebut merupakan peralatan berburu atau bukan.

Beberapa ahli yang terlibat dalam penelitian berpikir temuannya perlu diperlakukan dengan hati-hati dan teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.

"Saya skeptis. Menurut saya temuan ini hanya akan memberi sedikit perubahan (terhadap teori sebelumnya)," kata Geoffrey Pope, antropolog dari Willian Paterson University di New Jersey.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved