Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecepatan Rata-rata Kendaraan di Manado 25-35 kilometer per Jam, Kemacetan Parah Bakal Terjadi

Data di Dinas Perhubungan Kota Manado menyebutkan kecepatan rata-rata kendaraan di Kota Manado 25 - 35 kilometer per jam

Penulis: Finneke | Editor: David_Kusuma
Tribun manado
Kendaraan Melintas di Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kecepatan kendaraan di Kota Manado kian melambat. Hal ini menunjukkan makin hari, kota Manado makin padat oleh kendaraan. Meski begitu, Manado belum masuk kategori kota yang macet.

Data di Dinas Perhubungan Kota Manado menyebutkan kecepatan rata-rata kendaraan di Kota Manado 25 - 35 kilometer per jam. Kecepatan ini berlaku di semua jam. Kategori macet berada pada 0 - 10 kilometer.

"Belum macet, tapi sudah menuju macet," kata Donald Wilar, Kepala Bidang Perhubungan Darat, Senin (9/7).

Volume jalan dengan jumlah kendaraan sudah tak sesuai, meski kecukupan jalan masih ada. Karena kendaraan pasti terus berjalan. Namun ada beberapa titik jalan yang terganggu karena kendaraan yang parkir di pinggir jalan.

Pertumbuhan kendaraan tiap pun pun kian naik. Rata-rata sepuluh persen per tahun. Data terakhir menunjukkan jumlah kendaraan bermotor di Sulut saat ini 562.473. Terdiri dari mobil 123.447 yang terdiri dari pelat hitam 113.364, pelat merah 2.780 dan pelat kuning 6.083.

Sementara motor 439.246 terdiri dari pelat hitam 433.424 dan pelat merah 5.822. Dari jumlah tersebut diperkirakan taksi online sebanyak 8.000-an unit.

Prasarana jalan terdiri dari jalan nasional memiliki panjang 53.070 kilometer dan lebar 6 - 12 meter. Jalan provinsi sepanjang 52.816 kilometer dengan lebar rata-rata 6 - 10 meter. Jalan Kota Manado sepanjang 616.010 kilometer dengan lebar 3 - 10 meter.

Menurut Wilar, jika tak ada tindakan dari sekarang, Manado bisa macet parah beberapa tahun ke depan. Wilayah Boulevard, Malalayang, Kairagi, Paal Dua, Wanea, Winangun Tuminting adalah titik-titik paling macet di Kota Manado.

"Tindakan jangka pendek mengatasi ini yakni penertiban parkir liar, pengaturan taksi online, pengadaan jembatan penyeberangan, program 50:50 untuk angkot, program ganjil genap, penegakan hukum. Ada pula jangka menengah dan panjangnya yang kami analisa," ujarnya.

Makin lambatnya kendaraan di Manado dirasakan oleh Moris, sopir mikrolet dari Malalayang. Saat ini, apalagi di jam-jam sibuk, ia merasakan betul bagaimana pegalnya kaki harus menginjak kopling dan rem yang lama. Ia mengingat dulu masih ramai lancar.

"Dulu di Bahu meski padat tetap jalan. Ini sering terhenti lumayan lama. Mungkin karena ada juga kendaraan yang keluar masuk di kawasan bisnis di Bahu. Tapi memang terasa sekali," ujarnya.

Senada dikatakan warga lainnya. Kepadatan makin terlihat ketika muncul taksi online. Banyak warga pula yang mengambil mobil baru karena itu.

"Kan semua ngumpul di Kota Manado, makanya makin padat. Memang sudah begitu, makin berkembang yah makin macet," ujar salah seorang warga. (fin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved