Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

3 Bayi Lucu Ini Bernasib Tragis, Ada yang Dikubur Hidup-hidup Sampai Dibunuh Karena Cacat

Meski begitu ada beberapa orangtua entah dengan berbagai alasan tega membuang anaknya sendiri yang masih bayi.

Penulis: | Editor:
kolose 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Hampir semua orang sangat mendambakan kehadiran buah hati.

Bahkan ada pasangan yang rela menghabiskan banyak uang agar mendapat keturunan.

Meski begitu ada beberapa orangtua entah dengan berbagai alasan tega membuang anaknya sendiri yang masih bayi.

Bahkan ada yang membuang bahkan membunuh anaknya secara sadis, sepeti tiga bayi ini:

1.Dibuang dan Dikerumuti Semut

Dilansir dari Vemale dari laman asiantown.net, bayi perempuan yang masih terdapat tali pusatnya ditemukan seorang wanita bernama Charmaine Keevy (63) di sebuah selokan kotor yang juga sebagai sarang semut api.

Bayi malang itu kondisinya sangat memprihatinkan, tubuhnya begitu lemas dan kotor.

Beberapa semut api bahkan telah mengerubungi tubuh mungilnya.

Beruntung, berkat keagungan Tuhan bayi ini masih bertahan hidup dan berhasil diselamatkan.

Charmine menemukan bayi malang ini saat ia jalan-jalan dengan anjing peliharaannya pada pagi hari tanggal 03 April 2018. Saat asik jalan-jalan, ia mendengar suara tangisan bayi dan anjing peliharaannya pun mencari sumber suara. 

Charmine juga mencari bantuan dan ia bertemu dengan Cornie Vilijen (60) yang kebetulan sedang berkendara di jalan setempat.

Keduanya pun mencari lebih giat di mana sumber suara dan mereka menemukan seorang bayi perempuan di dalam selokan yang penuh dengan semut api. 

"Bayi itu begitu kecil. Dengan sangat hati-hati aku menariknya. Ia beruntung dan ajaib, ia masih hidup. Saat itu selokan penuh dengan semut api, cuaca yang ada juga sangat dingin.

Ia benar-benar bayi yang malang. Aku percaya Tuhan telah memberinya keajaiban. Tuhan menggerakkan hatiku untuk jalan-jalan di tempat itu dan menolongnya, padahal aku sama sekali tak pernah ke tempat itu sebelumnya," ungkap Charmine.

Bayi yang ditemukan di selokan dan dikerubungi semut/copyright asiantown.net
Bayi yang ditemukan di selokan dan dikerubungi semut/copyright asiantown.net ()

Setelah dilakukan pertolongan, bayi perempuan itu kemudian di bawa ke rumah sakit terdekat. Ia juga mendapat perawatan terbaik dari pihak medis dan kondisinya dikatakan mulai stabil.

Pihak kepolisian setempat juga sedang mendalami kasus ini dan diharapkan orang tua bayi segera ditemukan. 

2. Dikubur Hidup-hidup

Ketika Tuhan menginginkan seseorang tetap hidup dan selalu ada dalam lindungannya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan untuk melakukan itu semua. Dilansir dari laman dailymail.co.uk, seorang bayi yang diketahui telah dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya akhirnya selamat dan menunjukkan pemulihan yang cukup baik.

Dari laporan yang ada, bayi ini telah dibuang dan dikubur oleh orang tua serta keluarga karena terlahir dengan bibir sumbing. Bayi malang tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang wanita bernama Lu Fengliang di sebuah makam di provinsi Guangxi, China Selatan.

Fengliang terkejut saat mendengar suara tangisan bayi di area makam. Merasa takut dan mengira sebagai hantu, ia selanjutnya pergi ke kuil Budha setempat untuk meminta bantuan dari imam yang ada di sana. Saat sang imam (Zhao Shimin, 75) melihat area makam, di sinilah ia menemukan keberadaan bayi malang tersebut.

Bayi laki-laki malang tersebut ditemukan dikubur 5 cm di bawah permukaan tanah dan dimasukkan ke dalam sebuah kardus. Diketahui, bayi tersebut telah berada di bawah permukaan tanah selama 8 hari. Dan ajaib, meski telah cukup lama di dalam tanah, ia masih hidup.

Dengan segera, bayi tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Tian Dong. Pertama, kondisinya sangat memprihatinkan sehingga ia harus dirawat di inkubator selama beberapa hari. Beruntung, kondisi bayi malang ini telah pulih dan membaik.

Tim dokter di rumah sakit mengungkapkan bahwa, kemungkinan besar bayi selamat karena ia telah diselamatkan oleh air hujan. Sang bayi diperkirakan telah minum air hujan yang secara tidak sengaja masuk ke dalam kardus. Bukan hanya itu saja, air hujan juga diperkirakan telah menjaga kelembaban di sekitar tubuhnya sehingga bayi tersebut mampu bertahan meski dalam kondisi yang sangat memprihatikan.

Atas peristiwa ini, polisi sedang menyelidiki kasus ini dan memeriksa keluarga bayi. Orang tua bayi diketahui adalah pasangan muda dari dekat desa Siping, kota Ping Ma, China.

3. Dibunuh Karena Cacat

Seorang wanita berusia 83 tahun dari selatan China dihukum tiga tahun penjara.

Ia terbukti bersalah karena membunuh anaknya yang berusia 46 tahun. Anaknya itu seorang penyandang disabilitas.

Seperti yang dilansir dari mstar.com alasan wanita itu nekat untuk menghabisi nyawa anaknya itu sungguh menyayat hati.

Insiden tragis ini terjadi 9 Mei lalu.

Wanita dikenal dengan nama Huang itu mengakhiri hidup sang anak dengan cara yang terbilang sadis.

Ia meminumkan 60 pil tidur pada anaknya itu.

Setelah itu ia menjerat leher anaknya yang disabiltas itu dengan selendang sutra lalu menutup hidungnya dengan bantal.

Dalam sidang yang digelar 21 September lalu, terungkap apa yang menjadi pemicu tindakan tak masuk akal itu.

Huang mengaku ia terpaksa membunuh anaknya Li karena bimbang siapa yang akan menjaga anaknya itu jika ia meninggal nanti.

Berdasarkan laporan, wanita itu langsung menyerahkan diri ke polisi usai insiden itu.

"Saya tidak pernah merasa putus asa untuk menjaga dan merawatnya. Dia anak saya. Tapi kesehatan saya mulai menurun sejak dua tahun belakangan ini. Saya pun mulai kesulitan untuk menjaganya,"ujar Huang.

"Saya semakin tua dan lemah. Mungkin saya mati sebelum anak saja mati. Hingga seminggu sebelumnya saya berpikir untuk membunuhnya," ungkap Huang saat menyerahkan diri ke polisi.

Anaknya itu lahir prematur dengan kekurangan fisik dan mental. Tak bisa bicara dan juga berjalan.

Hakim dipersidangan itu sempat bertanya. Mengapa ia tidak menyerahkan perawatan anaknya itu pada kakaknya.

Huang mengaku ia tidak mau memberatkan keluarganya.

"Dia tanggungjawab saya karena saya yang melahirkan dan membuatnya menderita. Saya rela membunuhnya daripada memberikannya pada orang lain," sebutnya.

Anak sulung Huang mengatakan ibunya menjaga adiknya itu sejak lahir.

Sang ibu berhenti bekerja saat usia adiknya 10 tahun. Dengan begitu ia bisa selalu menjaga sang anak.

Meski terbukti bersalah, hakim memutuskan untuk menangguhkan hukumannnya selama 4 tahun.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved