Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tim Basarnas Manado Selamatkan KM Kartika 88 dan Awaknya yang Hilang Sejak Rabu

Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Manado berhasil menemukan dan bawa pulang kapal nelayan KM Kartika 88

Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Manado berhasil menemukan dan bawa pulang kapal nelayan KM Kartika 88 yang dikabarkan hilang sejak Rabu (31/5/2018) lalu. 

Laporan wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Manado berhasil menemukan dan bawa pulang kapal nelayan KM Kartika 88 yang dikabarkan hilang sejak Rabu (31/5/2018) lalu.

Mereka ditemukan pada posisi 15 mil dari Bitung. Saat ditemukan mereka dalam keadaan sehat.

Di kapal tersebut ada tiga ABK dan satu Nakhoda, yaitu Jefry Luas (Nakhoda), Masri Bugis, Reynan Metua, dan Esrando Patta.

Basarnas yang mendapatkan laporan langsung bergerak melakukan pencarian menggunakan Kapal Patroli Bima Sena dari Pelindo Bitung.

"Kami mendapatkan laporan bahwa ada kapal nelayan yang mengalami mati mesin, sehingga kami melakukan pencarian," jelas Maryoto Kordinator Tim Basarnas Manado.

Ia mengatakan, proses pencarian nyaris tidak ada kendala lantaran masih bisa berkomunikasi dengan awak kapal.

"Bahkan kami masih bisa mendapatkan titik koordinat sehingga mudah ditemukan," jelasnya.

Saat ditemukan menurutnya, awak kapal dalam keadaan sehat.

"Masalahnya mereka hanya panik saja," jelas dia.

Kapal nelayan tersebut kemudian dibawa ke pelabuhan perikanan tak jauh dari Pelindo.

"Dua ABK di kapal dan dua lagi kami bawa di kapal kami," ujarnya.

Anak buah KM Kartika 88 yang dikabarkan hilang sejak Rabu (31/5/2018) lalu.
Anak buah KM Kartika 88 yang dikabarkan hilang sejak Rabu (31/5/2018) lalu. 

 Jefry Luas, Nahkoda Kapal mengatakan bahwa mereka berangkat sore dari pelabuhan Bitung utuk mencari ikan di perairan Belang, kondisi cuaca saat itu sangat baik.

Memasuki perairan Belang, cuaca mulai tidak bersahabat.

"Mulai berombak besar, angin kencang, hujan, dan mesin kapal kami tiba-tiba mati, pompa oli sudah tidak berfungsi. Kapal tersebut berkekuatan 3 GT," katanya

"Mesin sempat menyala lagi sekitar lima menit namun mati lagi, lantaran mesin berasap dan harus didinginkan, maksud kami sudah hendak menuju daratan saja, tapi lantaran mesin mati jadi tidak bisa," jelasnya.

Perlahan mereka terbawa arus laut arah Biaro.

"Kami ketemu nelayan, dan meminjam telepon, kemudian saya menghubungi orang di Manado untuk meminta bantuan," jelasnya.

Selama di laut mereka jarang makan, bukan lantaran tidak ada bahan makanan, melainkan mereka tidak bisa memasak.

"Mau masak bagaimana, alat masak saja sudah kesana kemari lantaran ombak besar, kapal goyang," jelas dia.

Namun ia dan tiga ABK lainnya bersyukur lantaran bisa kembali dengan selamat.

"Biasanya kami melaut hingga dua Minggu, namun lantaran kejadian ini kami harus pulang lebih awal tanpa membawa hasil lantaran cuaca tidak bersahabat," ujarnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved