Waspada! Mi Boraks Beredar di Manado:Telusuri Pemasok Abu Kopra, 6 Produsen Terancam Sanksi Berat
Pemerintah perlu tegas! Boraks, bahan pembersih dan pengawet kayu, kembali ditemukan pada mi basah yang diproduksi enam produsen
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
YLKI Sulut Siap Menggugat
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Utara meminta kepada pemerintah daerah bertindak tegas. Apalagi jika oknum produsen mi sama dengan temuan beberapa waktu.
“Kami berharap BBPOM Manado bertindak tegas dengan memberikan sanksi kepada mereka yang melakukannya,” ujar Ketua YLKI Sulut Aldy Lumingkewas, Minggu (20/5/2018).
Menurut dia, apalagi beberapa waktu lalu BBPOM telah melakukan sosialisasi dan meminta kepada produsen mi yang menggunakan boraks membuat surat pernyataan.
Jika produsen mi tersebut masih menggunakan boraks juga harus diberikan sanksi yang tegas. Sebab penggunaan boraks tersebut membahayakan bagi kesehatan masyarakat. “Jika tidak ditindak, nantinya tidak ada efek jera,” ungkapnya.
Untuk itu pihaknya akan melakukan monitoring agar produsen mi yang menggunakan boraks diberikan sanksi, sebab kalau tidak pihaknya akan menggugat. “Kalau tidak nantinya akan terus berulang-ulang lagi,” katanya.

Bisa Mengakibatkan Kanker
Dr Toto Sudargo MKes, Ahli Gizi dan IKM UGM menjelaskan, natrium borax atau boraks memiliki kandungan zat beracun yang dapat menggangu kesehatan. Walaupun pemakaian boraks di dalam makanan sangat terbatas atau tidak banyak, namun bila dikonsumsi oleh masyarakat secara terus menerus maka dapat memberikan efek yang membahayakan bagi tubuh.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya efek penumpukan yang terjadi di dalam tubuh.
Sebuah makanan yang mnengandung boraks, dalam kasus ini ini mi basah, akan diserap oleh usus dan beredar ke seluruh tubuh. Efeknya, dapat menggangu kestabilan metabolisme tubuh.
Setelahnya, kandungan natrium boraks tersebut akan tersimpan dan menumpuk di dalam ginjal, hati, dan berbagai organ tubuh lainnya.
Pemakaian atau konsumsi dalam jangka pendek, boraks dalam makanan akan menyebabkan anoreksia atau menurunnnya nafsu makan, mual, fumitus, diare, tubuh lemas, mata berkunang-kunang hingga kejang-kejang.
Sedang efek jangka panjang pemakaian bisa menyebabkan terjadinya anemia atau kurang darah. Dan tentunya efek paling berbahaya yakni menyebabkan kanker bagi tubuh.
Selama para pedagang masih bandel dan egois, peredaran boraks dalam makanan khususnya mi basah akan terus ditemukan.
Sesungguhnya, masyarakat bisa membedakan apakah suatu makanan mengandung boraks atau tidak. Contohnya mi basah.