Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Uang Gsruda Ketiga Terlemah di Asia: BI Rate Gagal Angkat Rupiah

Nilai tukar rupiah belum juga menunjukkan sinyal penguatan meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan

Editor: Lodie_Tombeg
afp
rupiah dan dollar AS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nilai tukar rupiah belum juga menunjukkan sinyal penguatan meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan (BI) sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,50%. pada Kamis lalu. 

Faktanya, kurs tengah BI atau JISDOR pada Jumat (18/5) menunjukkan pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 0,23% ke level Rp 14.107 per dollar AS.

Deputi Gubernur Senioar Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, pihaknya selalu berhati-hati membuat kebijakan makro moneter.

Artinya, BI selalu menimbang kebijakan dengan kondisi inflasi, defisit transaksi berjalan, neraca pembayaran dan instrumen lainnya.

 
"Di 2018 bank sentral (negara) lain juga menaikkan suku bunga acuan. Maka, untuk memastikan funding tetap banyak, kami rasa menaikkan suku bunga ada dalam koridor mengelola angka-angka makro terutama inflasi dan neraca pembayaran," jelasnya usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (17/5).

Namun, langkah BI rupanya belum direspons signfikan oleh pelaku pasar. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di peringkat ketiga mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan Asia.

Peringkat pertama ditempati rupee. Mata uang India itu melemah 6,08% sejak awal tahun hingga Jumat alias year to date.

Diikuti, pelemahan mata uang peso Filipina sebesar 4,70%. Kemudian, rupiah di peringkat ketiga dengan pelemahan sebesar 4,24% pada periode yang sama.

Meskipun begitu, analis Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe memperkirakan, rupiah bakal mampu menguat pada perdagangan Senin(21/5).

Menurutnya, respons negatif pasar terhadap pelemahan rupiah pekan lalu hanya bersifat sementara.

"Semoga (besok) bisa menguat di bawah Rp 14.000 per dollar AS," kata Kiswoyo, Minggu (20/5).

 
 

Bank Indonesia
Bank Indonesia (Kompas.com)

BI Rate gagal mengangkat rupiah

Keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan atawa BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 4,50% belum mampu menopang pergerakan rupiah.

Buktinya, di akhir pekan ini rupiah kembali bertekuk lutut di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).

 
Kemarin (18/5), kurs rupiah di pasar spot anjlok 0,70% ke posisi Rp 14.156 per dollar AS. Dalam sepekan, valuasi rupiah sudah terkoreksi 1,40%. Ini adalah posisi tertinggi mata uang Garuda sejak Oktober 2015 lalu.

Serupa, pada kurs tengah BI, rupiah juga terkapar setelah melemah 0,23% menjadi Rp 14.107 per dollar AS. Dalam sepekan, kurs tengah bank sentral turun 0,42%.

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved