Jasad Terduga Teroris di Surabaya Sulit Dimakamkan hingga 3 Lubang untuk Mengubur 7 Jenazah
Terduga pelaku teroris yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya sebagian sudah di Makamkan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terduga pelaku teroris yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya sebagian sudah di Makamkan.
Meski demikian, proses pemakanan terduga teroris ini melalui proses yang cukup alot.
Dari total 10 jenazah, tujuh diantaranya sudah dimakamkan.
Namun, jasad terduga teroris ini sempat sulit ketika akan dimakamkan di TPU Putat Gede, Sawahan, Surabaya, Kamis (17/5/2018) petang.
Sebab, warga setempat menolak jasad tersebut dimakamkan didaerahnya.
Sehingga, jasad terduga pelaku bom bunuh diri itupun akhirnya dibiarkan di kamar Jenazah RS Bhayangkara Polda Jatim.
Aparat kepolisian pun sempat dibuat bingung untuk memakamkan jasad terduga teroris ini.
Seperti diketahui, jasad terduga teroris yang sempat tersimpan lama di rumah sakit Bhayangkara.
Sepuluh jenazah yang sulit mendapatkan lahan pemakaman ini merupakan terduga aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya yakni jenazah Dita Oeproyanto (46), istri dan empat anaknya, yakni Puji Kuswati (43) dan empat anaknya Fadilah Sari (12), Pemela Riskika (9), Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim.
Sedangkan empat pelaku lainnya, yakni keluarga Tri Murtiono (50), istrinya, Tri Ernawati (43), M Dafta Amin Murdana (18), dan M Satria Murdana (15).
Namun, pada Minggu (20/5/2018) tujuh jenazah terduga teroris sudah berhasil dimakamkan.
Kendati demikian, proses pemakaman yang dilakukan berlangsung begitu cepat.
Proses pemakaman pun dikawal ketat oleh aparat kepolisian.
TribunnewsBogor.com melansir Surya.co.id, tujuh jenazah terduga teroris dimakamkan di tempat pemakaman khusus milik Pemkab Sidoarjo di Jalan Mayjend Sungkono, Sidoarjo, Minggu (20/5/2018).
Namun, meski ada tuhuh jasad yang akan dimakamkan, dilokasi tersebut hanya tergali tiga liang lahat.
Rupanya, tujuh jenazah itu dimakamkan dalam tiga liang lahat.
Liang lahat yang pertama berada di sebelah selatan berisi jasad Moh Dari Satria (Putra Tri Murtiono, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya), Fadhila Sari dan Famela Rizqita (keduanya anak Dita Supriyanto, pelaku bom bunuh diri GKI di Jalan Diponegoro Surabaya).
Sementara di liang lahat ketiga, dimakamkan Tri Murtiono dan Tri Ernawati, suami istri yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya.
Makam yang dipakai itu merupakan makam khusus milik Pemkab Sidoarjo yang biasa dipakai untuk memakamkan orang tak dikenal atau warga tanpa identitas.
Persiapan pemakaman ini sudah terlihat sejak Jumat (19/5/2018) malam.
Ada dua lubang yang sudah digali di sana, paska ada kabar bakal ada pengiriman jenazah lagi untuk dimakamkan di sini.
“Pagi hari tadi saya dapat kabar lagi, ternyata ada tujuh jenazah yang dikirim untuk dimakamkan,” kata Wiyono, Kabid Rehabilitasi dan Sosial Dinas Sosial Sidoarjo.
Dengan adanya tujuh jenazah lagi yang dimakamkan di sana, berarti sekarang ini terhitung sudah ada sepuluh jenazah terduga teroris yang dikubur di makam yang berada persis di anatar Makam Umum Kelurahan Pucang dengan Kantor Dinas Kesehatan Sidoarjo tersebut.
Sebelumnya, tiga jenazah terduga teroris dimakamkan di sana, Jumat (18/5/2018). Yakni jenazah Anton Ferdiantono, Sari Puspitarini, dan Hilya Aulia R. Mereka adalah suami istri dan seorang anaknya yang tewas dalam ledakan di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo.
Jasad terduga teroris ini dimakamkan menggunakan peti mati warna putih.
Begitu tiba, peti itu langsung dimasukkan dalam liang lahat yang sudah disiapkan sebelumnya.
Prosesnya sangat cepat, tanpa ada doa atau ritual-ritual seperti prosesi pemakaman pada umumnya.
Seperti dalam proses pemakaman tujuh jenazah ini, hanya mengabiskan waktu sekitar 45 menit terhitung sejak mobil jenazah tiba, sampai semua jenazah selesai dimakamkan.
Sementara itu, Kapolres Sidoarjo Kombes Pol Himawan Bayu Aji menjelaskan, tujuh jenazah itu akhirnya dimakamkan di pemakaman milik Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo, di Jalan Mayjen Sungkono, Pucang, Sidoarjo.
"Iya sudah dimakamkan," ucap Himawan saat ditnya wartawan, Minggu (20/5/2018).
Himawan menerangkan, yang bertindak sebagai penanggung jawab pemakaman adalah Dinas Sosial Sidoarjo. Tak ada protes dari warga setempat terhadap terduga teroris tersebut.
"Tidak ada penolakan, tidak ada. Penanggung jawab pemakamannya Dinas Sosial," kata Himawan.
Menurut Himawan, lahan makam milik Dinsos Sidoarjo itu, khusus menampung para terduga teroris yang kerap ditolak warga.
Tujuh terduga teroris yang melakukan penyerangan di tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya yang dikubur di lokasi itu, yakni Fadhila Sari, Famela Rizqita, Puji Kuswati, pelaku sekeluarga pengeboman Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro Surabaya.
Empat orang terduga teroris lainnya yakni Tri Murtiono, Tri Ernawati, Moh Dari Satria, dan Moh Daffa Alfia, pelaku sekeluarga pengeboman Polrestabes Surabaya.
Kini tinggal tiga jenazah yang belum diserahkan RS Bhayangkara Polda Jatim ke keluarga guna dimakamkan.
Tiga jenazah yang masih tersimpan di ruang jenazah RS Bhayangkara hingga Minggu (21/5/2018) pagi, yakni jenazah Dita Oepriyanto (pelaku bom bunuh diri di Gereja Pantikosta Jl Arjuna), dua anak laki-laki Yusuf Fadil dan Firman Halim (pelaku bom bunuh diri Gereja Santa Matia Tak Bercela Jl Ngagel).
"Untuk jenazah pelaku, tinggal tiga saja. Masih nunggu tes DNA, lainnya clear semua," sebut Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin saat ditemui usai tinjuau gereja-gereja di Surabaya, Mingggu (21/5/2018) pagi.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Miris ! Jasad Terduga Teroris di Surabaya Sulit Dimakamkan Hingga 3 Lubang Untuk Mengubur 7 Jenazah,