Nasib Pilu Anak Teroris yang Selamat, Tak Ada Keluarga yang Menemani Hingga Ditinggali Hutang Besar
Dalam kesehariannya yang tertutup, Tri Murtiono sempat sesekali terlihat di kegiatan warga seperti penjagaan siskamling.
Ais juga disebut tidak mudah diajak berbicara, kecuali dengan orang tertentu seperti suster yang menjaganya.
Tinggalkan Hutang
Tak hanya membuat anak bungsunya itu jadi sebatang kara, Tri Murtiono, orang tua Ais juga meninggalkan putri kecilnya itu hutang yang cukup besar.
Hamid, Ketua RW 02 Medokan Ayu mengungkapkan, keluarga Tri Murtiono mengontrak rumah di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI seharga Rp 32 juta untuk dua tahun.
Tri Murtiono mengontrak rumah melalui situs jual beli online.
Rumah Tri Murtiono di Jalan Tambak Medokan Ayu VI Surabaya. (Tribun Jatim/Nur Ika Anisa)
Baca: Bukan Diusir Dari Terminal Gayatri Tulungagung, Ternyata Wanita yang Videonya Viral Alami Ini
Baca: PILU! Estefanus Batal Menikah Saat Kekasih Jadi Korban Ledakan, Dilamar Sehari Sebelum Bom Surabaya
Baca: Nasib Pria yang Diminta Polisi Keluarkan Isi Tas dan Dus Bawaannya, Warganet Bangga
"Ngontrak dua tahun seharga Rp 32 juta tapi baru dibayar sekitar Rp 16 sampai 20 juta. Lewat jual beli online, ketemu sekali sama pemilik rumahnya," kata Hamid saat ditemui di lokasi.
Rumah tersebut milik pelaku bom bunuh diri bernama Tri Murdiono (40), Tri Ernawati (43), ADAM (19), MDS (14) meninggal dunia dan Ais (7) berhasil diselamatkan polisi dari ledakan bom di Polrestabes Surabaya.
Mereka ditetapkan sebagai pelaku peledakan bom Polrestabes Surabaya kemarin pagi sekitar pukul 08.50 WIB, senin (14/5/2018) kemarin.
Tertutup
Selama ini keluarga Tri Murtiono tinggal di Jalan Tambak Medokan Ayu VI Surabaya.
Mereka terkenal cukup tertutup dari tetangganya.
Suwito Ketua RT 08 RW 02 mengatakan keluarga ini baru tinggal sekitar empat bulan di Medokan Ayu.
Sehari-hari dia bekerja sebagai pengusaha teralis besi.