Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pasang Lilin Salib di Aksi Solidaritas, Begini Mimik dan Gerak-gerik Benny Rhamdani

Ratusan warga Sulawesi Utara (Sulut) tumpah ruah di ruas Jalan Piere Tendean depan Polresta Manado, Senin (14/5/2018) malam.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/INDRI PANIGORO
Ratusan warga Sulawesi Utara (Sulut) tumpah ruah di ruas Jalan Piere Tendean depan Polresta Manado, Senin (14/5/2018) malam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ratusan warga Sulawesi Utara (Sulut) tumpah ruah di ruas Jalan Piere Tendean depan Polresta Manado, Senin (14/5/2018) malam.

Mereka melakukan aksi solidaritas Manado untuk Surabaya, Sulut untuk Jawa Timur Indonesia.

Dalam kerumunan warga Bumi Nyiur Melambai itu tampak ada sosok yang tak asing bagi warga Sulut.

Dia adalah Anggota DPD RI Benny Rhamdani (Brani).

Menggunakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam, Brani tampak serasi dengan dresscode para peserta solidaritas itu.

Usai berorasi, senator wakil Provinsi Sulut periode 2014-2019 itu pun menyempatkan waktu berpamitan lewat jabat tangan, pelukan, hingga berfoto dengan peserta yang aksi solidaritas baik dari mahasiswa, perwakilan lintas agama di Sulut, aparat kepolisian, hingga masyarakat pada biasa.

Amatan Tribun Manado, saat melewati kerumunan, dirinya terhenti tepat di depan tumpukan lilin putih yang dibentuk menyerupai salib oleh para peserta aksi.

Dengan tangan, kaki dan bibir bergetar, serta mata berkaca-kaca dirinya tampak larut dalam kesedihan.

Kurang lebih 1 menitan dirinya tertunduk disekitaran lilin, dengan kepala menunduk sambil memegang lilin, Brani terlihat menyambungkan lilin itu menjadi salib yang lebih panjang dari sebelumnya.

Saat ditanya Tribun Manado apa yang dirasakan saat itu?

Dengan mimik yang sama dikatakannya bahwa ada bentuk kemarahan yang dia rasakan saat ini.

"Saya datang ke Sulawesi Utara itu 2 hari lalu untuk menghadiri Isra Mi'raj di Minahasa Tenggara. Saat itu yang nelpon saya untuk hadir adalah saudara kita sari ummat Kristiani. Bayangkan acara keagamaan ummat Islam yang memaksa saya untuk hadir, untuk datang bahkan yang menjemput saya adalah ummat Kristiani," terang Brani, Senin (14/05/2018) malam.

"Kultural toleransi Agama di Sulut itu tinggi sekali. Jadi wajar jika orang Sulut marah jika ada yang berkoar-koar soal yang namanya perbedaan bahkan hingga membentuk suatu sikap yang intoleran hingga berujung pada pemboman," tegasnya.

Saat melangkah dari titik tempat lilin salib, beberapa orang berbaju putih itupun langsung memegang, dan mengusap punggung Brani sambil mengucapkan Tuhan bersama dengannya.

"Tuhan selalu memberkati Bapak, Tuhan senantiasa bersama dengan Bapak, terpujilah nama Tuhan, semoga Bapak diberikan kesehatan," teriak beberapa orang. (Tribunmanado.co.id/Indri Panigoro)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved