BOCOR! Terbongkar Ternyata Gatot Nurmantyo Sempat Bertemu Sosok ini Setelah Pensiun
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengakui pernah bertemu dengan sosok ini saat dirinya telah pensiun dari TNI.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengakui pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat dirinya telah pensiun dari TNI.
Ia mengaku bertemu Jokowi untuk mengucapkan terima kasih karena telah dipercaya untuk menjadi Panglima TNI.
"Ya mengucapkan terima kasih," kata Gatot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Saat ditanya isi pembahasan dengan Jokowi kala bertemu, Gatot enggan menjawab. Ia meminta wartawan menanyakan langsung ke Jokowi.
"Tanya ke Pak Jokowi," lanjut Gatot.
Gatot sebelumnya juga pernah bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut berlangsung saat Gatot mendekati masa pensiunnya di TNI.
Gatot bahkan mengaku sempat diajak bergabung ke Partai Gerindra oleh Prabowo.
Namun, ia menyatakan belum bisa menjawab hal itu karena saat itu masih berstatus sebagai prajurit TNI.
"Beliau menyampaikan, 'Kalau nanti mau bergabung saya terbuka'. Saya bilang, 'Pak, saya belum bicara masalah itu, karena Bapak sama dengan saya'." kata Gatot mengulang pembicaraannya dengan Prabowo.
"Apabila saya jadi Bapak, dan Bapak jadi saya, ditanya, sebagai seorang negarawan dan patriot, pasti Bapak jawabannya sama dengan jawaban saya kalau Bapak yang ditanya. Pak Prabowo lantas bilang, 'Iya ya, enggak boleh berpolitik praktis ya'," ucap Gatot menirukan respons Prabowo.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai Negara Indonesia memiliki kekayaan menjadi negara besar.
Asalkan, masyarakat Indonesia harus optimis tidak santai.
“Kita bersatu tidak eker-ekeran (saling bertengkar),bisa (maju). Bung Karno pernah mengingatkan suatu saat nanti negara-negara dunia akan iri akan kekayaan indonesia,” kata Gatot Nurmantyo dalam acara Urun Rembug Kebangsaan di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (25/8/2018).
Ia mengingatkan sekarang ini Indonesia memasuki kompetisi global.
“Prediksi tahun 2050 Pendapatan Domestik Bangsa (PDB) Negara Indonesia nomer 4, tetapi kita jangan tidur, kita harus berbuat lebih cepat kalau perlu,” katanya.
Ia meyakini pertumbuhan penduduk Indonesia menjadi modal. Bonus demografi, kata Gatot, harus dimanfaatkan betul.
“Singapura bingung, Eropa bingung, karena banyak penduduk tuanya,” katanya.
Selanjutnya, akan terjadi juga kelangkaan pangan di Indonesia.
Gatot menyampaikan ketersediaan pangan Indonesia tidak bisa mengimbangi jumlah penduduk.
Ia juga mengingatkan satu hal mengenai kelangkaan energi yang menyebabkan perang di negara Timur Tengah.
“Berdasarkan penelitian, perang meletus berdasarkan perebutan energi,” tuturnya.
Meski demikian, Gatot yakin Indonesia bisa maju bermodalkan optimisme dan kerja keras. Dia menyebut tingkat optimisme penduduk Indonesia tertinggi nomor dua setelah Tiongkok.
“Kita harus optimis bangkit untuk Indonesia tercinta,” katanya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Sohibul Iman menegaskan bahwa partainya belum mempertimbangkan nama lain selain sembilan kader PKS untuk diusung sebagai cawapres pendamping Ketua Umum Partai Gerindra pada Pilpres 2019.
Belakangan nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut masuk dalam daftar cawapres pendamping Prabowo.
Sohibul menegaskan bahwa keputusan untuk mengusung calon lain harus melalui keputusan rapat Majelis Syuro PKS.
"Ini keputusan Majelis Syuro. Kan katanya Pak Gatot ingin dicalonkan dari PKS, maka harus lewat Majelis Syuro dulu. Tapi kalau Pak Gatot diberikan kendaraan oleh Gerindra ya kami terima juga. Cawapresnya dari PKS. Begitu juga dengan Anies Baswedan," ujar Sohibul saat ditemui di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).
Sohibul mengaku bahwa Gatot pernah berkomunikasi dengan tim PKS. Dalam komunikasi itu, Gatot meminta waktu untuk bertemu dengan Sohibul.
Permintaan itu, kata Sohibul, disetujui oleh dirinya dan dijadwalkan pada hari Jumat. Namun, pertemuan tersebut batal.
Menurut Sohibul, komunikasi yang terjalin baru sebatas antara tim PKS dan tim Relawan Selendang Putih yang mendukung Gatot maju sebagai capres pada Pilpres 2019.
"Sampai sekarang yang baru disepakati itu pertemuan antara Tim Selendang Putih dengan tim saya. Katanya nanti akan dicarikan waktu untuk ketemu," kata Sohibul.
Sebelumnya, Sohibul sudah menyatakan bahwa PKS bersedia berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Namun, PKS mensyaratkan Prabowo harus menggandeng satu dari sembilan kadernya yang sudah ditetapkan Majelis Syuro PKS.
Selain Sohibul, sembilan nama tersebut yakni Gubernur Jawa Barat dari PKS, Ahmad Heryawan; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Mantan Presiden PKS, Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.
Kemudian Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufrie; Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring; Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
"Sebagai mandataris Majelis Syuro, mau tidak mau saya harus perjuangkan sembilan nama ini," kata Sohibul.