Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dinkes Gelar Rakor Bahas Kasus DBD, Albugis: Harta Sejati Adalah Kesehatan

Dr Sahara Albugis MPHD menjelaskan penyebab penyakit DBD serta mengenali tanda dan gejalanya agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi

Penulis: Maickel Karundeng | Editor:
Ist
Rapat koordinasi Dinkes Bolmong dengan Pj PKM di wilayah kerja Dumoga bersatu di pimpin Kadis Dinkes 

Laporan Wartawan Tribun Manado Maickel Karundeng

LOLAK, TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa bulan terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari sampai dengan April 2018 mencapai 42 kasus di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).

Karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu mencegah dan menanggulangi dengan baik.

"Pada tahun 2018 sampai bulan April tercatat. Banyak yang terserang penyakit DBD," ucap Kadis Kesehatan Bolmong dr Sahara Albugis MPHD kepada Tribun Manado Rabu (2/5).

Ia menjelaskan, apa itu penyakit DBD? Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae).

Aedes aegypti merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae.albopictus juga dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, termasuk di Bolmong.

Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.

Bagaimana siklus penularan DBD?

Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.

Kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa penularan nya di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari).

Bagaimana gejalanya??

Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari.

Belum ada vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan suportif.

Bagaimana menanggulangi DBD?

Masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah, untuk membrantas sarang dan jentik-jentik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu:
1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain;
2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, ember air, dan sebagainya; dan
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved