Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Inilah Beragam Lomba Memeriahkan Bulan Bhakti Gotong Royong di Kotamobagu

Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejakteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Utara, Edison Humiang, membuka pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: David_Kusuma
TRIBUN MANADO/VENDI LERA
Lomba hadang di lapangan Mogolaing, Kotamobagu, Sulawesi Utara, Kamis (26/4/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejakteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Utara, Edison Humiang, membuka pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) XV tahun 2018 di lapangan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kamis (26/4).

"Saya menghimbau gotong royong ini bukan hanya slogan, namun tindakan nyata," ujar Edison Humiang.
Kata dia, bulan bakti gotong royong, harus merata diseluruh bidang, baik ekonomi, sosial budaya dan agama serta lingkungan.

Pjs Walikota Kotamobagu, Rudi Mokoginta mengatakan, nantinya berbagai kegiatan akan dilaksanakan seperti pengurusan akte gratis serta berbagai pelayanan kesehatan.

Olahraga tradisional langkadan (engrang) dipertandingkan di Bulan Bhakti Gotong Royong di Lapangan Mogolaing, Kamis (26/4).

Puluhan masyarakat ikut serta dalam perlombaan ini, menariknya ada bambu langkadan patah, sehingga beberapa pemain tidak dapat meneruskan perlombaan.
"Saya tadi sudah di depan, namun bambu langkadan patah, sehingga dianggap gugur oleh panitia," ujar Samsudin Jenaan.

Kata dia, olahraga ini mengingat dapat zaman masa kecil dulu. Nanti sekarang dimainkan lagi. Intinya permainan ini pada keseimbangan badan dan kekuatan tangan memegang bambu, serta fisik yang prima.
Panitia Pelaksanaan langkadan, Adrian Kaeng mengatakan, sekarang sudah mendaftar 22 orang.
Peserta yang ikut harus membawa langkadan sendiri dari rumah.

"Jadi apabila patah dianggap gugur, karena bambu langkadan buat sendiri bukan disediakan panitia," ujar Adrian Kaeng.

Selain itu ada ‘lomba hadang’ yang ramai ditonton masyarakat di Lapangan Mogolaing, Kamis (26/4/2018).
"Tiap regu diberi waktu 10 menit, untuk mengupulkan poin. Paling banyak poin adalah pemenangnya," ujar juri, Sahari Mokodompit.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Agung Aditya mengatakan semua lomba yang dipertandingan adalah lomba tradisional. (ven)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved