Daràtan Bumi Menyatuh: Begini Prediksi Ahli dari Inggris
Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata benua? Pikiran Anda mungkin akan langsung tertuju pada 7 benua
TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata benua? Pikiran Anda mungkin akan langsung tertuju pada 7 benua yang sudah pernah dipelajari di sekolah.
Tapi tahukah Anda, jutaan tahun lalu, Bumi tidak terbagi menjadi benua-benua yang ada seperti sekarang? Pada masa itu hanya ada satu benua super besar bernama Pangea.
Kini, sebuah penelitian baru di Geophysical Research Letters yang diterbitkan Rabu, (11/4/2018) mengungkap adanya kemungkinan benua super besar ini terbentuk lagi di masa depan.
Dengan menggunakan pemodelan statistik, para ilmuwan mengungkap bahwa dalam 250 juta tahun, masing-masing benua kita sekali lagi akan bergeser menjadi benua super tunggal yang dikelilingi oleh lautan.
Seperti yang kita tahu, posisi benua Bumi bergantung pada pergerakan, tenggelamnya, serta bergesernya lempeng tektonik. Selain itu, ukuran dan bentuk cekungan lautan juga mempengaruhi posisi benua.
Melalui studi baru itu, para peneliti menunjukkan bahwa pergerakan lempeng tektonik juga menentukan siklus pasang surut super (super tidal) yang mengendalikan kekuatan gelombang laut.
Siklus panjang ini pada gilirannya, menciptakan perubahan dalam energi pasang surut (energi tidal) yang menurut para peneliti terkait dengan pembentukan benua super setiap 400 hingga 600 juta tahun.
"Simulasi kami menunjukkan bahwa saat ini gelombang itu sangat besar," kata Mattias Green, Oceanografer Universitas Bangor, Inggris dikutip dari Inverse, Rabu (11/04/2018).
"Jika gelombang melemah hingga 200 juta tahun yang lalu, lalu menjadi sangat energik selama dua juta tahun terakhir, kira-kira apa yang akan terjadi jika kita proyeksikan jutaan tahun di masa depan? Itu benar-benar adalah pertanyaan yang memotivasi kami," tambahnya.
Tertarik dengan hal tersebut, Green dan timnya menciptakan model yang menyimulasikan gerakan lempeng tektonik dan perubahan resonansi cekungan laut. Hal ini mereka lakukan untuk menjawab pertanyaan itu.
Dari analisis mereka kemudian menyimpulkan bahwa lautan akan melalui beberapa siklus pasang surut sebelum benua super berikutnya benar-benar terbentuk. Dan saat ini kita sedang berada pada tahap awal dari energi pasang surut maksimum dan gelombang laut diperkirakan akan bertahan selama 20 juta tahun lagi.
Akhirnya, lempeng Amerika Utara dan Eurasia akan menjauh, Samudara Atlantik akan berubah perlahan dan melebar.
Jika pemodelan ini benar, maka dalam 50 juta tahun Asia akan terpecah, menyebabkan terbentuknya samudara baru. Ditambah lagi, dalam 100 juta tahun, Australia akan bergerak ke utara menuju ke bagian bawah Asia.
Ketika benua-benua bergabung menjadi satu, energi pasang surut akan menurun dan akhirnya lautan luas yang tenang akan mengelilingi benua super.
Meski benua super baru akan terjadi dalam waktu jutaan tahun lagi. Informasi ini akan digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari hubungan antara pasang surut dan kehidupan laut yang berkelanjutan.

Ekspedisi Menuju Benua ke-8 yang "Hilang" Dimulai
Masih ingatkah Anda, beberapa saat yang lalu, benua baru bernama Zealandia telah ditemukan di timur Australia. Kini, para ilmuwan tengah mempersiapkan sebuah ekspedisi menuju benua yang 'hilang' tersebut.
Ekspedisi 371 yang didanai oleh National Science Foundation dan International Ocean Discovery Program bertujuan untuk menjawab banyak pertanyaan tentang Zealandia. Lebih dari 30 ilmuwan akan bergabung dalam ekspedisi pada tanggal 27 juli ini. Selama dua bulan mereka akan berada di JOIDES Resolution, sebuah kapal khusus pengeboran ilmiah.
Tim akan mengunjungi 6 lokasi di Laut Tasman antara Australia dan Selandia baru untuk mengebor inti sedimen dan batuan dari kerak bumi. Masing-masing inti akan berada di antara kedalaman 300 meter dan 800 meter. Ini artinya peneliti dapat meneliti kembali ke masa lalu hingga puluhan juta tahun silam.
"100 juta tahun yang lalu, Antartika, Australia dan Zealandia adalah satu benua," kata Gerald Dickens, peneliti yang bergabung dalam ekspedisi ke Zealandia seperti yang dikutipd dari Live Science 18 Juli 2017.
Dia melanjutkan, sekitar 85 juta tahun yang lalu Zealandia memisahkan diri dan untuk sementara waktu, dasar laut di antara Zealandia dan Australia terpisah.
Setelah pergeseran ini, area antara kedua benua tertekan. Namun, sekitar 50 juta tahun yang lalu, lempeng Pasifik di bawah Selandia Baru mengangkat kedua pulau, membentuk serangkaian gunung berapi di Pasifik, dan melepaskan tekanan di kerak laut di antara kedua benua.
"Yang ingin kami pahami adalah mengapa dan kapan berbagai tahap dari pengenduran itu terjadi," ungkap Dickens.
Adanya penelitian ini bisa mengungkap bagaimana arus laut dan iklim berubah saat itu.
Zealandia merupakan benua yang mencakup Selandia Baru dan Kaledonia Baru sehingga luasnya sekitar 5 juta kilometer persegi. Namun, 94 persen dari wilayah benua itu berada di bawah permukaan laut. Hanya sebagian pulau-pulau kecil di sekitarnya saja yang ada di permukaan.
Argumen soal bagaimana Zealandia terbentuk didasarkan pada beberapa bukti. Batu-batu di bawah dasar laut di lepas pantai Selandia Baru terdiri dari berbagai jenis batuan purba yang hanya ditemukan di benua.
Bagian yang menonjol dari benua Zealandia juga lebih dangkal daripada permukaan kerak samudra di dekatnya. Lalu, sampel batuan menunjukkan lapisan tipis kerak samudra yang memisahkan Australia dengan Zealandia.
Semua faktor ini menunjukkan bahwa daerah bawah laut di sekitar Selandia Baru membentuk sebuah benua. *
Artikel ini telah dimuat di kompas.com dengan judul: Peneliti Inggris Prediksi 7 Benua Akan Jadi Satu Daratan