Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wakapolres Lombok Tengah yang Tembak Adik Ipar Dipecat Mabes Polri

Pihak kepolisian, kata Martuani, saat ini tengah mendalami apakah tersangka memiliki kelainan jiwa atau tidak....

Editor:
Shutterstock
Ilustrasi penembakan 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Wakapolres Lombok Tengah provinsi NTB, Kompol F telah ditahan di Polda Sumatera Utara usai menyerahkan dirinya sendiri ke Polsek.

F menjadi pelaku pembunuhan setelah menembak adik iparnya sendiri, Iwan, yang berusaha melerai ketika F menodong ibunya sendiri dengan senjata api.

Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin mengatakan pelaku tidak hanya akan dipecat dari Polri.

Ia memastikan F juga akan dipidana umum atas perbuatannya.

"Saya hanya dari segi pelanggaran disiplin. Dia akan dipidana umum. Bukan hanya dipecat," ujar Martuani, dalam keterangannya, Kamis (5/4/2018).

Pihak kepolisian, kata Martuani, saat ini tengah mendalami apakah tersangka memiliki kelainan jiwa atau tidak.

Lebih lanjut, untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali maka Martuani mengungkap Polri akan melakukan pemeriksaan psikologis dalam pemegangan senjata.

Menurutnya ada masalah-masalah tertentu yang tidak bisa dikontrol oleh masing-masing orang. Terlebih, psikologi seseorang itu tidak pernah sama.

"Ini harus diperketat lagi. Saya belum tahu hasil pemeriksaan psikologis sekarang, karena sedang diobservasi," ungkapnya.

"Kita lakukan observasi, operasi penegakan disiplin ke Polda-polda dari Mabes. Datanya ada, seluruh Polda kita datangi sekali setahun. Kita lakukan mulai (tes) dari urang hingga darah," tandasnya.

Sebelumnya, Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin membenarkan adanya penembakan yang dilakukan oleh Wakapolres Lombok Tengah, NTB, Kompol F kepada iparnya sendiri.

Diketahui, Kompol F, mantan Kasat Reskrim Polresta Medan itu menembak Iwan, adik iparnya, di Jl. Tirtosari Gg Keluarga No 14, Medan, Rabu (4/4), sekira pukul 21.00 WIB.

"Penembakan. Betul, dia (F) nembak. Kayanya ada masalah itu. Iya ada masalah keluarga kayanya," ujar Martuani dalam keterangannya, Kamis (5/4/2018).  

 Kronologi Versi Polisi

Awalnya, Heny Wulandari, adiknya mempersilakan duduk di rumah.

Mereka sempat bercengkrama bersama ibunya di ruang tamu. Sedangkan, Heny membuat air di dapur.

"Saksi (Heny) sempat melihat Fahrizal memijat ibunya, tapi secara tiba-tiba menodongkan senjata ke arah ibunya. Tapi, korban (Jumingan) langsung melarang dengan berkata "jangan Bang" namun Fahrizal menodongkan senjata api ke korban. Ada dua kali suara letusan," katanya.

Melihat suaminya bersimbah darah, Heny langsung lari ke dalam kamar dan mengunci kamar lantaran ketakutan.

Bahkan, Fahrizal sempat menggedor pintu kamar. Tapi, ibunya mendatangi sembari menyatakan tidak boleh keluar dari kamar.

Pihak kepolisian sudah meminta keterangan tiga saksi di antaranya Heny Wulandari, Agung dan Elly.

Ketiganya merupakan warga Jalan Tirtosari alias masih berhubungan kerabat dengan Kompol Fahrizal.

Kini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan.

Kronologi Versi Warga

Warga Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung terkejut dengan penembakan ini.

Warga mengira suara tembakan adalah suara petasan.

Apalagi, suara jeritan warga bergema dari dalam rumah.

Baca: Wakapolres Lombok Tengah Tembak Kepala Adik Ipar 3 Kali dan Kemaluan 3 Kali Hingga Tewas!

Baca: 6 Peluru Senjata Mantan Kasat Reskrim Ini Menembus Tubuh Adik Ipar, Diduga Karena Dendam!

"Aku pikir mercon, jadi enggak peduli tadi. Tadi habis salat tak enak badan golek-golek di rumah," kata Juraidah (75) warga sekitar saat ditemui Tribun Medan.

Kediaman Juraidah tepat di sebelah tempat kejadian perkara (TKP). Tapi ia tidak mengetahui peristiwa penembakan itu.

Bahkan, dia keluar rumah saat mendengar ada keramaian di lokasi.

Tidak hanya itu, dia juga mengaku lupa berapa kali suara letusan. Namun suara itu terdengar begitu keras.

Selain itu, ia tak ingin membeberkan identitas korban penembakan.

"Saya tidak begitu tahu nama korbannya. Soalnya jarang ketemu. Tapi mereka sekeluarga orang baik kok. Kalau istrinya kerjanya guru," ujarnya.

Tidak lama kemudian, petugas kepolisian membawa seorang perempuan dari sebuah warung.

Besar dugaan perempuan itu bernama Sutini alias Heni, istri dari Zumingan alias Zun, korban penembakan.

Heni memasuki rumah dibopong oleh dua oknum polisi berpakaian preman.

Sedangkan, balita yang digendongnya menjerit histeris.

Setiba di depan rumah Heni nyaris pingsan.

"Ini rumah orangtuanya Pak F (Fahrizal), mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan. Sekarang tugas di Lombok. Adiknya yang paling kecil tinggal di sini bersama orangtuanya mereka," kata seorang warga berkacamata saat ditemui di depan rumah.

Kini jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.

Terlihat beberapa petugas langsung mengavakuasi jasad dengan menggunakan kain dan tandu.

Sementara itu, personel kepolisian telah memasang garis polisi di depan rumah. (Jefri Susetio/Tribun Medan)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved