Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pria yang Dibaptis Paus Fransiskus ini Bukan Orang Sembarangan, Dulunya Pengemis, Kini Pahlawan

Pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia, Paus Fransiskus membaptis 8 orang dewasa dalam misa Malam Paskah atau Easter Vigil di Basilika Santo Petrus

Editor:
AFP/Andreas Solaro
Paus Fransiskus membaptis John Ogah (tengah) dalam misa Malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Sabtu (31/3/2018) di Vatikan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia, Paus Fransiskus membaptis 8 orang dewasa dalam misa Malam Paskah atau Easter Vigil di Basilika Santo Petrus, Vatikan, termasuk seorang pengemis asal Nigeria yang menjadi pahlawan di Italia.

John Ogah berhasil melucuti senjata seorang pencuri dengan tangan kosong pada 26 September 2017. Dia tidak diam diri ketika menyaksikan perampokan di sebuah pasar swalayan.

Dilansir dari ABC News, Sabtu (31/3/2018), Ogah sedang berada di luarCarrefour, di kawasan Centocelle Roma. Saat itulah, dia melihat seorang pencuri yang mengenakan topeng dan membawa senjata berupa pisau.

Pencuri itu mencoba melarikan diri dengan membawa uang 400 euro atau Rp 6,7 juta yang dicuri dari kasir.

Kamera pengawas menangkap rekaman video yang menunjukkan keberanian Ogah. Dengan tangan kosong, dia menghadapi pencuri itu, merebut pisau dan menahannya sampai polisi tiba di lokasi.

Pencuri itu jatuh dari sepeda motornya karena berusaha kabur. Setelah peristiwa tersebut, Ogah menghilang. Dia takut akan dideportasi karena dia tidak memiliki surat-surat resmi.

Tapi otoritas kepolisian Roma menghargai keberaniannya dan memberinya izin tinggal di Italia, sesuatu yang didambakannya.

Menurut kantor berita ANSA, saat ini Ogah memiliki pekerjaan dengan Palang Merah Italia dan tinggal di sebuah rumah.

Terkait dengan pembaptisannya, Ogah meminta kepala polisi Roma yang menangani kasusnya untuk menjadi wali baptisnya.

John Ogah (31) memilih nama Francesco sebagai nama baptisnya. (AFP/Andreas Solaro)
John Ogah (31) memilih nama Francesco sebagai nama baptisnya. (AFP/Andreas Solaro)

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar La Repubblica, Ogah bermimpi untuk menjadi penduduk sah Italia dan memiliki sebuah pekerjaan sehingga dia tidak harus mengemis untuk membiayai anaknya di Nigeria.

Ogah meninggalkan Nigeria dan sempat tinggal di Libya. Kemudian, dia berangkat ke Italia dengan kapal penyelundup migran pada Mei 2014.

"Jika Paus Fransiskus atau presiden republik (Italia) dapat melakukan sesuatu bagi saya, daya akan menjadi orang paling bahagia di dunia," katanya.

"Saya tidak ingin menjadi pahlawan. Saya ingin menjadi legal, bekerja, dan memliki kehidupan yang bermartabat di Italia," ucapnya.

Ogah memilih "Francesco" sebagai nama baptisnya.

Dalam misa itu, Paus Fransiskus juga mendesak umat Katolik untuk tidak berdiam ketika menghadapi ketidakadilan di sekitar lingkungan mereka.

Paus Fransiskus Membasuh Kaki Tahanan di Penjara Roma

Paus Fransiskus ketika mencium kaki salah satu tahanan dalam ritual pembasuhan kaki, masa sebelum Paskah di Penjara Regina Coeli di Roma, Italia (29/3/2018).
Paus Fransiskus ketika mencium kaki salah satu tahanan dalam ritual pembasuhan kaki, masa sebelum Paskah di Penjara Regina Coeli di Roma, Italia (29/3/2018).(AFP/VATICAN MEDIA/HO)

Pemimpin Katolik Roma Paus Fransiskusmemulai pra-Paskah dengan melakukan ritual pembasuhan kaki.

Dilaporkan Deutsche Welle, Kamis (29/3/2018), Paus Fransiskus melaksanakan ritual itu dengan membasuh kaki tahanan di PenjaraRegina Coeli di Roma, Italia.

Dalam tradisi Kristiani, Yesus Kristus membasuh kaki 12 murid-Nya pada Kamis Putih, atau sebelum Dia disalibkan.

Tradisi pembasuhan kaki mulai rutin dilaksanakan oleh para Paus sejak era Paus Yohans XXII di 1959.

Paus Yohanes Paulus II menjadi Pontiff yang mulai memperkenalkan ritual pembasuhan kaki kepada anak yatim piatu dan tunawisma.

Adapun Fransiskus lebih sering melaksanakannya di luar Vatikan, salah satunya seperti di Penjara Regina Coeli.

Selain itu, paus asal Argentina itu juga mendobrak tradisi dengan mencuci kaki wanita dan mereka yang non-Kristiani.

Deutsche Welle memberitakan, dari 12 tahanan yang kakinya dibasuh oleh Fransiskus, dua di antaranya merupakan pemeluk agama Islam, dan seorang penganut agama Buddha.

Dalam kesempatan tersebut, Fransiskus mengkritisi soal masih adanya negara di dunia yang menerapkan hukuman mati.

"Hukuman yang sama sekali tidak memberikan harapan tidak manusiawi dan Kristiani," ujar Paus dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio itu.

Sejak Yohanes Paulus II menjabat di 1978, Gereja Katolik Roma mulai menyatakan sikap untuk menentang penggunaan hukuman mati.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved