Jarang Diketahui, Pentingnya Arti Lingkaran Merah Pada Tabung Elpiji, Hindari Anda dari Bahaya!
Sebagian besar orang menganggap lingkaran merah pada tabung elpiji hanya hiasan atau variasi.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jika kita memperhatikan tabung gas elpiji pasti akan terlihat lingkaran berwarna merah ditabung warna hijau 3kilogram.
Sebagian besar orang menganggap lingkaran merah pada tabung elpiji hanya hiasan atau variasi.
Jika pikiran anda seperti itu, tentu salah besar. Pasalnya, lingkaran merah pada tabung Elpiji memiliki arti yang sangat penting.

Dari sekian banyak kecelakaan tabung gad elpiji banyak yang tidak tahu penanganannya.
Lingkaran merah itu rupanya berarti saat terjadi kebocoran gas. Tak perlu panik, anda hanya perlu melihat lingkaran merah itu.
Jika warna beruba menjadi hitam sebaiknya menghindar karena tabung kemungkinan besar akan meledak. Namun jika warnanya tetap merah, segera lepaskan legulator dari tabung.
Hal ini tentu sangat penting dan berarti bagi ibu rumah tangga dalam mencegah masalah kebocoran gas.
Penanganan Kebocoran
Sering kita dibuat jengkel dengan gas elpiji di dapur tiba-tiba "ngowos" alias bocor.
Pada kondisi dapur yang punya sirkulasi udara yang bagus, bau gas tidak tercium.
Tapi, jika dapur cenderung tertutup dan tidak ada sirkulasi udara yang normal, tentu tidak cuma bau yang menyengat tapi juga bahaya kebakaran jika tersulut api pasti bisa terjadi.
Bagi sebagian orang awam, pasti akan menyimpulkan kalau alat regulator gasnya sudah rusak. Karena berkali-kali dicoba, tetap saja bocor.
Sekarang ada dijual di pasaran, alat untuk membantu menekan regulator agar lebih "singset".
Tapi kebanyakan yang terjadi tidak mengubah keadaan. Gas tetap saja bocor. Lalu, bagaimana semestinya kita perlakukan gas elpiji yang seperti itu?
Nah, belajar dari pengalaman itu dan dari berbagai cerita teman tentang kebocoran gas elpiji di rumah.
Berikut cara menangani kebocoran gas elpiji yang banyak dialami.
Langkah-langkah:
1. Periksa gas elpiji anda terdapat karet pengaman atau tidak.
2. Keluarkan karet pengaman tersebut, lalu amati. Apakah kondisinya masih cukup baik ataukah sudah tidak memadai (ada retak/sobek/pecahpecah) di bagian pinggir atau tengahnya.
3.Jika kondisinya masih baik, anda bisa pasang kembali. Tapi jika sudah pecahpecah atau "getas" maka segeralah cari gantinya.
4.Usahakan jika anda membeli karet pengaman, pilihlah yang lentur, bukan yang dari bahan campuran (karet - plastik).
5. Setelah anda pasang kembali karet pengaman ke dalam lubang gas elpiji. Sekarang anda cari karet pengaman yang sudah tidak dipakai, tapi masih dalam kondisi baik (tidak pecahpecah/getas, robek). Lalu, potong (bukan dibilah) menjadi 3 bagian.
6. Karet pengaman yang 1/3 bagian di ujung anda ratakan bagian irisannya dengan menggunakan silet/cutter. Sehingga bagian permukaan yang semuala tidak merata akan menjadi rata/datar.
7. Selanjutnya, potongan karet pengaman tersebut masukkan dalam lubang gas elpiji sehingga menumpuk dengan karet yang masih utuh di dalam lubang gas tersebut.
8. Akhiri pekerjaan kita dengan memasang dan menutup kembali regulatornya.
Apabila, pengunci regulator tidak bisa dikunci atau agak sulit menguncinya, karet pengaman potongan kecil tadi dapat diiris kembali dan disesuaikan agar benar-benar pas hingga regulator benar-benar bisa dikunci dan gas tidak lagi bocor.
Tips Hemas Gas
Harga gas terus mengalami kenaikan tiap tahunnya. Padahal gas sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap keluarga di rumah.
Sebab, hampir di setiap hari orang memasak dengan menggunakan kompor gas. Sehingga, kalau tidak ada gas, maka hidangan untuk makan keluarga sulit dibuat. Sementara membeli makanan siap saji terus menurus, sama saja dengan menguras dompet.
Itu sebabnya, mau-tidak mau kita harus berhemat. Tentu kita tidak mau mengorbankan asupan gizi keluarga bukan? Makanya, lebih baik gas yang kita hemat pemakaiannya. Berikut beberapa tips menghemat gas.
1. Bersihkan kompor gas secara berkala, maksimal empat bulan sekali. Saluran gas yang kotor mengakibatkan api yang dihasilkan tidak berwarna biru.
Kalau api tidak biru, artinya panas yang dihasilkan tidak maksimal. Dengan panas yang tidak maksimal tentu saja waktu memasak bertambah lama. Dan, gas pun lebih banyak terpakai.
2. Gunakan selang gas yang baik. Gas bersifat menekan ke segala arah, itu sebabnya dibutuhkan selang yang baik, yang minimal memiliki kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi. Kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi ini sesuai dengan sifat menekan gas yang memang mencapai 500 psi.
Jika selang yang kita gunakan tidak memiliki kemampuan menahan tekanan sebesar 500 psi, maka selang akan cepat kendor. Akibatnya gas dapat keluar melalui sela-sela selang dan gas jadi cepat habis.
3. Gunakan regulator standar. Saat ini umumnya regulator yang digunakan adalah regulator otomatis. Regulator otomatis memang lebih menguntungkan, sebab dapat mendeteksi jika sewaktu-waktu terjadi kebocoran gas.
Nah, jika bepergian dalam waktu lama, sebaiknya regulator dicabut dari tabung gas, agar bisa dipastikan tidak ada gas yang keluar.
5. Gunakan pengait regulator. Pengait ini ada yang berbahan plat besi dan plastik. Pengait yang berbahan plat besi lebih kuat, tapi tetap harus diperhatikan ketebalan plat yang digunakan. Plat yang cukup baik mempunyai ketebalan minimal 3 mm.
6. Gunakan perangkat masak berbahan stainless steel. Memang di pasaran banyak panci dan wajan yang berbahan aluminium yang harganya lebih murah, juga yang berbahan enamel yang tampilannya lebih cantik.
Tapi, sebenarnya kedua jenis logam tersebut bukan penghantar panas yang baik. Penghantar panas terbaik adalah stainless steel. Dengan menggunakan perangkat masak berbahan stainless steel makanan akan lebih cepat matang.
7. Gunakan perangkat masak yang ukurannya sesuai dengan porsi makanan yang akan dimasak. Kalau porsi makanan yang akan dimasak kecil, jangan menggunakan panci atau wajan yang besar.
Sebab, panci dan wajan yang besar membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi panas. Sehingga, penggunaan gas juga jadi lebih banyak.
8. Bahan makanan paling boros menggunakan gas adalah daging, terutama yang bertulang seperti buntut atau iga. Jadi, jika kita hendak memasak daging, sebaiknya manfaatkan pressure cooker.
Sebagai perbandingan, memasak buntut atau iga sampai empuk tanpa menggunakan pressure cooker biasanya membutuhkan waktu hingga 2 jam. Sementara dengan menggunakan pressure cooker, 50 menit sudah empuk. (Valdy Suak/Berbagai Sumber)