Tragedi Tanjakan Pumorow 8
Cerita Saksi Mata Kecelakaan Taksi Online yang Menewaskan Bayi Abi di Pumorow 8
"Saya hitung semuanya ada 6. Pertama sopir, lalu ada balita kemudian ada ayah, ibu serta nenek dari balita,"
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan taksi online Daihatsu Ayla merah bernomor polisi DB 1383 LE, pada Selasa (20/03/2018) menewaskan bayi berusia 4 bulan bernama Abidzar Sa'aba alias Abi, warga Kelurahan Banjer, Lingkungan VII, Kecamatan Tikala, Kota Manado.
"Pas kecelakaan itu kan mobil meluncur dan terhenti saat menambrak talud rumah saya. Saya terus berteriak kala mobil itu meluncur dari atas itu, langsung berlari ke bawah untuk mengecek kondisi. Saat itu juga sopir atau pengemudi membuka pintu dan mengeluarkan para penumpang," kata Jeny Pantow, warga Jalan Pumorow 8 pada Kamis (22/03/2018)
"Saya hitung semuanya ada 6. Pertama sopir, lalu ada balita kemudian ada ayah, ibu serta nenek dari balita yang salah satu diantaranya meninggal dunia," tambahnya
Diapun menceritakan saat kejadian, mobil Daihatsu Ayla merah bernomor polisi DB 1383 LE itu sempat terhenti beberapa detik di tengah tanjakan tajam yang menjadi lokasi insiden kecelakaan itu.
"Saya dan keluarga, saat itu lagi duduk di depan rumah. Tiba-tiba saya lihat mobil merah itu terhenti dan meluncur secara perlahan kemudian naik lagi dan akhirnya meluncur dengan kencang ke sisi kiri tanjakan sebelum akhirnya menghantam talud depan rumah saya," jelasnya.
Teriak-teriak
Jeny mengungkapkan saat itu dia sedang duduk di depan rumah dan kaget saat melihat sebuah mobil yang bergerak mundur saat menaiki tanjakan.
"Saya teriak Tuhan selamatkan mereka, Tuhan tolong mereka. Saya pun menangis kala mobil itu dengan kerasnya meluncur dan menabrak talud saya. Di sini memang sering sekali terjadi kecelakaan, dan saya hampir tak pernah melewatkan itu," katanya
Ketika mobil berwarna merah itu menabrak talud rumahnya, ia pun bergegas melihat kondisi para penumpangnya.
"Saya lihat ada bayi di dalam dan kepalanya bengkak. Saya sempat elus tangan balita itu dan segera menyuruh orang tuanya untuk membawa ke rumah sakit," ucapnya.
Sehari 6 kali Kecelakaan
Jeny Pantow mengakui dirinya sering menyaksikan peristiwa kecelakaan di lokasi kecelakaan balita Abi, yang depan rumahnya.
"Di sini memang sering kecelakaan. Kalau mau dihitung itu bisa lebih dari 6 kali saya lihat secara langsung. Yang tidak saya lihat dan dengar dari tetangga ketika saya tidak ada di rumah itu lebih dari 10 kali dalam sehari,"katanya kepada tribunmanado.co.di Kamis (22/03/2018) siang.
"Bukan hanya mobil pribadi saja, motor dan truk serta pikap juga selalu jadi langganan kecelakaan di sini. Talud rumah saya ini selalu yang jadi sasarannya," ungkapnya.
Dia menambahkan sejak tinggal di Pomorow 8 sudah menyediakan kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
"Di sini itu kan sering terjadi kecelakaan. Saya tinggal di sini kurang lebih 15 tahun, dan lebih dari 10 tahun lamanya saya selalu sediakan P3K untuk para pengendara yang sering kecelakaan di depan rumahnya saya," ungkap Jeny.
Hal itu disediakannya atas inisiatifnya sendiri.
"Inisiatif saya sendiri. Karena sering sekali kan banyak yang celaka di sini," ucapnya.
Bahkan, katanya, bukan hanya P3K saja yang dia sediakan di rumahnya.
"Saya juga sediakan air minum mineral. Jadi selain obat merah, dan obat-obatan lain, ada air minum juga. Dan itu saya sediakan dan berikan secara gratis kepada para pengendara yang mengalami kecelakaan. Karena kan pastinya mereka syok dan harus diberikan pertolongan pertama," jelasnya.
Amatan tribunmanado.co.id, lokasi terjadi kecelakaannya bayi Abi memiliki tanjakan yang terjal dan rawan terjadi kecelakaan.
Cerita Ibunda Abi
Ainun Ahmad (20), Warga Kelurahan Banjer, Lingkungan VII, Kecamatan Tikala, Kota Manado menceritakan peristiwa nahas yang menewaskan anaknya yang masih balita, Abidzar Sa'aba di Jalan Pomorow 8, Lingkungan 3 pada Selasa Selasa (20/03/2018) pagi.
Sebelum kecelakaan tunggal tersebut, Ainun sudah mengingatkan sang sopir taksi online bernama Lisa, warga Paniki terkait medan jalan yang terjal.
"Sayakan pesan Go-car jam 8 pagi mau ke Malalayang, terus sih sopir yang pakai Daihatsu Ayla DB 1383 LE itu tanya mau lewat Jalan mana, saya dan keluarga bilang lewat Jalan situ saja (Pomorow 8). Tapi sebelum jalan, saya bilang dulu ke sopir coba lihat dulu kalau bisa lewat situ. Soalnya Jalannya agak sulit karena tanjakan yang panjang. Setelah itu sih sopir bilang oh saya bisa," ungkap cerita kepada tribunmanado.co.id di kediamannya pada Kamis (22/03/2018) sore.
Lanjut dia, awal mobil itu berjalan bagus, namun ketika masuk di tengah ke arah ujung tanjakan tiba-tiba mobil terhenti.
"Dari bawah mobilnya jalan bagus. Tapi sudah di tengah memang agak terhenti dan terluncur, sopir pun kembali berusaha menambah laju kendaraan supaya tidak terluncur," katanya
"Kira-kira tiga kali mobil terluncur hingga dan sopir masih berusaha agar bisa naik, namun entah kenapa saat itu juga mobil meluncur dengan kencang. Beruntung mobil tersangkut di salah satu talud warga," tambahnya
Meskipun mobil terhenti lajunya akibat tersangkut di talud warga.
Namun nahas bagi bayi Abi yang saat itu digendong sang ayah Marwan Sa'aba, yang duduk di bagian belakang sopir itu, kepalanya terbentur oleh ujung taluk bagian kanan.
"Saat itu Abidzar-kan digendong bapaknya (Marwan Sa'aba), jadi ketika bagian belakang mobil menabrak talud, saat itu juga kepala Abidzar terbentur," ucapnya.
Diketahui saat itu rencananya keluarga Abidzar Sa'aba yang terdiri dari neneknya bernama Munia Hasan (58), ayah Abidzar, Marwan Sa'aba (29) ibunya Ainun Ahmad (20) berencana membawa kembaran Abidzar bernama Abdul Sa'aba ke Rumah Sakit Smek Malalayang untuk memeriksakan mata Abdul yang sudah divonis dokter mengalami buta stadium 5.