Alasan Priyo Budi Santoso Cs Menyeberang ke Partai Berkarya, karena Bersahabat dengan Tommy Soeharto
Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang mengungkapkan beberapa alasan Priyo Budi Santoso mau bergabung dengan partainya.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang mengungkapkan beberapa alasan Priyo Budi Santoso mau bergabung dengan partainya. Priyo sebelumnya berstatus sebagai kader Partai Golkar.

Priyo pernah menjabat posisi elit di partai ini sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 2009-2014, mewakili Partai Golkar.
Baca: 91 Laporan Masuk Januari, Ada 9 Jenis Laporan di Qlue Smart City
Baca: Wagub Ingatkan Aparat Pengawas Internal Jangan Kongkalikong
Baca: Beredar Video Lakukan Prosesi Ijab Kabul dengan Mas Kawin Rp 500 Ribu, Daus Mini Nikah Lagi?
Faktor pertama adalah kedekatan antara Ketua Umum Partai Berkarya, Tommy Soeharto dengan Priyo. Kedekatan mereka karena keduanya sama-sama alumni Partai Golkar.
"Pak Tommy juga kan keluarga besar Golkar sebelumnya. Beliau sudah ada komunikasi politik sesama keluarga besar Golkar. Teman yang punya visi misi," ujar Badaruddin di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Faktor lainnya adalah pengalaman Priyo sebagai politisi. Pengalaman mantan Wakil Ketua DPR ini dinilai dapat membantu Partai Berkarya yang masih seumur jagung ini mampu mengarungi Pemilu mendatang.
Baca: 538 Laporan Masuk Tahun 2017, Ada 15 Jenis Laporan di Qlue Smart City
Baca: Gerindra Legawa VAP Hengkang ke Nasdem
Baca: Jumlah Laporan Masuk di Qlue Smart City Tahun 2017
"Saya kira mas Priyo punya hak menyalurkan hak politik, beliau juga sudah sangat berpengalaman di Golkar," jelas Badaruddin.
"Menghadapi pemilu, kita mempersiapkan masuk lewat Parliamentary Threshold, kita butuh orang yang berpengalaman," tambahnya.
Seperti diketahui, Priyo akan menduduki jabatan sebagai Sekjen Partai Berkarya.
Sebelum Priyo sejumlah nama kondang sudah lebih dulu berlabuh di Partai Berkarya. Mereka diantaranya adalah mantan Menko Polhukam, Laksamana (Purn) Tedjo Edi Purdjianto, mantan Wakil Kepala BIN, Muchdi PR, serta Pollycarpus.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin