Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tragedi Tanjakan Pumorow 8

11 Fakta Bayi Abi yang Tewas Kecelakaan di Jalan Pumorow, No 1 Bikin Nangis!

Jeny Pantow yang saat itu berada di lokasi mengaku sempat melihat mobil terhenti di tengah tanjakan.

Penulis: | Editor:
tribunmanado
kolose 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan taksi online Daihatsu Ayla merah bernomor polisi DB 1383 LE, pada Selasa (20/03/2018) menewaskan bayi berusia 4 bulan bernama Abidzar Sa'aba, warga Kelurahan Banjer, Lingkungan VII, Kecamatan Tikala, Kota Manado.

Kejadian itu meninggalkan kesedihan bagi keluarga, berikut 11 fakta kecelakaan tersebut:

Jasad Bayi Abi dan Jeny menunjukan lokasi kecelakaaan
Jasad Bayi Abi dan Jeny menunjukan lokasi kecelakaaan (KOLASE TRIBUNMANADO/INDRY PANIGORO)

1. Gelar Gunting Rambut

Pihak keluarga sudah punya rencana kedepan untuk melakukan prosesi gunting rambut bayi yang menjadi korban kecelakaan.

"Kami rencananya bulan puasa (sekitar bulan Mei, akan menggelar akikah (gunting rambut) untuk mereka berdua, tapi belum sempat akikah digelar, salah satu dari mereka sudah lebih dulu meninggalkan kami akibat insiden kecelakaan," kata nya dengan gerakan kepala yang digelengkan.

"Memang manusia hanya bisa sebatas merencanakan saja. Tapi yang menentukan adalah sang Pencipta," ucapnya sambil kepalanya menunduk dan sesekali mencium pipi Abdul yang saat itu tenga digendongnya.

2. Mobil Berhenti Ditanjakan

Jeny Pantow yang saat itu berada di lokasi mengaku sempat melihat mobil terhenti di tengah tanjakan.

Diapun menceritakan saat kejadian, mobil Daihatsu Ayla merah bernomor polisi DB 1383 LE itu sempat terhenti beberapa detik di tengah tanjakan tajam yang menjadi lokasi insiden kecelakaan itu.

"Saya dan keluarga saat itu lagi duduk di depan rumah. Tiba-tiba saya lihat mobil merah itu terhenti dan meluncur secara perlahan kemudian naik lagi dan akhirnya meluncur dengan kencang ke sisi kiri tanjakan sebelum akhirnya menghantam taluk depan rumah saya," jelasnya.

3. Lihat Mobil Tergelincir

Jeny Pantow juga mengaku melihat secara langsung mobil tersebut tergelincir ke bawa hingga membentur. 

"Saya teriak Tuhan selamatkan mereka, Tuhan tolong mereka. Saya pun menangis kala mobil itu dengan kerasnya meluncur dan menabrak taluk saya. Disini memang sering sekali terjadi kecelakaan, dan saya hampir tak pernah melewatkan itu," katanya

4. Sering Kecelakaan

Jeny Pantow mengakui dirinya sering menyaksikan peristiwa kecelakaan di lokasi kecalakaan balita Abi, yang depan rumahnya.

"Di sini memang sering kecelakaan. Kalau mau dihitung itu bisa lebih dari 6 kali saya lihat secara langsung. Yang tidak saya lihat dan dengar dari tetangga ketika saya tidak ada di rumah itu lebih dari 10 kali dalam sehari,"katanya.

5. Ibu Korban Sudah Ingatkan Sopir

Sebelum kecelakaan tunggal tersebut, Ainun sudah mengingatkan sang sopir taksi online bernama Lisa, warga Paniki terkait medan jalan yang terjal. 

"Sayakan pesan Go-car jam 8 pagi mau ke Malalayang, terus sih sopir yang pakai Daihatsu Ayla DB 1383 LE itu tanya mau lewat Jalan mana, saya dan keluarga bilang lewat Jalan situ saja (Pomorow 8). Tapi sebelum jalan, saya bilang dulu ke sopir coba lihat dulu kalau bisa lewat situ. Soalnya Jalannya agak sulit karena tanjakan yang panjang. Setelah itu sih sopir bilang oh saya bisa," ungkap cerita kepada tribunmanado.co.id di kediamannya pada  Kamis (22/03/2018) sore.

5. Digendong Sang Ayah

Saat Kecelakaan Bayi yang meninggal digendong ayahnya. 

Namun nahas bagi bayi Abi yang saat itu digendong sang ayah Marwan Sa'aba, yang duduk di bagian belakang sopir itu, kepalanya terbentur oleh ujung taluk bagian kanan.

"Saat itu Abidzar-kan digendong bapaknya (Marwan Sa'aba), jadi ketika bagian belakang mobil menabrak talud, saat itu juga kepala Abidzar terbentur," ucapnya.

6 Punya Saudarah Kembar

Diketahui bahwa bayi yang meninggal memiliki saudara kembar yakmi  Abdul Sa'aba. 

Saat itu bayi abi hendak ikut menemani keluarganya mengantar saudara kembarnya ke rumah sakit. 

7. Pergi Berobat

Saat kecelakaan keluarga Abi hendak mengantarkan saudara kembarnya yang mengalami kebutaan stadium 5 ke dokter. 

Namun naas saat itu Abi justru menajdi korban dalam kecelakaan

8. Tiga Kali Pindah Persneling

Kepada polisi Elisya Rosiana Bolilera (34) mengaku tiga kali berpindah persneling sebelum kecelakaan.

"Kepada saya dia Elisya Rosiana Bolilera (34) menceritakan waktu itu saat menaiki tanjakan dia menggunakan persneling tiga, kemudian karena merasa sudah tidak mampu dia berpindah ke persneling dua. Kemudian masih merasa berat dan tidak mampu naik, ia beralih ke persneling satu. Dan saat itulah kendaraan sudah tidak bisa dikontrol dan terjadilah kecelakaan," ujar Kasat Lantas Polresta Manado Kompol Marganda Aritonang.

9. Tergelincir 21 Meter

Dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Polisi menemukan bekas tanda mobil yang tergelincir.
Dari titik berhenti sampai terbentur itu panjangnya 21 meter.

"Elisya Rosiana Bolilera (34), sudah kita periksa. Dan untuk mobil sudah kita tahan sementara. Untuk penahanan kepada Elisya masih sementara berproses," ujar Kasat Lantas Polresta Manado Kompol Marganda Aritonang.

10. Diminta Lewat Jalan Pumorow 8

Kepada petugas sopir mobil tersebut mengaku diminta melintasi jalan Pumoriw 8.

"Dia datang, dan penumpang meminta diantarkan ke Rumah Sakit Malalayang. Bayi tersebut kembar. Satu digendong di depan, dan satunya lagi di belakang. Saat akan berangkat, Elisya bertanya mau lewat mana. Penumoang menjawan lewat jalur Pumorow 8 saja. Elisya pun mengiyakan dan meminta diarahkan," ujar Kasat Lantas Polresta Manado Kompol Marganda Aritonang.

11. Keluarga Ihklas

Keluarga bayi kembar yang lahir pada 22 Oktober 2017 itu tidak akan mengambil upaya hukum.

"Kami sudah ikhlas. Lagian juga tidak ada orang di dunia ini yang menginginkan  kecelakaan," kata Ainun Ahmad (20). (Valdy Suak)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved