Inilah Dokumen Sejarah Berdirinya GMIM, Ketua Sinode Pertama Ds EAAD de Vreede hingga HWB Sumakul
Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) merupakan gereja protestan Calvinis terbesar di Indonesia Timur. Gereja ini berpusat di Kota Tomohon
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) merupakan gereja protestan Calvinis terbesar di Indonesia Timur. Gereja ini berpusat di Kota Tomohon, tanah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Mekanisme organisasi gereja ini adalah bersinode atau bersama-sama. Hingga kini GMIM telah dipimpin 16 orang Ketua Sinode GMIM. Saat ini, Rabu (21/3/2018), sedang diadakan Sidang Majelis Sinode GMIM yang berlangsung di Hotel Novotel, Gran Kawanua International Center.
Dokumen Sejarah berdirinya GMIM

Kitab Peringatan
Perayaan Pendirian Gereja Protestant Minahasa

Keputusan dari Besluit Gouverneur-Generaal
tanah Hindia Belanda
Batavia, 17 September 1934

Susunan Acara Perayaan berdirinya GMIM
Tomohon 30 September 1934
Baca: Satpol PP Larang Wartawan Masuk ke Ruangan Sidang Sinode GMIM
Baca: Peserta Sidang Mulai Pilih BPMS GMIM
Baca: Pemilihan Ketua Sinode GMIM Dijaga Ketat
Sejak berdirinya GMIM hingga kini telah dipimpinh oleh 15 ketua Sinode yaitu :
1. Ds. E.A.A.D. de Vreede ( 1934-1935)
2. Ds.C.D. Buunck (1935-1937)
3. Ds. H.H. van Herweden (1937-1941)
4. Ds. G.P.H. Locker (1941-1942)
5. Ds. A.Z.R. Wenas (1942-1951)
6. Ds. M. Sondakh (1951-1954)
7. Ds. A.Z.R. Wenas (1955-1967)
8. Ds. R.M. Luntungan (1967-1979)
9. Pdt. DR.W.A.Roeroe (1979-1990)
10. Pdt. K.H. Rondo (1990-1995)
11. Pdt. Prof. DR.W.A.Roeroe (1995-2000)
12. Pdt. DR. A.F. Parengkuan (2000-2005)
13. Pdt. DR. A.O. Supit (2005-2010)
14. Pdt. Piet M. Tampi, STh, Msi (2010-2014)
15. Pdt. DR. Henny W. B. Sumakul (2014-2018)
Baca: 3 Calon Ketua Sinode GMIM Ungkap Visi dan Misinya, Diantaranya Persoalan UKIT
Baca: Julia Veronica Suban: Jangan Ada Unsur Politik Pilih Pemimpin GMIM
Baca: Demo Tolak E-Voting GMIM, Mahasiswa UKIT: Jangan Abaikan Tata Gereja!
TEMA DGD
Allah Kehidupan, Tuntunlah Kami ke dalam Keadilan dan Perdamaian
TEMA PGI & GMIM
“TUHAN MENGANGKAT KITA DARI SAMUDERA RAYA”
(Bdk Mzm 71 : 20 b)
SUB TEMA
“Dalam Solidaritas Dengan Sesama Anak Bangsa Kita Tetap Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila Guna Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme, dan Perusakan Lingkungan”
VISI GMIM
“GMIM yang Kudus, Am dan Rasuli”
GMIM yang Kudus.
Gereja, secara khusus GMIM dipahami sebagai persekutuan orang-orang kudus yang telah dibenarkan dan ditebus oleh Yesus Kristus ( 1 Korintus 1:30). Hal ini menjadi pengakuan gereja sepanjang masa sebagaimana termuat dalam pengakuan Iman Nicea Konstantinopel yang mengungkapkan: “Aku percaya satu gereja yang Kudus dan, Am dan Rasuli”.
Apa artinya kata kudus itu? Kata kudus dalam Alkitab berasal dari kata kata Qadosh ( Ibrani) yang berarti = disendirikan, dipisahkan, dikhususkan. Dalam bahasa Yunani disebut hagios yang berarti suatu pemisahan. Dengan demikian orang-orang yang kudus adalah orang-orang yang dipisahkan , dikuduskan, dikhususkan di dalam Kristus dan yang menikmati keselamatan daripada-Nya.
Persekutuan orang-orang kudus, berarti persekutuan orang-orang yang memiliki kekhususan, perbedaan dengan orang lain, yakni orang-orang yang sungguh sungguh hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, namun yang tetap berada di tengah dunia dan terus memberitakan tentang Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kepada banyak orang.
Gereja adalah kudus oleh sebab Allah memandang kepada kita di dalam Kristus, artinya sebagai manusia yang dosanya telah ditebus oleh kematian serta kebangkitan Kristus. Gereja itu kudus sebab ia dikuduskan oleh Allah yang telah memberikan Yesus Kristus menjadi Kepala Gereja. Kita mengaku bahwa Gereja itu kudus dalam memandang dan percaya kepada Yesus Kristus, yang telah menguduskan milik-Nya.
GMIM yang Am
Kata Am berarti umum, universal, berasal dari bahasa Latin: catholicam . Hal ini mau mengatakan bahwa keberadaan gereja tidaklah dibatasi oleh ruang, tempat dan waktu.
Gereja itu adalah am, karena pekerjaan Yesus Kristus yang merupakan Kepalanya dan bahwasannya Kristus adalah juruselamat untuk dunia dan seluruh umat manusia. Gereja dihadirkan Tuhan di tengah-dunia ini tanpa dibatasi dengan waktu, tempat, suku, ras, strata sosial, dsb .
Dengan demikian keanggotaan GMIM tidak hanya dibatasi pada orang dari suku-suku tertentu , tetapi terbuka bagi siapa saja. Dengan mengingat sifat gereja yang am itu, maka GMIM-pun menyadari bahwa perlu diadakan hubungan kerjasama dengan gereja-gereja seazas dan gereja-gereja lain baik yang ada di tingkat lokal, regional, nasional dan Internasional, demi mewujudkan keesaan gereja.
GMIM yang Rasuli
Kata rasuli berarti bersifat kerasulan. Kata Rasul dalam bahasa Yunani disebut apostolos(utusan). Kata apostolos, berasal dari kata kerja apostello, yang berarti : mengutus dengan tujuan khusus. Dengan demikian dipahami bahwa Gereja diutus ke dalam dunia untuk tugas khusus untuk memberitakan tentang keselamatan di dalam Kristus. Gereja mengemban tugas-tugas kerasulan ( apostolat) yaitu untuk mewartakan Injil kepada segala mahluk ( Markus 16: 15), sambil terus memperjuangkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi banyak orang.
Baca: Lagi Isu PKI Dimainkan dalam Kasus Penganiayaan di Kendal
MISI
Meningkatkan spiritualitas beriman warga gereja dalam kehidupan sehari-hari
Meningkatkan keesaan dengan gereja-gereja di Indonesia dan di seluruh dunia
Meningkatkan pelayanan misi dan diakonia yang holistik bagi keadilan, perdamaian dan kesejahteraan sosial yang menjamin keberlangsungan keutuhan ciptaan.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan GMIM
Baca: Live Streaming RCTI - Tonton Aksi Timnas U23 Indonesia vs Singapura, Pukul 18.00 WIB!
Baca: Sebelum Terbang Lalu Jatuh, Kolonel Pnb MJ Hanafie Kirim Foto ke Ibunda
TUJUAN
Mencapai tingkat spiritualitas beriman warga gereja yang mampu mewujudkan pola hidup Yesus Kristus dalam semua bidang kehidupan.
Mencapai kualitas komunikasi dan kerjasama gereja-gereja yang saling mengakui dan menerima untuk mewujudkan gereja yang esa di seluruh dunia.
Memperluas jangkauan pemberitaan Injil kepada segala makhluk (dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup).
Memperluas upaya-upaya diakonal untuk mencapai keadilan, perdamaian, kesejahteraan dan keutuhan ciptaan.
Mencapai GMIM yang mandiri dalam teologi sumber daya dan dana. ( Sumberdaya : alam, manusia, manajerial dan dana).
dikutip dari RENSTRA GMIM 2014-2018, hal.43-47.