Pilrek Unsrat 2018
Tunggu Surat Menristekdikti, Semua Calon Rektor Unsrat Miliki Peluang Sama
Pemilihan rektor (Pilrek) Unsrat 2018 masih menanti surat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
Pastinya, mantan Ketua Bagian Ilmu Kesehatan Tahun 2012-2016 ini punya kemampuan untuk memajukan Unsrat.
Begitupun Dekan Fakultas Teknik Unsrat Prof Dr Ir Jefrey Ignatius Kindangen.
Pengalamannya sebagai Pembantu Rektor Unsrat bidang Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Kinerja Tahun 2008-2010 pastinya berguna untuk membangun Unsrat.
Calon lainnya yang tak kalah kuat adalahProf Ir Dody Sumajouw, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Unsrat Tahun 1999-2002 dan kini menjabat Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penganggaran, dan Kerja Sama.
Ada pula Prof Dr Telly Sumbu SH MH. Mantan Dekan Fakultas Hukum Unsrat tahun 2014 - 2018 ini bisa menyodok.
Jabatannya kini Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Tahun 2009-2012.
Dr Ir Judy Waani ST MT, Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik juga punya peluang yang sama dengan para koleganya.
Pengamat politik Unsrat Donald Monintja menilai semua calon sama kuat.
"Dari berbagai latar belakang dan pengalaman, saya menilai 8 bakal calon rektor kesemuanya memiliki kemampuan manjerial yang baik. Dari sisi akademik juga, semuanya memiliki kapasitas yang tidak diragukan untuk memimpin Unsrat menjadi lebih maju lagi kedepan,’’ kata Donald.
Menurut Donald, yang dibutuhkan saat ini adalah ketajaman misi para calon dalam membangun Unsrat.
Artinya, kepemimpinan kedepan nantinya bisa membangun atmosfir akademik yang bisa bersaing dengan perguruan tinggi di Indonesia terutama di Pulau Jawa.
‘’Selain itu Rektor Unsrat kedepan harus bisa membangun kesejahteraan civitas akademika yakni dosen, pegawai dan mahasiswa. Jangan ada yang dirugikan ada yang dikesampingkan setelah selesai pemilihan,’’ jelasnya.
Pemilihan rektor memang sangat berbeda dengan pemilihan umum kepala daerah (pilkada).
Sebab, senat universitas hanya akan memilih 3 calon (peringkat satu sampai tiga) dari 8 bakal calon yang ada, untuk dikirim ke Menristekdikti yang notabene memiliki suara.
‘’Suara Menteri nantinya akan menjadi penentu siapa rektor yang akan terpilih. Sebab, memiliki suara 35 persen dari jumlah senat yang ada,’’ ungkapnya.
Terkait kinerja panitia, Donald yakin bisa mensukseskan pemilihan rektor.
Sebab, panitianya adalah individu-individu yang sudah teruji kapasitas kepemimpinannya dan pengalaman administrasinya.