International Shaolin Show di Manado
Ketika Musik dan Kungfu Menyatukan Semua Perbedaan
Dua musisi beda bangsa yakni Huang Dan Dan, wanita dari Tiongkok tampil bak "sahabat lama" dalam latihan menyanyi untuk Shaolin Show di Hotel Aston
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
MANADO, TRIBUNMANADO.CO.ID - Musik kembali menunjukkan keperkasaannya.
Yakni menyatukan perbedaan antara manusia berbeda bangsa dan bahasa.
Dua musisi beda bangsa yakni Huang dan Dan, wanita dari Tiongkok yang datang bersama para biksu Shaolin dan seorang musisi Manado tampil bak "sahabat lama" dalam latihan menyanyi untuk Shaolin Show di Hotel Aston, Selasa (7/5).
Keduanya kompak membawa iringan lagu. Huang dengan alat musik tradisional Cina, dan musisi Manado bernama Renold tersebut dengan piano.
Padahal keduanya tak saling kenal. Kala bertemu pertama kali, keduanya alami kesulitan berkomunikasi verbal karena perbedaan bahasa.
Penerjemah pun harus bekerja keras karena istilah dalam musik sangat teknis.
Namun ketika musik sudah dibunyikan Renold, Huang mengikutinya dengan mudah.
Tak perlu waktu lama, Huang sudah menyerap lagu itu.
Bahkan ia melakukan sejumlah eksperimen yang membuat lagu tersebut terdengar indah.
Musisi Sandro Tobing lantas menyanyi dengan iringan musik keduanya.
Tepuk tangan terdengar ketika Tobing selesai menyanyi.
Huang menyebut lagu Indonesia sangat indah. "Cocok dimainkan musik Cina," kata dia.
Huang sendiri datang bersama para biksu Shaolin untuk memperkenalkan alat musik Tiongkok ke Indonesia.
Selain musik, Kungfu juga melebur segenap perbedaan.
Hal itu nampak saat Shaolin melakukan meet and greet di IT Centre.
Kepada warga yang hendak selfie, para biksu Shaolin, meski dengan malu malu, memeragakan adegan kungfu.
Perbedaan bahasa pun lenyap. "Mereka sudah berbicara dengan kungfunya," kata Brury, warga Winangun yang selfie bersama para biksu.