Program Bayi Lahir Berakta Minim, Ini Komentar Kepala Dukcapil Minahasa Tenggara
Program bayi lahir berakta (Barata) antara dinas kependudukan catatan sipil dan puskesmas se-Minahasa Tenggara hingga Maret ini minim peminat.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Program bayi lahir berakta (Barata) antara dinas kependudukan catatan sipil dan puskesmas se-Minahasa Tenggara hingga Maret ini minim peminat.
Demikian dikatakan David Lalandos, Kepala Disdukcapil, Senin (5/3).
"Program ini dimulai tahun di Puskesmas Ratahan sebagai pilot projek. Sayangnya tahun ini belum ada yang melaporkan dari rumah sakit kalau ada berita kelahiran anak," jelas David.
Dia menjelaskan, program Barata untuk bayi yang baru lahir di semua puskesmas di Mitra. Saat ibu hendak bersalin di puskemas, beberapa hari sebelumnya petugas puskesmas mengurus dokumen, seperti akta lahir dan kartu keluarga kemudian disdukcapil akan jemput untuk melanjutkan penerbitan dan pencatatan di kantor.
"Dengan adanya program ini memudahkan pengurusan administrasi kependudukan dengan slogan 3 in 1, meliputi akta lahir, perubahan kartu keluarga dan pembuatan kartu identitas anak (KIA) yang baru lahir," kata dia.
Disdukcapil Mitra berharap peran aktif dan keterlibatan puskesmas untuk punya satu pemikiran melayani masyarakat. Karena saat ini program ini belum disosialisasikan kepada masyarakat karena minimnya anggaran.
Kepala Puskesmas Ratatotok Erzi Dewu mengatakan, saat ini di tempatnya sudah lebih dari satu bayi yang lahir, namun belum ditindak lanjuti dengan program Barata karena ada kendala, yakni nomor yang bisa dihubungi di dinas.
"Sekarang belum ada nomornya, sehingga kami keluarkan surat pengantar kelahiran kepada pasien dan mereka yang akan teruskan ke Dinas," jelas Erzi. (crz)