Tahun Baru Imlek 2018
Wisman Rayakan Imlek di Manado: Turis Tiongkok ‘Sumbang’ Rp 28 Miliar
Tahun Baru Imlek 2569 membawa berkat bagi Sulawesi Utara. Miliaran rupiah uang masuk ke daerah dari sektor wisata.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tahun Baru Imlek 2569 membawa berkat bagi Sulawesi Utara. Miliaran rupiah uang masuk ke daerah dari sektor wisata.
Wisatawan yang didominasi turis Tiongkok rata-rata menghabiskan Rp 1 juta saat berlibur di Nyiur Melambai.
Data yang dikutip dari website Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, untuk tahun 2017 ada 8.587 wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke daerah ini (lihat grafis).
Dari jumlah itu, ada 7.208 wisman (83,9 persen) asal Tiongkok.
Berarti ada Rp 7,2 miliar uang wisman asal Tiongkok dihabiskan di Sulut setiap harinya, estimasinya tiap orang menghabiskan Rp 1 juta.
Jika seorang turis tinggal selama empat haru (sesuai data tingkat okupansi hotel), total Rp 28,8 miliar uang yang dibelanjakan di daerah ini.
Menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Jumat 16 Februari 2018 kalender Masehi, banyak wisman yang mengunjungi Sulut termasuk Kota Manado.

Di Klenteng Kwan Kong misalnya, setiap hari ada kurang 100 turis yang singgah. Setelah tiba di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado, mereka langsung ke klenteng ini.
"Hampir setiap hari ada turis yang berkunjung ke sini. Terbanyak berasal dari Tiongkok yang berkunjung pada pagi hari," kata Johan Rawung, Wakil Ketua Klenteng Kwan Kong, Kamis (15/2/2018).
Ada wisman yang ingin menikmati keindahan wisata di daerah ini dan ada juga yang sampai berdoa khusus. "Turis asal Tiongkok yang datang ke sini, ada yang berdoa. Mereka memasang dupa di klenteng," ujar Johan.
Membludaknya kunjungan wisman dari Tiongkok pada perayaan Tahun Baru Imlek, berdampak positif bagi kemajuan daerah.
“Dengan banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Sulut, maka perekonomian masyarakat di daerah ini menjadi lebih maju,'' kata Chrisnaldus Roring, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata, Kamis kemarin.
Menurut Chrisnaldus, ada empat faktor utama yang membuat Sulut menjadi pilihan wisatawan. Yang pertama, adanya daya tarik objek wisata yang memungkinkan ditariknya retribusi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Kemudian memadainya akomodasi, dengan tersedianya hotel, cottage, homestay hingga resort. Selanjutnya, kuliner yang sangat beragam dan terakhir, tersedianya tempat hiburan hingga tempat berbelanja bagi turis.
“Semua pihak diuntungkan dengan adanya kunjungan wisatawan ini. Jika tak percaya, lihat saja tempat hiburan malam, perkembagnan tempat SPA yang makin subur, hingga supermarket yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan, selain lokasi wisata potensial di daerah ini seperti pulau Bunaken, selat Lembeh, maupun danau Linow,'' ujar dia.
Ke depan, ia berharap, pengembangan pariwisata di daerah terus digenjot oleh pemerintah. Tentu perlu dukungan masyarakat untuk menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.

“Kondusifnya kamtibmas di daerah juga menjadi faktor penting untuk menarik minat wisatawan. Jadi, mari kita tetap jaga daerah kita tetap aman, tertib dan damai agar selalu dipilih oleh wisatawan untuk dikunjungi,'' ungkapnya.
Suasana sejak di pintu kedatangan sampai ruang tunggu terlihat berbeda di Bandara Samrat. PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Samrat memasang ornamen Imlek berupa lapion merah dan hiasan angpao serta dekorasi lainnya.
"Dalam rangka Imlek kami juga menghias ornamen di Bandara Samrat," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Samrat Minggus Gandeguai, Kamis kemarin.
Gandeguai mengatakan, dengan demikian, kemeriahan Imlek akan dirasakan penumpang pada saat masuk ke Bandara Samrat. Hal ini tentu saja membuat penumpang semakin nyaman.
Ornamen itu dapat dilihat di pintu kedatangan dengan hiasan gambar naga pada bagian atas pintu masuk, kemudian di ruang chek in yang begitu banyak lampion merah di gantung pada langit-langit bangunan.
Di ruang tunggu juga penuh dengan ornamen Imlek. Suasana meriah itu disambut baik oleh para wisatawan domestik maupun internasional. Menurut mereka, cukup unik.
Tak jarang banyak penumpang yang menyempatkan diri untuk foto bersama teman atau keluarga. Ada juga yang melakukam swafoto di tempat tertentu yang cukup menarik.
"Unik ya, jadi tidak hanya di mal bisa ditemui dekorasi tematik. Di bandara pun kini juga," kata Gita, penumpang tujuan Jakarta.

Perayaan Imlek meriah. Sekretaris Panitia Penyelenggara Raymond Tulenan kepada Tribun Manado mengatakan, ada beberapa tarian di antaranya tarian Barongsai dari beberapa klenteng.
Ia menjelaskan salah satu ciri khas dari Imlek adalah Barongsai.
"Makna dan arti dari Barongsai sendiri adalah pemberian rezeki dan kesehatan yang berlimpah di Tahun Baru. Konon orang yang sudah mapan dan menikah di waktu dulu harus bisa memberikan angpao itu," katanya. (war/erv/chi)
Hotel dan Restoran Ramai
KUNJUNGAN wisman Tiongkok yang meningkat beberapa tahun terakhir berdampak bagi perhotelan dan restoran di Sulut. Hal ini berpengaruh terutama kepada tingkat hunian yang meningkat.
"Kunjungan wisman khususnya dari Tiongkok ke Sulut meningkatkan memberikan dampak positif, terutama okupansi," ujar Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulut Johny Lieke, Kamis (15/2/2018).
Okupansi hotel di Sulut sekitar 80 persen. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan sebelumnya kedatangan wisman Tiongkok hanya sekitar 60 persen.
Dampak positif dari kedatangan turis Tiongkok banyaknya berdiri restoran atau rumah makan di Manado. "Dengan demikian dampaknya cukup besar," katanya.
Dengan kunjungan yang meningkat di hotel dan restoran akan menaikan tingkatkan permintaan barang untuk memenuhi kebutuhan wisman Tiongkok.

Seperti sayuran, buah-buahan maupun yang lainnya. "Dengan demikian masyarakat semakin diuntungkan dengan banyak wisman yang datang ke Sulut," tuturnya.
Lanjut dia, ke depannya, berbagai persiapan harus ditingkatkan agar turis semakin betah di Manado. Perlu tingkatkan fasilitas objek wisata, sehingga wisman nyaman saat mengunjungi.
"Dengan demikian mereka mengatakan kepada keluarga dan temannya untuk berwisata ke Sulut," kata Lieke.
Tak hanya budaya, sektor kuliner juga menunjang keberadaan turis Tiongkok di daerah ini. Misalnya rumah makan Jantung Hati `Yit Hien'. Berada di kawasan pecinan Kota Manado, masih tetap digandrungi turis.
Rumah makan yang dibangun tahun lalu oleh warga Tionghoa ini mempunyai ciri khas tersendiri. Lokasinya strategis. Berada berada di tengah kota.
Salah jenis makanan yang menjadi unggulan adalah ‘Mie Kua’ dan ‘Bubur Babi’.
Mie Kua ini memiliki beberapa jenis campuran seperti mi, daging dan bumbu pelengkap lainnya.
Dagingnya bisa disesuaikan dengan selera pengunjung.
‘Bubur Babi’ tidak kalah enak. Campuran daging babi yang empuk dengan tekstur bubur yang lembut pula serta campuran rempah dan bumbu pelengkap.
Jika dimakan, rasanya ingin tambah lagi. ‘Mie Kua’ dibanderol dengan harga Rp 26.000 saja. Sedangkan untuk ‘Bubur Babi’ Rp 24.000.
Meiske Rumimper, warga Kawanua Jakarta yang berkunjung ke Manado, mengatakan rasa makanan di sini berbeda. Setiap kali datang ke Manado pasti harus ke sini untuk makan.
"Sudah sempat coba di rumah makan lain dengan menu yang sama. Tapi kualitas rasanya berbeda. "Tetap rumah makan Jantung Hati yang paling enak," ungkapnya.
Fera Goni, pengelolah rumah makan, mengaku rumah makan ini bertahan karena tetap mempertahankan kualitas bumbu sehingga rasa makanan dari dulu sampai sekarang tetap sama.
(erv/chi/war)