Tragis! Tak Berdaya Hadapi "Bullying" di Sekolah, Bocah 12 Tahun ini Pilih Gantung Diri
Warga Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Bolaang Mongondow (Bolmong) dihebohkan dengan peristiwa gantung diri.
Saat itu, tubuh Natan masih hangat.
Tubuhnya belum mengeras. Saat tiba di rumah sakit, tim medis mengatakan Nathan belum lama meninggal.
Fifi dan Natan hanya tinggal berdua di rumah itu. Nathan sejak umur satu tahun sudah ditinggalkan ibunya. Selama itu pula, Fifi mengurus sendiri anaknya itu.
Fifi kesehariannya bekerja sebagai penambal ban.
Kapolsek Dumoga Timur, Iptu Nico Tulandi mengonfirmasi kejadian ini. Katanya tak ada tanda-tanda kekerasan. Polisi pun memastikan Nathan murni gantung diri.
"Dia naik di bangku dan melepas pijakannya," ujarnya.
Nathan adalah pribadi yang pendiam di sekolah. Ada dugaan ia kena bully oleh teman-temannya, sehingga tak mau lagi sekolah.
"Tadi saya koordinasi dengan kepala sekolahnya. Katanya dia di sekolah sering diejek teman-temannya. Dia meresa minder. Jadi dia diduga depresi karena di-bully teman-temannya, sehingga mengakhiri hidupnya," jelasnya.
Tanda-tanda

Wali kelasnya, Masye Meike Aring juga terkejut dengan kepergiannya.
Nathan tak seperti biasanya, ia ke sekolah hanya menggunakan kaos hitam dan celana merah, pada Selasa (6/1/2018). SDN 1 Imandi membolehkan siswanya pakai kaos, tapi saat akhir pekan.
"Saya lalu bertanya pada Nathan, kenapa pakai kaos. Katanya kemejanya kotor. Pada Senin sebelumnya, saya lihat dia pakai kemeja yang sudah lusuh," ujarnya.
Hari itu juga Natan tampak tak biasa. Ia terlihat murung dan banyak diam. Meski sesekali ia tampak bermain dan berkumpul dengan teman-temannya.
"Kemarin di kelas masih kumpul sama teman-temannya saat jam istirahat. Mereka kumpul di kelas," katanya.
Natan dikenal sebagai anak yang ceria, ia suka bercanda. Ia aktif di kelas. Nilai sekolahnya bagus. Kata Masye, Nathan masuk di jajaran peringkat sepuluh di kelas.