Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ojek Online Bantu Tim KPK Tangkap Bupati Jombang. Begini Cerita Serunya

Nyaris lolos dari OTT tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Stasiun KA Solo Balapan, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2018) sore.

Editor: Aswin_Lumintang
KOMPAS.com/Moh. Syafii
Ruang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, disegel oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Segel itu dipasang pada Sabtu (3/2/2018) malam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Nyaris lolos dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Stasiun KA Solo Balapan, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (3/2/2018) sore.

Para petugas KPK yang terjebak macet terpaksa menumpangi ojek motor online sebelum akhirnya bisa menangkap sang bupati beberapa menit sebelum dia naik kereta api tujuan Jombang, Jawa Timur.

Baca: Airlangga Hartarto Batalkan Pertemuan dengan Khofifah. Imbas OTT Bupati Jombang, Kader Golkar

Baca: Bupati Jombang Minta Maaf, Mundur Sebagai Bupati dan Ketua Golkar

Baca: Pasca Bupati Jombang Kena OTT, KPK Bolak Balik di Kantor Dinkes Jombang

Penangkapan Bupati Jombang itu merupakan rangkaian OTT tim KPK terhadap para pelaku dugaan suap jual beli jabatan dan pemerasan sejumlah puskesmas di Kabupaten Jombang.

"Kalau tim tidak naik ojek online, mungkin bupati itu sudah lebih dulu kabur naik kereta ke Jombang," ujar sumber Tribun, Minggu (4/2/2018).

Ia menceritakan, saat itu ada sejumlah tim penyelidik KPK yang disebar ke Jombang, Surabaya dan Solo setelah mendapat informasi adanya serah terima uang terkait uang kutipan dana kapitasi BPJS puskesmas, perizinan dan jual beli jabatan di Kabupaten Jombang.

Baca: Minsel - Kebakaran Rumah di Desa Wakan, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah

Baca: Dengan Cara Sederhana Ini, Cabai Bisa Tahan Lama 2-3 Bulan Loh Moms, Mau Coba?

Baca: Polres Minsel Identifikasi Kasus Kematian Remaja Karen Matindas

Baca: Setya Novanto Tak Mau Mencampuri Kasus Fredrich Yunadi

Baca: Gunung Api Karangetang Masih Level II Waspada

Tim KPK yang berada di Jombang dan Surabaya langsung bergerak menangkap lima orang setelah menemukan bukti kebenaran informasi tersebut.

Selanjutnya, empat orang anggota tim KPK yang berada di Solo juga berusaha mengejar Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, yang diduga sebagai pihak penerima dan diketahui keberadaannya di Stasiun KA Solo Balapan.

Namun, mobil yang ditumpangi oleh tim KPK itu terjebak macet di pusat kota saat meluncur menuju stasiun.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk turun dari mobil dan mencari tukang ojek.

Mereka ingin lepas dari kemacetan dan mengejar waktu untuk menangkap sang bupati di stasiun.

"Yang kebetulan ada di sekitar jalan itu cuma ojek online. Akhirnya, mereka berjumlah tiga orang naik motor ojek online ngebut ke Stasiun Solo Balapan," ungkapnya.

Tiba di Stasiun Solo Balapan, keempat petugas KPK itu langsung mencari keberadaan sang bupati di ruang tunggu penumpang dan sejumlah gerai.

Akhirnya, mereka menemukan Nyono yang ditemani ajudannya, M, tengah duduk di sebuah restauran cepat saji di stasiun sekitar pukul 17.00 WIB.

Ruang Kerja Kepala Dinkes Jombang yang disegel KPK, bersamaan dengan Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko kena OTT KPK, Sabtu (3/2/2018) malam. SURYA/SUTONO (Surya/Sutono)
Baca: Ketika Istri Zumi Zola Galau: Maaf Keluarga Kami Sudah Kaya dari Kakek Kami

"Saat itu, dia sama ajudannya lagi duduk nunggu kereta api ke Jombang. Keretanya datang 10 menit lagi dan langsung berangkat. Kalau tim enggak naik ojek online, mungkin orang itu sudah kabur naik kereta," jelasnya.

Dari tas sang bupati, tim KPK menemukan bukti uang tunai sebanyak Rp 25 juta dan mata uang asing dollar sebanyak 9.500 dollar AS.

Pada malam itu juga, tim KPK membawa sang bupati dan ajudanya dengan pesawat ke kantor KPK di Jakarta.

Mereka tiba di kantor komisi anti-rasuah pada pukul 21.15 WIB.

Bukan yang Pertama

Aksi Guardian Of KPK sebagai upaya untuk melindungi tim KPK oleh koalisi Save KPK, saat Car Free Day, di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (16/4/2017).
Aksi Guardian Of KPK sebagai upaya untuk melindungi tim KPK oleh koalisi Save KPK, saat Car Free Day, di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (16/4/2017). (Tribunnews.com/ Apfia Tioconny Billy)

Tim KPK melakukan penyamaran hingga menumpangi ojek motor saat melakukan pengejaran dan penangkapan buruannya ini bukan kali pertama.

Petugas KPK juga pernah menumpangi ojek saat OTT terhadap Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bogor Muhammad Zairin dan pengusaha Fransiskus Xaverius Yohan di Taman Budaya Sentul City, Bogor, Jawa Barat, pada Mei 2014.

Para petugas anti-rasuah itu juga menaiki ojek saat melakukan OTT terhadap panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, M Santoso, pada Mei 2016.

Entah sengaja atau lupa, petugas KPK yang menaiki ojek dalam kedua OTT tersebut tidak membayar jasa tukang ojek.

"Kalau yang naik ojek online waktu penangkapan Bupati Jombang kemarin, petugasnya bayar, masing-masing Rp 20 ribu. Mungkin yang dulu lupa karena terburu-buru," ujarnya. (Tribun Network/abdul qodir)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved