Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Diskusi Akhir Tahun Metanarasi

Meidy Tinangon Perhatikan Tiga Hal Ini di Sulut

Meidy Tinangon S.Si M.Si Ketua KPU Minahasa memperhatikan tiga hal di Sulawesi Utara.

Penulis: Handhika Dawangi | Editor: Andrew_Pattymahu
HANDHIKA DAWANGI
Meidy Tinangon 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Meidy Y Tinangon S.Si M.Si Ketua KPU Minahasa memperhatikan tiga hal di Sulawesi Utara. Antara lain, berdikari dalam ekonomi, berdaulat dan berdikari bidang politik, serta berkepribadian dalam budaya.

Yang pertama berdikari dalam ekonomi. "Kalau saya lihat, dan mengevaluasi. Sebenarnya program utama kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur yang sekarang yaitu operasi daerah selesaikan kemiskinan. Tapi saya melihat itu belum digarap dengan baik. Memang ada penurunan tingkat kemiskinan dari Februari 2016 92.600, dikatakan turun Agustus 2016 menjadi 77.100. Tapi jangan lupa tiap tahun kita meluluskan anak SMA, dan Universitas. Unima saja sekitar 5000, ada tiga kali wisuda. Lulusan ini belum tentu mendapatkan pekerjaan," ujar dia.

Hal itu bisa diantisipasi dengan cara
beranjak dari dulunya universitas hanya menghasilkan sarjana, berubah menjadi universitas yang
berdalih ke entrepeneurship school oriented.

"Jangan hanya menamatkan tetapi bertanggung jawab hingga lulusannya bisa mendapatkan pekerjaan atau bisa ber entrepeneur," ujar dia.

Yang kedua yaitu berdaulat dan berdikari di bidang politik. Sebagai negara demokrasi kedaulatan itu ada di tangan rakyat. Untuk itu pemilih harus berdaulat. Kedaulatan harus dikembalikan kepada rakyat," ujar dia.

Meidy mengatakan kedaulatan tidak sepenuhnya terlihat saat ini. Kata dia kelihatannya rakyat memilih tetapi pilihannya bukan karena nurani, bukan karena kedaulatan hak politiknya.

"Tetapi karena uang. Itu berdasarkan studi. Memang belum ada kasus yang terbukti namun sudah menjadi rahasia umum, ada serangan fajar dan lain-lain," ujar dia.

Yang ketiga yaitu Berkepribadian dalam budaya. "Kita tidak boleh melupakan dan harus ada di benak kita, bahwa Manado itu adalah tanah adat Minahasa. Kalau Minahasa itu ego dan tidak pro pada pruralisme maka tidak akan ada Kampung Jawa Tondano," ujar dia.

Ia kemudian menceritakan mengenai perang dulu di Minahasa. "Dulunya itu Sulut ada dua suku besar yang perang besar yaitu Bolaang Mongondow dan Minahasa. Yang kemudian berdamai dan hidup berdampingan. Kita melihat di Mongondow banyak warga Minahasa, sebaliknya di Minahasa juga banyak orang Mongondow," ujarnya. (dik)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved