Ratusan Buruh Mogok, Pelabuhan Bitung Lumpuh Total
Aksi mogok ratusan buruh pelabuhan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI) membuat pelabuhan Bitung lumpuh
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fernando_Lumowa
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Aksi mogok ratusan buruh pelabuhan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI) membuat pelabuhan Bitung lumpuh selama hampir empat jam, Senin (4/11).
Aksi tersebut merupakan bagian dari mogok nasional. Para buruh memprotes pencabutan SK Dua Dirjen mengenai TKBM dan mempertanyakan revisi tarif Ongkos Pelabuhan Pemuatan dan Ongkos Pelabuhan Tujuan (OPP/OPT).
Mogok membuat pelabuhan Bitung yang biasanya ramai, bak pelabuhan hantu. Tak ada satupun orang di pelabuhan konvensional maupun peti kemas. Kendaraan truk dan kontainer pun parkir.
Tak hanya itu, kapal juga seperti tak berpenghuni. Di sebuah kapal, sejumlah karung berisi batu bara masih tergantung di crane kapal. Di bawah kapal, nampak truk. Namun tak ada satupun buruh maupun awak kapal.
Hanya ada butiran batu bara seukuran biji kopi bertebaran sekeliling truk. Para buruh sendiri menepi di gudang. Beberapa memilih ngopi di sejumlah warung.
Astrid Rahim, salah satu buruh mengaku dipaksa berhenti bekerja pada siang hari. "Semua buruh disuruh berhenti," kata dia. Astrid mengaku demo membuatnya rugi.
Uang jasanya belum tertagih. "Namun kami pahami, ini juga demi kesejahteraan kami," kata dia.
Buruh lainnya enggan berkomentar. Mereka sepertinya ketakutan. Rapat antara perwakilan Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI) bersama dengan sejumlah pihak seperti KSOP dan Pelni berlangsung alot. Berlangsung sejak pagi, baru tengah hari ada solusi.
Ketua DPP FSPTI Sulut Lukman Lamato mengatakan, ada dua tuntutan buruh yakni meminta peninjauan pencabutan SK Dua Dirjen mengenai TKBM dan mempertanyakan revisi tarif OPP dan OPT di pelabuhan. "Ini memang jadi sebuah keprihatinan buruh pelabuhan," kata dia.
Ungkap dia, dua aturan pemerintah tersebut bila dijalankan akan merugikan buruh. Ia mencontohkan pengurangan dana jaminan sosial. Disebut Lukman, mogok berlangsung damai. Pihaknya lebih memilih berdialog. "Kami pilih dialog agar bisa ada solusinya," ujar dia.
GM Pelindo Ansyari Amin mengatakan, semua keluhan tersebut akan dibawa ke pusat. Amin juga janji meninjau biaya tarif selama 24 jam. "Keluhan buruh, sudah empat tahun tarif tak naik, kini kami janjikan cek itu dalam 24 jam," kata dia.