Link Video Samarinda
Geger Dengan Pengakuan Pemeran Wanita di Video Mesum Samarinda, ini Link Videonya
Ada yang menyebut pelakunya mahasiswi dari universitas ternama di Jakarta, ada pula yang bilang pelajar dari Samarinda.
"Itu dijamin, 100 persen, bahkan 1.000 persen bukan anak sekolah kami. Bisa dicek, bisa datang ke sekolah, apakah anak itu terdaftar atau tidak di kelas 1,2,3. Semuanya tak ada," ujarnya kepada Tribun, Selasa (24/10/2017).
Informasi yang menyebut bahwa dugaan pelaku perempuan dalam video tersebut merupakan alumni SMAN 1 Samarinda juga dijawab Budiono.
"Tak tahu jika alumni. Jika sudah alumni, kan bukan urusan sekolah lagi. Kami sudah cek dan tak menemukan di daftar siswa aktif sekolah. Saya jamin 1.000 persen. Pihak sekolah mulai tahu sejak sore tadi (kemarin). Ini harus diluruskan. Kalau sudah menyangkut nama sekolah, nanti sekolah yang jadi buruk namanya. Padahal, ini bukan siswa kami. Pengecekan data alumni, kami tak tahu. Untuk data (Alumni), masih belum dicek," ucapnya.
Budiono pun mengajak ada perbedaan yang harus diambil masyarakat, dalam menyikapi tersebarnya video tak senonoh tersebut.
"Jadi, ini masalah pribadi seseorang. Kalau kejadian di luar sekolah, ya kami mana mampu deteksi 1.000 anak, Kejadiannya dimana dan bagaimana. Ketika pribadi sudah lepas dari sekolah (alumni), ya lepas pula tanggung jawab.
Sedangkan tak lepas saja, kalau kejadiannya tak di dalam sekolah, ya mana mampu sekolah bertanggung jawab. Jadi tak perlu dihubung‑hubungkan lagi. Jumlah siswa kami ada 1.039 siswa. Apa mungkin, guru yang hanya 50 orang bisa mendeteksi seluruh kegiatan di luar sekolah. Ini tanggung jawab ortu masing‑masing dan juga masyarakat," katanya.
Ia pun menyebut, adanya desas‑desus penyebaran video di medsos, yang menyebut nama Smansa sudah merugikan sekolah.
"Tiap hari bahkan saya sendiri tiap pagi, selalu sampaikan. Hati‑hati, jauhi narkoba, pergaulan bebas, merokok. Itu tiap hari," ucap Budiono.
Tetapi, begitu ada satu yang negatif terjadi, dampaknya langsung tidak baik. Hancur susu sebelanga. Kalau memang sudah alumni, tahun 60, tahun 80.
SMAN 1 ini sudah berdiri sudah lama. Ini juga bukan urusan sekolah lagi jika sudah lulus.
"Betul, nama SMA 1 tercoreng akan hal ini. Kami sedih. Seandainya ini alumni, kami juga ikut prihatin. SMA 1 kami harapkan lulusannya jadi anak soleh dan solehah," katanya.
Budiono menjanjikan pihak‑pihak yang ingin mengecek langsung adanya nama dugaan pelaku tersebut, untuk datang ke sekolah.
"Yang jelas, bukan siswi kami. Kami terus berbenah, tetapi ada kejadian ini. Kami sedih juga. Besok (hari ini), silakan datang ke sekolah. Kalau perlu saya ajak kelilingi sekolah satu per satu per kelas. Biar cek langsung . Kami tak tahu, dimana dugaan pelaku itu sekarang," katanya. (Tribun Medan)