Uskup Rolly Pimpin Misa Syukur Dies Natalis ke-72 Pemuda Katolik
Di antara misa dan ramah tamah diadakan pelantikan komisariat cabang Bitung dan Minahasa Utara.
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Uskup Manado, Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC memimpin misa syukur dies natalis ke-72, Pemuda Katolik (PK) di Wisma Montini, pada Sabtu (25/6/2017) .
Perayaan ekaristi menjadi puncak perayaan Dies Natalis di Komisariat Daerah (Komda) Sulawesi Utara (Sulut).
Uskup Rolly dalam sambutan ramah tamah di malam hari mengucapkan terima kasih kepada Pemuda Katolik atas persembahan baktinya. Dalam usianya ke-72 ia mengatakan PK sudah tua secara fisik dan rohani.
Dalam hubungannya dengan penutupan tahun liturgi, Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, ia mengatakan banyak 'raja-raja' yang tidak punya integritas. Seorang kader pemimpin dan pemimpin harus punya integritas.
"Jika berkata A harus lakukan A. Apa yang ia katakan harus ia perbuat," ujarnya.
Pemuda Katolik harus ikut ambil bagian dari tugas Yesus sebagai imam, nabi, dan raja. Mereka harus tampil berbeda dengan 'raja-raja' dunia sekarang.
"Saya mewakili para pastor dan umat Katolik Keuskupan Manado memberikan dukungan kepada Pemuda Katolik. Semoga menghasilkan kader-kader pemimpin Katolik yang berkualitas," ujarnya.
Lexi Mantiri, Ketua PK Komda Sulut mengaku senang karena PK sudah memberikan kontribusi dalam usianya ke-72 tahun. Ia lalu mengingat bahwa PK harus tampil beda.
"Dalam masa penerimaan anggota (mapenta) di kecamatan Mandolang, saya memberikan materi tentang jenis-jenis kepemimpinan. Saya memakai jenis-jenis buah," ujarnya.
Ia mengatakan ada pemimpin seperti Kedondong. Kedondong licin di luar tapi di dalam berserat dan asam.
"Ada pemimpin seperti durian. Di luar berduri tapi di dalam dagingnya manis," katanya.
Ia mengatakan ada seperti Manggis. Jumlah rendah Manggis di luar sama dengan jumlah daging buah di dalam.
"Buah Manggis buah yang bagus. Ini seperti pemimpun yang melakukan sesuai yang dikatakan," ujarnya.
Di luar semua buah-buah itu, ia mengatakan ada buah jambu monyet. Bijinya sudah di luar tapi rasanya tetap sepat dan asam.
"Ini artinya koncudu (kikir). Walau bijinya di luar tetap tidak memberikan yang terbaik bagi mereka yang memakannya," katanya.