Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemuda Katolik Komda Sulut Beraudiensi Dengan Uskup Manado

Pemuda Katolik (PK) Komisariat Daerah (Komda) Sulawesi Utara (Sulut) beraudiensi dengan Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
DAVID MANEWUS
Pemuda Katolik Komda Sulut Beraudiensi Dengan Uskup Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO-Pemuda Katolik (PK) Komisariat Daerah (Komda) Sulawesi Utara (Sulut) 
beraudiensi dengan Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, Jumat (24/11/2017). Rombongan PK Komda Sulut dipimpin langsung Lexi Mantiri, Ketua PK Komda Sulut.

Uskup Rolly ditemani oleh sekretaris keuskupan, Pastor John Montolalu. Audiensi dimulai dengan laporan oleh Lexi Mantiri.

Lexi mengatakan mereka sudah dilantik 23 Juli 2017 dan berlaku sampai 23 Juli 2020. Mereka katanya sudah membentuk delapan cabang dan lima dalam proses.

"Kemudian kaderisasi. Mereka sudah melakukan kursus kepemimpinan dasar 14 sampai 15 Oktober bersamaan dengan rakerda," ujarnya.

Ia mengatakan beberapa anggota pengurus juga sudah mengikuti rapat kerja nasional tanggal 30 Oktober 2017. Kursus-kursus sudah dilaksanakan seperti seperti materi Ajaran Sosial Gereja dan materi-materi yang lain.

"Terkait distribusi kader-kader  juga sudah dilaksanakan seperti di panwaslu, PPK, PPS, pendamping desa, dan Program Keluarga Harapan (PKH). Kader diminta mendaftar," ujarnya.

Ia mengatakan kader PK juga aktif berjejaring pemuda lintas agama. Bahkan di dalamnya ada anggota PK menjadi pengurus.

Uskup Rolly mengatakan umur PK sudah 72 tahun. Itu artinya PK  memperjuangkan kemerdekaan dan Sumpah Pemuda Oktober 1928.

"Proficiat kepada kepengurusan yang baru. Juga delapan cabang dan lima yang masih berproses," ujarnya.

Ia sangat mengharapkan peran terus menerus pemuda sebagai  kekuatan Gereja dan pro patria. Mereka katanya berjuang untuk itu.

"Baik pihak maupun kegiatan banyak ditentukan komitmen. Sementara pembinaaan dan kaderisasi secara langsung tidak langsung akan berdampak jauh ke depan," ujarnya.

Ia mengatakan PK perlu menekankan kekatolikkan walau berdiri sebagai ormas. Ini agar semua umat dan Gereja tahu apa yang dilakukan juga agar tidak jalan sendiri," ujarnya.

Ia mengingatkan soal 150 tahun Gereja Katolik kembali ke wilayah Keuskupan Manado. Gereja Katolik hadir pertama kali lalu terhambat karena pengaruh VOC.

"Pembabtisan menjadi tanpa jejak dan terputus. Pada 150 tahun yang lalu mulai lagi dari nol dengan kehadiran bapak Mandagi, anggota KNIL Katolik yang meminta pastor dari Batavia membabtis kembali," ujarnya.

Ia mengatakan perayaan akan dilakukan lewat acara pembinaan umat juga hari-hari studi dan musyawarah. Acara yang hari H 14 September 2018 itu harus memiliki sinergi.

"Itu sudah dibawah ke dewan imam, dewan konsultor, dan dewan pastoral. Momen ini akan disesuaikan dengan konteks Banggai dan Gorontalo," katanya

Ia menuturkan cerita 72 tahun PK itu akan disesuaikan dengan peristiwa 150 tahun kembalinya Gereja Katolik ke Keuskupan Manado.

"Tanpa peristiwa kembalinya Gereja, tidak ada PK di Sulut," katanya.

Pastor John Montolalu mengucapkan terima kasih dan proficiat atas pengurus yang disebutnya luar biasa baik di tingkat nasional dan propinsi.
Ia mengatakan dengan rupa-rupa profesi dan program sudah menunjukka  kekayaan potensi di dalam kepengurusan.

"Bila disinkronkan akan menciptakan hal kreatif dan inovatif. Sesama profesi saling merangkul dan melebarkan sayap juga agar tidak sulit mencari anggota," ujarnya.

Baginya ormas ini sudah sangat tua setua kemerdekaan. Di tengah-tengah pertumbuhan ormas yang semakin ramai dengan embel-embel daerah, agama, dan golongan, PK harus tampil beda tapi benar.

"PK yang tampil lain, beda tapi benar juga bisa dilirik yang lain. Itu berlaku di rupa-rupa sistem," katanya.

Ia mengatakan PK juga harus tampil energik. Dengan usia 17 sampai 45 tahun, PK harus lebih energik dari KBK dan Sekami.

"Bukan hanya soal fisik tapi saat berkumpul bersama harus menunjukkan kemampuan intelektual. Buka wawasan seluas-luasnya, bangun generasi produktif, dan rancang dalam program," ujarnya.

Ia mengajak mereka juga untuk memperkenalkan diri kepada Gereja secara teritorial di kabupaten/kota. Ini katanya agar PK bukan hanya dikenal dalam internal kepengurusan atau eksternal tapi juga dikenal Gereja teritorial.

"Kaderisasilah secara berjenjang. Berkiprahlah sampai tingkat kota dan desa," ujarnya.

Pada kesempatan itu, uskup juga diundang untuk memimpin misa Dies Natalis PK ke-72 di Aula Montini, Sabtu (25/11). Undangan yang juga untuk ramah tamah itu diberikan langsung oleh Lexi Mantiri. (dma)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved