Kejam! Ibunya Dibakar Hidup-hidup, Putrinya Disiksa Pakai Pisau Panas Karena Dituduh Melakukan Ini
Pada 2013 lalu, Kepari Leniata dibakar hidup-hidup, kini putrinya yang masih berusia 6 tahun disiksa menggunakan pisau panas
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang gadis muda (6) yang ibunya dibakar hidup-hidup empat tahun lalu disika secara brutal dengan pisau panas.
Kedua ibu dan anak itu dituduh sebagai tukang sihir.
Beruntungnya, dia diselamatkan oleh misionaris Lutheran Anton Lutz dari sebuah desa terpencil di dekat Sirunki, Enga, Papua Nigini.
Baca: Usai Labrak Jennifer Dunn, Beredar Rekaman Shafa Dipukul Ayahnya, Netizen: Sedih Dengernya
Dikutip dari Daily Mail pada Selasa (21/11/2017) kejadian tersebut terjadi pada akhir pekan lalu.
Lutz mengatakan pada ABC News, ini adalah pertama kalinya dia berurusan dengan anak kecil yang mengalami kejadian mengerikan seperti ini.
Dia (anak tersebut, red) adalah putri Kepari Leniata, yang dibunuh secara biadab pada 2013 dan beritanya menjadi sorotan banyak media waktu itu.
Kini, gadis tersebut sudah sembuh di rumah sakit setelah menerima perawatan luka bakar setelah serangan mengerikan itu.
Ibu anak tersebut dituduh mempraktikkan sihir, dia kemudian dibakar hidup-hidup.
Dia berteriak setelah dilempar ke dalam tumpukan ban.
Orang mengira dia telah membunuh anak laki-laki tetangganya yang berusia 6 tahun.

Setelah pembunuhan mengerikan itu, para pemimpin Papua Nugini berjanji akan memerangi pembunuhan akibat tuduhan melakukan sihir.
Mereka juga akan mencabut Undang-Undang Pertobatan tahun 1971 yang membuat tindakan sihir digunakan sebagai pembelaan dalam percobaan pembunuhan.
Meskipun demikian ternyata serangan terus berlanjut.
Baca: NASA Umumkan Es di Kutub Mencair, 4 Kota di Indonesia Terancam, Manado Salah Satunya
Lutz mengatakan serangan terhadap gadis itu pekan lalu juga berhubungan langsung dengan tuduhan terhadap ibunya.
Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill mengutuk serangan tersebut.

Dia menulis di laman Facebooknya.
Mari kita perjelas, keyakinan sanguma (tukang sihir) adalah salah secara mutlak.
Pada masa modern, sanguma bukanlah praktik budaya yang nyata.
Ini adalah kepercayaan yang salah dan melibatkan penganiayaan dan penyiksaan terhadap wanita dan anak perempuan oleh orang-orang.
Orang-orang di balik pembunuhan ini adalah pengecut yang mencari seseorang untuk disalahkan karena kegagalan mereka sendiri dalam hidup.
Tindakan kekerasan ini bertentangan dengan nilai-nilai kita sebagai sebuah bangsa dan sama sekali tidak dapat diterima.
Dia meminta masyarakat dan pemimpin untuk mengakhiri hal itu.
Baca: SYOK! Mbah Mijan Ramalkan Akan Ada Tragedi Besar Tanggal 9 Desember 2017
Sebab, perburuan penyihir masih merupakan praktik yang luas di Papua Nugini dan orang-orang yang dituduh sebagai penyihir akan disalahkan dan menjadi tidak beruntung.
(Tribunnews/Vika Widiastuti)