Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejak Agustus Lalu Aditya Moha Sudah Serahkan Uang kepada Sudiwardono di Manado

Komisi Pemberantasan Korupsi mengungkap hasil operasi tangkap tangan yang dilakukan di Jakarta

Editor: Andrew_Pattymahu
FACEBOOK ADITYA MOHA
Aditya Anugerah Moha 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Komisi Pemberantasan Korupsi mengungkap hasil operasi tangkap tangan yang dilakukan di Jakarta pada Jumat (6/10/2017) malam.

Saat menangkap pelaku kasus dugaan suap terhadap Ketua Pengadilan Tinggi Manado Sudiwardono oleh anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Aditya Anugrah Moha itu, KPK mengamankan uang sebesar 64.000 dollar Singapura.

"(Uang) 64.000 dollar Singapura total, diduga pemberian uang terkait perkara banding terdakwa Marlina Mona Siahaan," kata Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, dalam konferensi pers di Gedung KPK, Sabtu (7/10/2017) malam.

Marlina merupakan ibu dari Aditya Moha yang menjabat sebagai Bupati Bolaang Mongondow periode 2001-2006 dan 2006-2011. Pemberian suap tersebut diduga untuk mempengaruhi putusan banding atas kasus korupsi Tunjangan Pendapatan Aparat Pemerintah Desa (TPAPD) Kabupaten Boolang Mongondow.

Laode mengungkapkan bahwa uang tersebut didapat KPK dari dua tempat berbeda.

Dalam operasi tangkap tangan di sebuah kamar hotel di Pecenongan, Jakarta Pusat, KPK mengamankan uang 30.000 dollar Singapura dalam amplop putih dan 23.000 dollar Singapura dalam amplop coklat. Kamar hotel itu merupakan tempat Sudiwardono menginap.

"Uang dalam amplop cokelat diduga sisa pemberian sebelumnya," kata Laode M Syarif.

Selain itu, KPK juga mengamankan 11.000 dollar Singapura di mobil milik Aditya Moha.

"Bagian dari total commitment fee secara keseluruhan," ujar Syarif.

Syarif juga mengatakan bahwa penyerahan uang ini bukan kali pertama dilakukan. Pada Agustus 2017 telah diserahkan 60.000 dollar Singapura dari Aditya Moha yang dilakukan di Manado.

KPK telah menetapkan Aditya Moha dan Sudiwardono sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap ini.

"Setelah pemeriksaan selama 1x24 jam disimpulkan bahwa ada tindak pidana korupsi sehingga menaikkan status ke penanganan perkara," kata Laode.

"KPK menetapkan Aditya selaku pemberi suap dan Sudiwardono selaku penerima suap sebagai tersangka," ujar dia.

Pasal yang disangkakan kepada Aditya sebagai pihak yang diduga pemberi suap adalah Pasal 6 Ayat 1 Huruf a atau Pasal 5 Ayat 1 Huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Sebagai tersangka penerima suap, Sudiwardono disangkakan Pasal 12 Huruf a atau b atau c atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved