Kisah Warga Bitung yang Terpaksa Internetan di Kuburan

Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis

TRIBUNMANADO.CO.ID, BUTUNG - Bagi warga Kelurahan Tendeki, kuburan tua di ujung kampung itu tempat keramat.

Warga sempat berdemo ketika kuburan tersebut disebut masuk area jalan tol. Namun bagi sejumlah anak muda, kuburan tua tersebut adalah tempat berinternetan. Lho kok bisa ?.

"Di sini sinyal sangat kuat hingga beronline mudah, kalau di tengah kampung sinyal begitu lemah, jaringan online sering terputus," kata Calvin Suawa, remaja setempat.

Rabu (20/9/2017), Calvin sedang duduk di atas sebuah kuburan sambil memainkan android di tangannya. Ia berada disana seorang diri. Masih siang namun suasana begitu mencekam.

Hanya terdengar bunyi gemerincing dedaunan, selebihnya sepi.

Sejumlah makam tua berwarna hitam, usang, nampak menakutkan. Angin berembus menerpa kulit, udara dingin, membuat bulu kuduk meremang. Namun semua tak dipedulikan Calvin.

Ia asyik memainkan game online di ponselnya. Tak bergeming.

Sebut Calvin, biasanya tempat itu penuh anak muda yang online.
"Namun kali ini hanya saya sendiri, sebentar lagi mereka datang," ujar dia.

Menurut Calvin, para pemuda kerap online hingga malam.  Mereka memasang penerang senter di sekitar kuburan.
"Kalau malam biasanya  kami berkelompok, tidak terpisah," ujar dia.

Apakah tidak takut bermain di kuburan, apalagi pada malam hari ?. "Takut sih takut, namun keasyikan internetan mengalahkan segalanya," kata Anton pemuda lainnya.

Anton mengatakan, pernah membawa laptopnya ke kuburan. Waktu itu dia hendak mengerjakan tugas sekolah. "Kalau di rumah sinyal begitu lemah," ujar dia.