Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Liputan Khusus TPA Sampah

Warga Wori Sepakat Tolak Pembangunan TPA Sampah di Iloilo

"Lokasi pembangunan TPA merupakan lahan pemerintah, namun sudah ditempati warga. Mereka menolak hadirnya TPA di sana,"

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO
PDF Harian Tribun Manado Edisi 9 September 2017 

Lapoaran Wartawan Tribun Manado Ryo Noor

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sebuah baliho terpampang membentang di jalan masuk pemukiman Iloilo, Desa Wori, Kabupaten Minut, Sulut. Persis di tepi jalan utama Kecamatan Wori, baliho itu menyambut setiap orang yang melintas.

''Maklumat Kami Forum Perjuangan Masyarakat Wori dan warga Masyarakat Desa Wori  Kecamatan Wori, Kabupaten Minut dengan ini menyatakan menolak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah untuk dilaksanakan di wilayah kami.

Kami adalah bagian anak bangsa dan bukan tempat pembuangan sampah. Kami mendukung pembangunan, tapi kami lebih mencintai anak dan cucu kami untuk kehidupan di masa yang akan datang.''

Demikian maklumat bentuk penolakan warga Iloilo itu terpampang menolak pembangunan TPA regional. Tak sekadar baliho biasa, itu nyatanya menyuarakan isi hati warga.

Jamari, baru dua tahun menempati lahan di Iloilo Wori. Pria asal Jawa ini mengaku membeli lahan di Iloilo dari warga sebelumnya.

Lokasi lahan persis di tepi jalan utama melintas Kecamatan Wori. Di tempat tinggalnya itu juga berfungsi sebagai bengkel.

Jika TPA Regional dibangun bagaimana nasibnya nanti, Jamari tak bisa memikirkan lebih jauh."Harga mati menolak," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Manado, kemarin.

Ia belum percaya pengolahan sampah di Indonesia. Namanya sampah bau dan membahayakan. Beda dengan pengolahan sampah di luar negeri seperti Singapura."Belum ada bukti pengolahan sampah di Indonesia," kata dia.

Soal sampah hanya satu masalah. Persoalan lainnya justru status tanah. Ia menyadari lokasi tanah Iloilo merupakan lahan eks HGU.

"Pemerintah pernah berjanji menyelesaikan masalah ini. Ada permintaan puluhan hektare untuk tempat tinggal warga," katanya.

Diana Kahiki, menempati satu rumah sangat sederhana. Lokasi rumahnya di jaga 14, Desa Wori kemungkinan masuk area lahan TPA Regional. Ibu dua anak ini sedang menjemur pakaian di depan rumah ketika ditemui Tribun Manado.

"Kami sudah tinggal 7 tahun di sini (Iloilo). Dulu tinggal menumpang lalu pindah ke sini. Kalau mau dibangun TPA kita sekeluarga bingung pindah dimana," sebutnya.

Abdul Mangantar, warga Iloilo lainnya hanya bisa memelas. "Kasihan kami kalau dibangun tempat sampah. Namanya sampah pasti bau. Kami harus tolak, tidak setuju," kata dia..

Abdul sudah sejak 2001 tinggal di Iloilo. Saat ini rumah sangat sederhana menjadi miliknya dan ditempati 6 orang anggota keluarga.

Jangankan tempat sampah, warga saja sudah sulit menghadapi persoalan bau dari peternakan ayam tak jauh dari pemukiman warga.

Sementara itu, Arie Ngangi, Tokoh masyarakat Wori mempertanyakan rencana pembangunan TPA. Apalagi TPA ini kabarnya akan menampung sampah dari empat daerah.

Dia heran kenapa lahan produktif seperti di Iloilo dipilih menjadi lokasi sampah. Selain itu di lokasi Iloilo itu ada aliran sungai. Saat hujan deras mata air muncul mengalirkam air melintas aliran sungai."Makanya kalau mau ke pemukiman Depsos kan lewat jembatan," kata dia.

Air dari sungai itu mengalir ke sungai Talawaan tempat sumber air minum yamg dikelola PDAM. Selain itu warga masih awam dengan TPA. Mereka membayangkan soal TPA itu seperti TPA Sumompo saat ini.

"Kami belum tahu sampah ini nanti pengolahannya seperti apa. Apa seperti di TPA sumompo saat ini," kata mantan pejabat Pemkab Minut ini.

Saat ini warga sudah berembuk menyuarakan penolakan. Kemungkinan akan digalang gerakan lebih besar mengakibatkan banyak masyarakat.

Sinyo Tucemahana, Ketua BPD Desa Wori mengatakan, reaksi masyarakat Desa Wori menolak keras pembangunan TPA."Kami macam ada beban berat. Di satu sisi bagian dari pemerintah mendukung program pemerintah. Di sisi lain BPD membawa aspirasi masyarakat," kata dia.

Reaksi masyarakat menolak. Lagipula sampai saat ini belum ada sosialisasi di desa."Kalau ada sosialisasi undang pemerintah desa dan masyarakat," kata dia. Masyarakat memang sudah antipati lebih dulu jika menyangkut TPA.

Andai saja TPA yang baru ini dibangun dengan teknologi modern dengan peralatan pengolahan sampah yang canggih hingga tak timbulkan polusi bisa lain cerita reaksi warga."Tapi kalau seperti TPA Sumompo pasti warga menolak," ujarnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved