Mengagumkan, Kepsek Ini Setiap Hari Antar-Jemput Siswanya Sendiri
Untuk menjemput ataupun mengantar para muridnya, Syafrizal harus menempuh jarak hingga 8 kilometer dengan waktu sekitar 1 jam.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pagi-Pagi sekali Syafrizal menarik gerobak dengan sepeda motornya.
Ia keliling dari dusun yang satu ke dusun yang lain untuk menjemput murid-murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Sekar Meranti, Desa Anak Setatah Rangsang Barat, Kepulauan Meranti.
Bagi Syafrizal, menjemput anak muridnya sudah menjadi rutinitas setiap pagi.
Ia juga harus mengantar anak muridnya kembali ke rumah seusai jam sekolah.

Untuk menjemput ataupun mengantar para muridnya, Syafrizal harus menempuh jarak hingga 8 kilometer dengan waktu sekitar 1 jam.
Di Desa Anak Setatah, Kecamatan Rangsang Barat rutinitas Syafrizal sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat setempat.
Padahal Syafrizal adalah kepala sekolah sekaligus ketua yayasan di SLB tersebut.
"Jika tidak dijemput, anak-anak tidak ada yang datang ke sekolah. Saya harus jemput mereka satu per satu agar mereka tetap sekolah," ujar Syafrizal saat ditemui di Desa Anak Setatah, Sabtu (27/8/2017) kemarin.
Syafrizal menuturkan, ia harus menjemput dan mengantar para muridnya karena sebagian orangtua murid tidak bisa melakukannya.
"Orangtua banyak yang tidak sempat mengantar dan menjemput anak-anaknya karena dari pagi hingga sore mereka di ladang dan ada yang menangkap ikan di laut. Sementara anak murid saya menyandang Disabilitas," ujarnya.
Ia juga harus mengantar dan menjemput anak didiknya setiap hari karena tidak ada guru lain yang sanggup melakukannya, sebab 5 guru lainnnya adalah perempuan.
Sementara, untuk melakukan hal itu harus memerlukan tenaga lebih.
"Mengantar dan menjemput murid memerlukan tenaga. Sebab, selain berat jalan yang dilalui gerobak tidak semulus yang ada di perkotaan," ujarnya.
Ia mengaku tidak mengutip uang sepeserpun kepada orangtua murid atas jasanya mengantar dan menjemput para muridnya.
Padahal, setiap hari ia harus merogoh kocek untuk membeli bensin sepeda motornya.
Padahal gajinya sebagai kepala sekolah sekaligus ketua yayasan hanya Rp 97 ribu per bulan.
"Bagi saya, yang terpenting mereka bisa sekolah," ujarnya. (*)
Laporan Reporter Tribun Pekanbaru, Guruh BW
Berita ini sudah pernah dimuat di TRIBUN PEKANBARU dengan judul, Asalkan Muridnya Mau Sekolah, Kepsek Ini Rela Datang Antar Jemput Langsung