Liputan Khusus Pajak Kendaraan
Rela Tambah Biaya Demi Nomor Cantik, Pria Ini tak Merasa Berat Bayar Rp 10 Juta
Tak peduli pajaknya mahal, banyak pemilik kendaraan tetap bermohon ke kepolisian untuk memperoleh pelat nomor cantik.
Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tak peduli pajaknya mahal, banyak pemilik kendaraan tetap bermohon ke kepolisian untuk memperoleh pelat nomor cantik.
MESKI harus merogoh kocek lumayan besar, itu tak menjadi masalah asalnya bisa memperoleh pelat nomor kendaraan cantik dan berbeda dengan lainnya.
Pelat nomor cantik dipilih agar bisa terbaca seperti nama pemiliknya, nama pujaan hati, ataupun kata tertentu yang disenangi.
Iddo Posangi misalnya, dia memilih pelat nomor DB 81 US dan DB 131 US pada dua mobilnya. "Memilih angka itu karena bisa terbaca BIUS. Itu berhubungan dengan profesi saya," ujar dia kepada Tribun Manado, Jumat (4/8) Sore.
Di dunia kedokteran memang banyak istilah yang bisa dijadikan pelat nomor."Huruf bius lebih lebih singkat, cocok dengan pekerjaan. Juga lebih keren," ujarnya.
Untuk harga pelat nomor pilihan itu masing‑masing Rp 10 juta untuk DB 81 US dan Rp 7,5 juta untuk DB 131 US. Ia tidak merasa terbebani dengan biaya tersebut.
"Tidak ada masalah, itu kan berlaku untuk lima tahun. Jadi yang Rp 10 juta, setiap tahun saya bayar Rp 2 juta. Itu harga yang wajar,'' ujarnya.
Dokter Anestesi ini mengaku sudah lima tahun menggunakan pelat nomor cantik.
"Awal menggunakan pelat nomor cantik itu pada tahun 2012. Saat itu pelat nomor satu angka. Ketika itu harganya masih murah. Selama 4 tahun pelat nomor itu saya pakai. Kemudian untuk BIUS baru dua tahun ini," ujar dia.
Selama menggunakan pelat nomor cantik ini, Iddo mengaku tidak pernah kesulitan.
"Dengan pelat nomor cantik, banyak yang sudah langsung mengenal saya ketika melihat pelat nomor itu," ujar dia.
Selama ini, kata Iddo, dia belum menemui hal negatif ketika menggunakan pelat nomor tersebut.
"Untuk hal negatif selama ini belum ada. Cuma yang ditakutkan nanti ketika ada kesalahan di jalan, pelat nomor mudah diketahui. Jadi saya selalu berpikir agar selalu berkendara dengan baik. Taat aturan," ujar dia.
Meski sudah membayar jutaan rupiah untuk mengurus pelat nomor secara resmi, dia tidak keberatan dengan adanya pelat nomor yang tidak resmi yang ditawarkan di jalanan.
"Menurut saya itu tidak masalah. Ada pada keadaan tertentu bisa membantu. Misalnya pelat nomor hilang jadi bisa menggunakan pelat nomor tersebut untuk sementara," ujar dia.