Liputan Khusus Danau Tondano
JWS Janji Bersihkan Eceng Gondok di Danau Tondano
''Kita tak bisa masuk lebih jauh di danau karena akan menyalahi aturan. Kita ambil bagian yang prinsip saja seperti pembersihan eceng gondok,''
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Pelestarian Danau Tondano ternyata tak sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemkab Minahasa. Pasalnya, Danau Tondano merupakan satu dari 15 danau di Indonesia yang dilindungi pemerintah pusat.
''Kita tak bisa masuk lebih jauh di danau karena akan menyalahi aturan. Kita ambil bagian yang prinsip saja seperti pembersihan eceng gondok,'' ujar Bupati Minahasa, Jantje Wowiling Sajow (JWS) kepada Tribun Manado, kemarin.
Pemkab Minahasa memiliki tiga eskavator dan rencananya pada APBD Perubahan Provinsi akan memberikan alat dari Jepang untuk membersihkan eceng gondok. Harga alat ini mencapai Rp 9 miliar.
"Tadinya kita akan beli tapi provinsi bilang sudah menjadi urusan provinsi, meski begitu masalah danau itu tetap masyarakat menuntut itu urusan bupati," ujar Sajow.
Dia juga memastikan, Pemkab Minahasa akan melaksanakan beberapa perubahan di danau. Misalnya, melakukan penataan kembali.
"Kita akan buat Perda pengelolaan danau. Jadi kalau sudah ada Perda itu semua akan ditata ulang dan masyarakat harus siap, namun sementara belum," ujarnya.
Saat ini Pemkab Minahasa hanya akan fokus pada pembersihan eceng gondok."Kita bersihkan dulu baru kita akan tata kembali," ujarnya.
Denny Kalangi, Ketua Komisi II DPRD Minahasa menjelaskan, Danau Tondano merupakan tanggungjawab bersama pemerintah dan masyarakat khususnya pemilik usaha di seputaran Danau Tondano.
"Pemilik usaha jangan hanya tahu membuat usaha tapi harus mampu bertanggungjawab. Minimal bersihkan eceng gondok yang ada di sekitar tempat usaha mereka,'' ujarnya.
Danau Tondano tidak hanya menjadi ikon Sulawesi Utara khususnya Minahasa tapi juga menjadi nadi perekonomian masyarakat.
"Banyak sekali fungsinya mulai dari sumber air minum PDAM, pembangkit listrik, juga sebagai sumber pencarian nelayan dan pemilik tempat makan, juga lokasi wisata," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah tidak akan bisa menyelesaikan masalah eceng gondok jika hanya bekerja sendirian.
"Kalau pemerintah kerja sendiri eceng gondok tidak akan habis, sebab penyebarannya cepat. Setiap tahun pasti ada anggaran untuk pembersihan danau Tondano," ujarnya.
Kepala Bappeda Sulut, Ricky Toemandok membenarkan, pihaknya akan mengajukan permohonan pengadaan kapal pembasmi eceng gondok di Danau Tondano. Permohonan bantuan akan diajukan untuk memperoleh bantuan kapal dari Jepang.
"Kita siapkan proposal, mudah-mudahan bisa masuk program JICA," kata Toemanduk, Kamis (27/7).