Mariono Sesalkan Danau Tondano Kotor
Masa depan danau Tondano tak hanya terletak pada pemerintah namun juga terletak pada warga yang menjalankan usaha
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO. CO. ID, TONDANO- Masa depan danau Tondano tak hanya terletak pada pemerintah namun juga terletak pada warga yang menjalankan usaha dengan objek danau Tondano.
Berdasarkan data dari dinas Dinas Kelautan dan Perikanan jumlah karamba di seluruh titik danau Tondano ada sekitar 6 ribu."Tersebar semuanya, namun kami masih akan melakukan pendataan lagi, soalnya ada yang masih aktif namun ada yang sudah tak difungsikan lagi," jelas Mario Panelewen Kabid Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Minahasa.
Sementara berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Minahasa, di seputaran danau Tondano ada delapan penginapan dan 20 rumah makan yang tersedia.
"Kalau kami jelas terus mempromosikan danau Tondano, dan beberapa kegiatan akan kami selenggarakan kedepan di sekitar danau Tondano yaitu festival danau Tondano," jelas Agustivo Tumundo kepala Disbudpar Minahasa.
Dukungan untuk menunjang pariwisata pun dilakukan oleh beberapa pemilik rumah makan di pinggir danau Tondano dengan membersihkan eceng gondok.
"Kami rutin membersihkan eceng gondok, biasa tiap akhir pekan atau saat ada waktu luang, soalnya kalau angin tiup kemari pasti banyak eceng gondok," ujar Silvia Kandou pelaksana Restoran Tumou Tou Satu.
Selain itu area seputaran rumah makan tetap dijaga kebersihannya."Soalnya kalau lingkungan bersih kan berarti sehat, dan tamu senang datang kalau bersih, sebab biasa datang tamu dari mancanegara dan tamu dalam negeri juga," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk sampah setiap hari rutin dibawa ke tempat sampah."Kalau limbah kami tidak buang di danau tapi ada tempat pengolahannya dan buat resapan," jelas dia.
Ia berharap agar danau Tondano tetap terpelihara dan mereka bisa bekerja setiap hari."Kita sebagai masyarakat juga harus menjaga kelestarian danau Tondano, karena kita mengandalkan danau Tondano sebagai sumber pencaharian, memelihara ikan atau mengambil ikan dari nelayan untuk dijual," jelasnya.
Namun sebagai warga yang baik, mereka tetap rutin membayar pajak dan memperpanjang izin usaha mereka, sehingga sudah seharusnya juga pemerintah bersama mereka melakukan pelestarian danau Tondano.
Hal yang sama juga dilakukan oleh pengelola rumah makan Danau Tondano."Kalau kami lakukan bersih-bersih di pinggir jalan, dan kadang juga mengangkat eceng gondok," jelas Niken pelaksana usaha RM Danau Tondano.
Ia berharap agar danau Tondano bisa bersih dari eceng gondok yang dapat mengganggu pemandangan danau Tondano."Jadi tanggungjawab bersama baik masyarakat dan pemerintah, kalau kita lakukan bersama pasti bersih," jelas dia.
Namun dukungan yang diberikan saat ini adalah tidak membuang sampah ke danau dan tetap menyumbang PAD."Kalau sampah kita rutin buang ke tempat sampah setiap hari pakai mobil," kata dia.
Danau Tondano yang masih terlihat Kumal dan dipenuhi eceng gondok dan botol plastik atau sampah lain sangat disesalkan oleh pengunjung danau.
"Saya baru pertama kemari, namun saya lihat banyak eceng gondok dan sampah, sangat disayangkan danau seindah ini tapi kotor," jelas Mariono warga Pineleng yang kebetulan sedang makan. (Amg)
