Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Turis Waswas Lewat Jalan Amblas ke Batu Putih

Pemandangan di depan SMK Negeri 5 Aertembaga, Kota Bitung masih sama dengan beberapa bulan lalu.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUN MANADO/FRANSISKA NOEL
Cagar Alam Tangkoko yang berada dalam kawasan Taman Nasional Wisata Alam Batu Putih, Bitung Sulawesi Utara memang sejak dulu selalu menjadi salah satu tujuan destinasi wisata unggulan wisatawan lokal maupun mancanegara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Pemandangan di depan SMK Negeri 5 Aertembaga, Kota Bitung masih sama dengan beberapa bulan lalu.

Pagar sekolah beserta trotoar depan pagar tersebut roboh. Kerusakan itu akibat dihantam banjir bandang pertengahan Februari 2016.

Beberapa titik trotoar roboh juga nampak di sepanjang jalan Aertembaga Kasawari.
Titik parah berada hanya beberapa puluh meter dari sekolah tersebut. Trotoar hancur berkeping-keping, puingnya menimbun saluran air.

Lima bulan pasca bencana, belum ada tanda-tanda kerusakan tersebut akan diperbaiki.
Padahal, anggaran bencana dari pusat langsung turun pasca bencana.
Di jalan Kelurahan Batu Putih, keadaan lebih parah. Jalan yang amblas setengah belum juga diperbaiki.
Hal rupanya membuat kesal pemilik lahan yang lahannya di samping jalan itu dijadikan jalan alternatif.
Tepat pada Hari Lahir Pancasila 1 Juni, mereka memutuskan menutup jalan itu. Nampak bambu dipasang melingkari lahan.

Pada sebuah pohon kelapa dipasang papan bertuliskan lahan ditutup pemilik.
Seorang pemilik yang enggan disebut namanya membeber, penutupan dilakukan karena pihak pemerintah belum juga memperbaiki jalan itu.
"Kami kesal karena sebelumnya sudah sepakat pemerintah akan perbaiki namun hingga kini belum ada perbaikan," kata dia.

Menurut dia, keluarga keberatan karena mobil yang lewat mengganggu tanaman mereka di lahan tersebut.
Penutupan jalan tersebut membuat akses jalan menuju ke objek taman wisata alam Tangkoko terganggu.
Kendaraan kini harus melewati jalan selebar tak lebih 4 meter. Jalan itu pun terancam amblas karena bagian bawahnya sudah tidak kokoh.
Sejumlah turis yang ditemui Tribun Manado mengaku waswas lewat jalan itu.
"Wah, memang sedikit takut," kata seorang turis pria asal Jerman lewat seorang penerjemah.

Namun sang turis memang seorang petualang sejati.
Keinginan untuk bertualang di alam Tangkoko yang penuh dengan Yaki dan Tarsius membuatnya nekat melanjutkan perjalanan.

"Keinginan melihat alam tangkoko lebih besar," beber dia.
Uto, seorang warga Batu Putih berharap ada penyelesaian masalah jalan amblas tersebut.
Dia takut turis bakal ketakutan hingga tak mau lagi datang ke Tangkoko.

"Jangan sampai mereka batal datang kr mari," kata dia. Ivon, tour guide mengatakan, pihaknya menyiapkan kendaraan jika sekiranya para mobil para turis tidak bisa masuk.
Dia juga memberi keyakinan pada turis bahwa tak ada bahaya. "Syukur turis yang datang tidak takut, mereka enjoy saja," kata dia.

Sanny Kakauhe, pengamat pariwisata, meminta pemerintah cepat melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana.
Khusus Batu Putih dan jalan Aertembaga menuju Kasawari, kata dia, harus mendapat perhatian khusus karena adalah jalan pariwisata.

"Harus secepatnya jangan ada turis yang takut atau celaka," kata dia.
Kadis PU Kota Bitung, Rudy Theno mengatakan, pembuatan jalan tetap berlangsung. Diakuinya ada kendala kekurangan material. "Namun tetap jalan," kata dia.
Camat Ranowulu, Diana Sambiran mengaku, terus melakukan komunikasi dengan pemilik lahan di Batu Putih. *

STORY HIGHLIGHTS
* Beberapa titik trotoar roboh juga nampak di sepanjang jalan Aertembaga Kasawari
* Di jalan Kelurahan Batu Putih, keadaan lebih parah. Jalan yang amblas setengah belum juga diperbaiki.
* Pemilik lahan yang lahannya di samping jalan itu dijadikan jalan alternatif menjadi kesal. Mereka memutuskan menutup jalan itu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved