Korban Penyekapan Pergi Berlibur, Polisi Kesulitan Minta Keterangan
Witra adalah korban penyekapan di dalam toliet kantor Koperasi Serba Usaha Mulia Sejahtera Bersama, Kamis (18/5) pekan lalu.
Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
Edi pun meminta kepada semua orang yang berada di lokasi kejadian untuk tak menyentuh apa pun sebelum polisi datang.
Jian Ramadan (23), karyawan yang tugasnya di lapangan dan sudah empat tahun bekerja, mengaku kaget saat melihat rekannya terikat lakban di dalam toilet.
"Kami semua kaget. Tidak berlama-lama kami langsung memindahkan korban ke luar toilet. Saat diangkat korban berteriak dan sempat mengamuk. Mungkin takut," ujar dia.
Sebelumnya Jian sempat bingung. Tas milik rekannya Witra (korban) ada di atas meja. Sedangkan Witra tidak ada.
"Saya sedang duduk waktu itu. Tidak ada yang mencurigakan semua barang lengkap dan tidak ada yang terbongkar.
"Kami kemudian mendengar ada suara aneh dari toilet. Kami langsung mengecek ternyata ada Witra dengan keadaan terikat lakban," ujar Jian.
Lakban terikat dari mulut melingkar di badan, ke tangan, hingga kaki. Lingkaran lakban masih tersambung hingga di bagian kaki.
"Tidak banyak yang ia katakan. Kata dia (korban) bahwa pelaku pakai sarung tangan. Kata dia juga ia disuntik oleh pelaku. Hanya itu," ujar Jian.
Korban disekap dalam toilet selama sekitar dua jam. Penjaga mrmbuka kantor itu pukul 08.00 wita dan korban ditemukan pada 10.30 wita.
Marseto Damopolii, suami korban, saat ditemui di rumah sakit mengatakan, istrinya pada pagi hari pukul 08.00 Wita, ia mengantar istrinya Witra ke tempat kerja. Setelah itu ia kemudian pulang ke rumah.
"Saya baru saja berbaring tiba-tiba ada telepon bahwa istri saya terikat dalam toilet. Selama ini setahu saya, dia (korban) tidak pernah ada masalah dengan siapapun," ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Bolmong AKP Hanny Lukas mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus ini. Ia bersama tim sudah mengecek TKP. Di bagian luar kantor ada CCTV, namun setelah dicek rekamannya telah hilang.
HANDHIKA DAWANGI