GP Ansor Minahasa Gelar Dialog Kebangsaan
Meneguhkan semangat kebangsaan dan pluralisme di Tanah Minahasa menjadi tema dialog kebangsaan yang digelar oleh GP Ansor Minahasa
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO- Meneguhkan semangat kebangsaan dan pluralisme di Tanah Minahasa menjadi tema dialog kebangsaan yang digelar oleh GP Ansor Minahasa yang dirangkaikan dengan Konferensi Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor se-Tondano Raya, di Aula Asrama Kamasan Papua Tataran Patar Tondano, (14/5) 2017.
Dialog tersebut nampak menghadirkan Ivan Sarundajang Wakil Bupati Minahasa, AKBP Syamsubair Kapolres Minahasa, Ketua KNPI Minahasa Theo Umbas, Denni Pinontoan Akademisi dan Budayawan Minahasa, serta Irfan Basri Pengurus Pusat Lesbumi NU.
Nampak juga dihadiri oleh puluhan organisasi kepemudaan (OKP), baik cipayung maupun paguyuban yang ada di tanah Minahasa. Hadir juga Sekretaris KNPI Minahasa, Edwin Pratasik dan sejumlah pengurus lainnya.
Konfrensi tersebut dibuka oleh wakil Bupati Minahasa yang mengapresiasi pemuda Ansor atas pelaksanaan kegiatan konferensi PAC GP Ansor kecamatan se-Tondano Raya dan Dialog kebagsaan.
Ia menjelaskan tentang pentingnya saling menghargai dan menghormati. "Tidak boleh ada istilah mayoritas dan minoritas, semua penganut agama harus setara di mata negara, apalagi bagi kita yang berada di tanah Sulawesi Utara yg mempunyai slogan Torang Samua Basudara", jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa Pancasila dan NKRI adalah hasil pemikiran dan warisan para pendiri bangsa yang harus kita jaga bersama, dan saya pastikan kalau saya akan berada di barisan terdepan dengan GP Ansor untuk mempertahankannya" ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Minahasa dalam dialog menjelaskan pentingnya menjaga keamanan, ketertiban serta memperkuat ketegasan hukum sehingga bisa menciptakan keharmonisan dalam bermasyarakat.
Sedanhkan Denni Pinontoan menjelaskan soal pentingnya menjaga keberagaman di Minahasa, karena Minahasa itu tidak hanya satu agama, tetapi semua agama ada di Minahasa." Minahasa itu seperti Indonesia Kecil," ujarnya.
Sementara itu, Irfan Basri mempertegas soal pentingnya menjaga persaudaraan Nusantara yang sudah ada sejak lama, sebelum ada agama-agama yang diakui oleh negara.
"Problem di bangsa ini bukan soal siapa yg benar dan salah, tetapi soal ekonomi politik," ujarnya. (Amg)