Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado TV

(VIDEO) Pastor Yonas Membasuh Kaki 12 Orang KBK, Umat Katolik Merayakan Kamis Putih

Pastor Yonas Atjas, membasuh kaki 12 orang Kaum Bapak Katolik (KBK) Stasi Santo Fransiskus Xaverius, Maumbi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie

Laporan Wartawan Tribun Manado, David Manewus

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pastor Yonas Atjas, membasuh kaki 12 orang Kaum Bapak Katolik (KBK) Stasi Santo Fransiskus Xaverius, Maumbi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (13/4/2017).

Ia berlutut, membasuh kaki dan menyeka kaki mereka dengan sebuah kain.

Pembasuhan kaki yang dilakukan sebagian besar populasi kekristenan itu selalu dilakukan dalam Hari Kamis Putih.

Hari Kamis Putih merupakan hari pertama dari Tri Hari Suci selain Jumat Agung dan Paskah untuk perjamuan malam terakhir.

Dalam renungannya, ia mengatakan Paus Benediktus mengatakan tri hari suci merupakan tiga hari yang mengubah nasib dunia.

Mulai dari perjamuan, permusuhan diganti cinta kasih dan dirubah sekat-sekat kebencian sampai penyaliban, dan kebangkitan Tuhan.

"Dalam kejadian 3 manusia sudah jatuh dalam dosa.

"Tidak ada ada harapan lagi dan mesti dibayar dengan darah," katanya.

Manusia Yahudi lalu mengorbankan anak domba dan lembu.

Di dalam darah, katanya, ada hidup dan nyawa untuk membayar hutang dosa.

"Mereka lalu dibuang ke Mesir dan mengalami penderitaan perbudakan.

"Tuhan tidak sampai hati melihat buah hatinya diperbudak dan diolok-olok," katanya.

Karena itu katanya, Ia mengutus Musa untuk menjadi alatnya.

Itu sulit karena Firaun tidak mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir.

"Lalu ada tulah-tulah tapi Firuan belum jera sampai kematian anak sulung baik manusia maupun hewan.

"Pada malam itu terdengar tangisan, kegelisahan, dan ketakutan di Mesir," ujarnya.

Dengan itu, lanjutnya, Tuhan menghantar umatnya keluar dari tanah Mesir.

Umat makan Paskah dan menaruh di jenang pintu dengan darah anak domba.

"Kematian tidak menghinggapi, Malaikat maut tidak singgah.

"Begitu pula dosa kita mati karena Tuhan membebaskan dosa kita dengan penyaliban, dan kita hidup baru menjadi ciptaan baru," katanya.

Ia mengatakan, Yohanes telah mengatakan Yesus telah turun dari surga dan memberikan kita misteri Paskah.

Semua harus percaya dan jangan ragu.

"Lex Orandi (berdoa), Lex Credendi (percaya), Lex Vivendi (hidupi).

"Paskah membuat kematian tidak menghampiri kita, ada hidup baru, hidup cinta kasih kekal," ujarnya.

Tema utama perayaan itu, katanya, cinta kasih.

Cinta kasih dirayakan dalam ekaristi.

"Perbuatlah kenangan yang diperintahkan Yesus dilakukan Gereja pada malam hari ini.

"Pembasuhan kaki juga merupakan perintah Yesus bukan hanya dalam perayaan ekaristi tapi dalam 'hidup harian'," ujarnya.

Dalam sebuah acara, katanya, para orang tua diminta keinginan mereka untuk makan bersama dengan artis.

Ternyata, anak-anak di studio lain ingin makan bersama mereka.

"Iklan dan tawaran dunia juga mencinderai.

"Suami, istri dan anak-anak menjadi saling membenci padahal guru cinta kasih ialah Yesus Kristus," ujarnya.

Malam ini, katanya, malam cinta kasih menurut 13:1-13.

Itu katanya pesta cinta kasih.

"Roti yang dipecah-pecahkan menjadi roti hidup seperti dalam Yohanes 6.

"Itu memberikan jiwa baru," katanya.

Di akhir misa ada perarakan sakramen Mahakudus.

Umat mendapatkan berkat.

Sakramen itu diletakkan di tengah altar.

Umat bergantian berdoa di depan sakramen.

Umat yang hadir umumnya berpakaian putih.

Misa berlangsung sangat kusyuk.

Simak selengkapnya dalam tayangan video di atas.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved